Beranda Jendela Alkitab Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 18 Agustus 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 18 Agustus 2019

15 Agustus, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga, Santo Maximilianus Maria Kolbe, Santo Pontianus dan Santo Hippolitus, Santo Porkarius dan kawan-kawan, Santa Klara dari Asisi, Santo Santa, Teladan Kita, Bunda Maria, Rosario, Katekese, Para Kudus, Katolik, Minggu Biasa XIX, Minggu Biasa XX, Gereja Katolik Indonesia, Katolik, Katekese, Umat Katolik, Lawan Covid 19

Bacaan Pertama Why 11:19a;12:13-6a.10ab

Aku, Yohanes, melihat Bait Suci Allah yang di surga, dan kelihatanlah tabut perjanjian-Nya di dalam Bait Suci itu. Lalu tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya, dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya. Ia sedang mengandung. Dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan, ia berteriak kesakitan. Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit: Seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota. Ekornya menyapu sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkannya. Dan perempuan itu melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi. Tetapi tiba-tiba Anak itu direngut dan dibawa lari kepada Allah dan ke hadapan takhta-Nya. Lalu perempuan itu lari ke padang gurun, di mana Allah telah menyediakan suatu tempat baginya. Kemudian aku mendengar suara yang nyaring di surga, “Sekarang telah tiba  keselamatan, kuasa  dan pemerintahan Allah kita! Sekarang telah tiba kekuasaan Dia yang diurapi Allah! Sebab para pendakwa yang siang malam mendakwa saudara-saudara kita di hadapan Allah, telah dilemparkan ke bawah!”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 45:10bc-12ab.16;R:10d

Di sebelah kananmu berdiri permaisuri berpakaian emas dari Ofir.

  • Dengarlah, hai puteri, lihatlah, dan sendengkanlah telingamu, lupakanlah bangsamu dan seisi rumah ayahmu! Biarlah raja menjadi bergairah karena keelokanmu, sebab dialah tuanmu! Sujudlah kepadanya!
  • Dengan sukacita dan sorak-sorai mereka dibawa, mereka masuk ke dalam istana raja.

Bacaan Kedua 1Kor 15:20-26

Saudara-saudara, Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia. Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya: Kristus sebagai buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya. Kemudian tibalah kesudahannya, yaitu bilamana Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa, sesudah Ia membinasakan segala pemerintahan, kekuasaan dan kekuatan. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya. Musuh yang terakhir, yang Ia binasakan ialah maut.

Demikianlah sabda Tuhan.

Bacaan Injil Luk 1:39-56

Beberapa waktu sesudah kedatangan malaikat Gariel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. Ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya, dan Elisabet pun penuh dengan Roh Kudus, lalu berseru dengan suara nyaring, “Diberkatilah engkau di antara semua wanita, dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. Sungguh, berbahagialah dia yang telah percaya, sebab firman Tuhan yang dikatakan kepadanya akan terlaksana.” Lalu kata Maria, “Jiwaku memuliakan Tuhan, dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku, sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku, dan nama-Nya adalah kudus. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya, dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya, dan meninggikan orang-orang yang rendah; Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; Ia menolong Israel, hamba Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya.” Kira-kira tiga bulan lamanya Maria tinggal bersama dengan Elisabet, lalu pulang ke rumahnya.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Ada banyak orang bernama Maria. Nama Maria memang menjadi magnet yang terasa indah didengar. Namun terutama bukan sekadar keindahan nama yang mendorong orang untuk memilih dan mengambil nama Maria melainkan karena kekaguman, penghormatan, dan devosi mendalam terhadap Bunda Maria. Tidak heran banyak orang memilih nama ini. Menghormati, mencintai, dan memilih nama Maria lahir dari gambaran dan keteladanan Bunda Maria. Maria tebuka dan taat dalam penyerahan diri pada kehendak Allah untuk ambil bagian dalam karya penyelamatan. Perkataan Maria, “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Luk. 1:38) menunjukkan iman dan penyerahan dirinya akan kehendak Allah. Kerendahan hati dan keterbukaan iman Maria bukan didasarkan atas pengetahuan dan logika manusiawi atau prestasi yang hebat. Iman Maria didasari oleh kerendahan hati sebagai pribadi yang sadar dirinya hanyalah partner karya Allah. Kerendahan hati Maria memampukannya untuk melihat karya Allah secara universal. Ini pula yang membuatnya berbahagia dan sanggup memuji karya dan kebaikan Allah dalam dirinya (bdk. Luk. 1:46-55). Allah menyelamatkan dunia melalui Yesus yang dikandung dari rahimnya yang suci. Peristiwa Santa Perawan Maria diangkat ke surga mengajarkan kita untuk terbuka akan kehendak Allah dan setia beriman dalam hidup keseharian. Tepatlah kiranya bila Bunda Maria menjadi teladan hidup orang beriman.

Ya Bunda Maria, doakanlah aku pada Putramu terkasih. Sertailah aku ya Bunda agar mampu melihat karya Allah dalam segala tugas dan pekerjaanku sehari-hari. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia