Home Jendela Alkitab Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 10 Oktober 2021

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 10 Oktober 2021

02 Oktober 2022, Bacaan Injil 01 Oktober 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 02 Oktober 2022, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 02 Oktober 2022, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi

Bacaan Pertama: Keb 7:7-11

Aku berdoa, dan akupun diberi pengertian, aku bermohon, dan roh kebijaksanaan pun datang kepadaku. Dialah yang lebih kuutamakan daripada tongkat kerajaan dan takhta; dibandingkan dengannya, kekayaan kuanggap bukan apa-apa. Permata yang tak terhingga nilainya tidak kusamakan dengan dia, sebab segala emas di bumi hanya pasir saja di hadapannya, dan perak dianggap lumpur belaka di sampingnya.

Kebijaksanaan kukasihi lebih daripada kesehatan dan keelokan rupa, dan aku lebih suka memiliki dia daripada cahaya, sebab kemilaunya tidak kunjung henti. Namun demikian besertanya datang pula kepadaku segala harta milik, dan kekayaan tak tepermanai ada di tangannya.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 90:12-13.14-15.16-17 R:14

Kenyangkanlah kami dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai.semasa hari-hari kami.

  • Ajarlah kami menghitung hari-hari kami hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan — berapa lama lagi? — dan sayangilah hamba-hamba-Mu!
  • Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat.Buatlah sukacita kami seimbang dengan dukacita di masa lalu, seimbang dengan tahun-tahun kami mengalami celaka.
  • Biarlah hamba-hamba-Mu menyaksikan perbuatan-Mu, biarlah anak cucu mereka menyaksikan semarak-Mu. Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!

Bacaan Kedua: Ibr 4:12-13

Saudara-saudara, firman Allah itu hidup dan kuat, lebih tajam daripada pedang bermata dua mana pun! Firman itu menusuk amat dalam sampai memisahkan jiwa dan roh, sendi-sendi dan sumsum;! Firman itu sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita. Tidak ada suatu makhluk pun yang tersembunyi di hadapan-Nya, sebab segala sesuatu telanjang dan terbuka di depan mata Dia, yang kepada-Nya kita harus memberikan pertanggung-jawaban.

Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil: Mat 5:3

Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya Kerajaan Surga.

Bacaan Injil: Mrk 10:17-30

Pada suatu hari Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya. Maka datanglah seorang berlari-lari mendapatkan Dia dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia bertanya, “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?”

Jawab Yesus kepadanya, “Mengapa kaukatakan Aku baik? Tak seorang pun yang baik selain Allah! Engkau tentu mengetahui segala perintah Allah: Jangan membunuh, jangan berzinah, jangan mencuri, jangan mengucapkan saksi dusta dan jangan mengurangi hak orang, hormatilah ayah dan ibumu!” Kata orang itu kepada Yesus, “Guru, semuanya itu telah kuturuti sejak masa mudaku.”

Tetapi Yesus memandang dia dan menaruh kasih kepadanya, lalu berkata kepadanya, “Hanya satu lagi kekuranganmu: Pergilah, juallah apa yang kaumiliki, dan berikanlah itu kepada orang-orang miskin. Maka engkau akan beroleh harta di surga. Kemudian datanglah ke mari dan ikutlah Aku.” Mendengar perkataan Yesus, orang itu menjadi kecewa, lalu pergi dengan sedih, sebab banyak hartanya.

Lalu Yesus memandang murid-murid di sekeliling-Nya dan berkata kepada mereka, “Alangkah sukarnya orang yang beruang masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Murid-murid tercengang mendengar perkataan-Nya itu. Tetapi Yesus menyambung lagi, “Anak-anak-Ku, alangkah sukarnya masuk ke dalam Kerajaan Allah! Lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum daripada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah.” Para murid semakin gempar dan berkata seorang kepada yang lain, “Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?”
Yesus memandang mereka dan berkata, “Bagi manusia hal itu tidak mungkin, tetapi bukan demikian bagi Allah.
Sebab bagi Allah segala sesuatu adalah mungkin.”

Lalu berkatalah Petrus kepada Yesus, “Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikuti Engkau!”
Maka Yesus menjawab, “Sungguh, Aku berkata kepadamu, barangsiapa, karena Aku dan karena Injil, meninggalkan rumah, saudara-saudari, ibu atau bapa, anak-anak atau ladangnya, pada masa ini juga ia akan menerima kembali seratus kali lipat: rumah, saudara laki-laki, saudara perempuan, ibu, anak-anak dan ladang,
sekalipun disertai berbagai penganiayaan; dan di masa datang ia akan menerima hidup yang kekal.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Pada hari ini, kita mendengar pernyataan yang kontroversial: “Alangkah sukarnya orang kaya masuk dalam Kerajaan Surga, lebih mudah seekor unta melewati lubang jarum.” Kalimat ini seakan-akan meledek orang kaya: “Sama Onta aja kalah suci!” Tetapi, apakah memang demikian maksud Yesus? Yesus tampaknya ingin memberikan suatu perumpamaan bahwa ternyata untuk mengikuti dia, kita harus berani melepaskan segala keterikatan. Semakin banyak harta kita, maka di situlah kita semakin terikat pada dunia ini. Di mana hartamu berada, di situ hatimu berada.

Harta bisa menjadi penghalang bagi kita untuk mengikuti Tuhan. Harta bisa menjadi penghalang kita untuk masuk surga kalau harta itu digunakan untuk menikmati dunia ini dan bukan mencari harta surgawi. Tetapi, harta bisa juga kita pakai untuk mulai membangun rumah kita di surga. “Berikanlah hartamu kepada orang miskin!”  Di balik setiap harta yang kita punya, pasti ada jatah orang miskin dan orang yang berkekurangan. Maka, kalau kita dikaruniai rezeki yang cukup oleh Tuhan, sikap batin yang paling tepat adalah kita tidak boleh terikat. Jangan sampai bersikap seakan-akan harta itu akan kita bawa mati. Kita mati tidak membawa apa pun.

Tuhan Yesus, semoga kami menggunakan harta yang Engkau titipkan dengan bijaksana. Amin.

Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2021, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2021, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu Biasa XXVII