Home Jendela Alkitab Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 10 November 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 10 November 2019

09 Mei 2021, Bacaan Injil 09 Mei 2021, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, bacaan Pertama 09 Mei 2021, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan 09 Mei 2021, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik 09 Mei 2021, Renungan Katolik Harian, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Eksegetis, Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat, Minggu Kerahiman Ilahi, Pesta Paskah, Minggu Paskah VI
Ilustrasi

Bacaan Pertama 2Mak 7:1-2.9-14

Pada masa pemerintahan Raja Antiokhus Epifanes ada tujuh orang bersaudara serta ibu mereka ditangkap.
Dengan siksaan cambuk dan rotan mereka dipaksa oleh sang raja untuk makan daging babi yang haram.
Maka seorang dari antara mereka, yakni yang menjadi juru bicara, berkata begini, “Apakah yang hendak baginda tanyakan kepada kami, dan apakah yang hendak baginda ketahui? Kami lebih senang mati dari pada melanggar hukum nenek moyang!” Ketika anak yang kedua hampir putus nyawanya, berkatalah ia,
“Memang benar, Bangsat, engkau dapat menghapus kami dari hidup di dunia ini, tetapi Raja alam semesta akan membangkitkan kami untuk kehidupan kekal, oleh karena kami mati demi hukum-hukum-Nya!” Sesudah itu anak yang ketiga disengsarakan. Ketika diminta, segera dikeluarkannya lidahnya, dan dengan berani dikedangkannya tangannya juga. Dengan berani ia berkata, “Dari surga aku telah menerima anggota-anggota ini! Demi hukum-hukum Tuhan kupandang semuanya itu bukan apa-apa! Aku berharap akan mendapat kembali semua ini dari pada-Nya!” Sampai-sampai sang raja sendiri serta pengiringnya tercengang-cengang atas semangat pemuda itu
yang memandang kesengsaraannya bukan apa-apa. Sesudah yang ketiga berpulang, maka yang keempat disiksa dan dipuntungkan secara demikian pula. Ketika sudah dekat pada akhir hidupnya, berkatalah ia, “Sungguh baiklah berpulang oleh tangan manusia, dengan harapan yang dianugerahkan Allah sendiri, bahwa kami akan dibangkitkan kembali oleh-Nya. Tetapi bagi baginda tidak ada kebangkitan untuk kehidupan!”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 17:1.5-6.8b.15 R:15b

Pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan wajah-Mu, ya Tuhan.

  • Dengarkanlah, Tuhan, pengaduan yang jujur, perhatikanlah seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
  • Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
  • Sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.

Bacaan Kedua 2Tes 2:16-3:5

Saudara-saudara, dalam kasih karunia-Nya Tuhan kita Yesus Kristus, dan Allah, Bapa kita,
telah mengasihi kita dan telah menganugerahkan penghiburan abadi serta pengharapan
yang baik kepada kita. Semoga Ia menghibur dan menguatkan hatimu dalam segala karya dan tutur kata yang baik. Selanjutnya, saudara-saudaraku, berdoalah untuk kami, supaya firman Tuhan beroleh kemajuan dan dimuliakan, sama seperti yang telah terjadi di antara kamu; juga supaya kami terlepas dari para pengacau
dan dari orang-orang jahat, sebab tidak semua orang beroleh iman. Tetapi Tuhan adalah setia. Ia akan menguatkan hatimu dan akan memelihara kamu terhadap yang jahat. Dan kami percaya dalam Tuhan,
bahwa apa yang kami pesankan kepadamu, telah kamu lakukan dan akan selalu kamu lakukan.Kiranya Tuhan tetap mengarahkan hatimu kepada kasih Allah dan kepada ketabahan Kristus.

Bait Pengantar Injil Why 1:5a.6b

Yesus Kristus adalah yang pertama bangkit dari antara orang mati; bagi Dialah kemuliaan dan kuasa sampai selama-lamanya.

Bacaan Injil Luk 20:27-38

Sekali peristiwa datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki yang tidak mengakui adanya kebangkitan.
Mereka bertanya kepada Yesus, “Guru, Musa menuliskan untuk kita perintah ini: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati meninggalkan isterinya, tetapi tidak meninggalkan anak, maka saudaranya harus kawin dengan wanita itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang wanita lalu mati tanpa meninggalkan anak.Lalu wanita itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga, dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu. Mereka semuanya mati tanpa meninggalkan anak. Akhirnya wanita itu pun mati. Bagaimana sekarang dengan wanita itu? Siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia.”Jawab Yesus kepada mereka, “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi orang yang dianggap layak mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi. Mereka sama seperti malaikat-malaikat, dan menjadi anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Semua orang memang akan mati, tapi tidak semua orang siap untuk menghadapi kematian itu karena berbagai alasan, seperti masih banyak dosa, masih mempunyai tanggung jawab atau masih ingin menikmati nikmatnya hidup di dunia ini. Namun, Firman Tuhan pada hari ini mengingatkan kita bahwa Allah yang kita imani adalah Allah untuk orang hidup, baik untuk kehidupan kita di dunia sekarang ini, maupun kehidupan kita setelah kematian. Kematian hanyalah jembatan yang menghubungkan antara kehidupan kita yang fana dengan kehidupan kekal yang telah dijanjikan oleh Allah.

Pada hari ini, kita kembali disadarkan bahwa hidup ini sungguh berharga karena Allah sendiri yang mencipta dan menjaganya. Kita yang mendapat anugerah hidup secara cuma-Cuma ini, hendaknya terus membela dan merawat kehidupan dengan baik. kita menolak dan tidak melakukan berbagai bentuk perendahan martabat hidup, seperti aborsi, hukuman mati, penyiksaan fisik, merusak diri dengan minum-minuman keras dan obat-obat terlarang, dan mencemari hidup kita dengan berbagai dosa. Hidup kita bukan miliki kita, tetapi milik Tuhan, maka sudah sepantasnya kita mengisi hidup ini secar bertanggung jawab.

Allah yang mahasetia, semoga aku selalu dapat bersyukur dengan anugerah hidup yang boleh aku terima dan mampukan aku untuk dapat mengisinya secara bertanggung jawab. Amin.

 Sumber: Ziarah Rohani 2019, Obor Indonesia

Inspirasimu : Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik Sabtu, 09 November 2019