Home Jendela Alkitab Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 23 Oktober 2022

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 23 Oktober 2022

Minggu Pekan Biasa XXX; Hijau

20 Februari 2024, Bacaan Injil 20 Februari 2024, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 20 Februari 2024, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 20 Februari 2024, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2024, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik
Ilustrasi

Bacaan Pertama: Sir 35:12-14.16-18

Tuhan adalah Hakim yang tidak memihak. Ia tidak memihak dalam perkara orang miskin, tetapi doa orang yang terjepit didengarkan-Nya. Jeritan yatim piatu tidak Ia abaikan, demikian pula jeritan janda yang mencurahkan permohonannya.

Tuhan berkenan kepada siapa saja yang dengan sebulat hati berbakti kepada-Nya, dan doanya naik sampai ke awan. Doa orang miskin menembusi awan, dan ia tidak akan terhibur sebelum mencapai tujuannya. Ia tidak berhenti sebelum Yang Mahatinggi memandangnya,
dan Yang Mahatinggi memberikan hak kepada orang benar dan menjalankan pengadilan.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 34:2-3.17-18.19.23 R:7a

Orang yang tertindas berseru, dan Tuhan mendengarkan.

  • Aku hendak memuji Tuhan setiap waktu; puji-pujian kepada-Nya selalu ada di dalam mulutku. Karena Tuhan jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita.
  • Wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi. Apabila orang benar itu berseru-seru, maka Tuhan mendengar; dari segala kesesakannya mereka Ia lepaskan.
  • Tuhan itu dekat kepada orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya. Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.

Bacaan Kedua: 2Tim 4:6-8.16-18

Saudaraku terkasih, darahku sudah mulai dicurahkan sebagai persembahan, dan saat kematianku sudah dekat. Aku telah mengakhiri pertandingan dengan baik, aku telah mencapai garis akhir, dan aku telah memelihara iman. Sekarang telah tersedia bagiku mahkota kebenaran yang akan dikaruniakan kepadaku oleh Tuhan, Hakim yang adil, pada hari-Nya; bukan hanya kepadaku, tetapi juga kepada semua orang yang merindukan kedatangan-Nya.

Pada waktu pembelaanku yang pertama tidak ada seorang pun yang membantu aku; semuanya meninggalkan aku. Kiranya hal itu jangan ditanggungkan atas mereka. Tetapi Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku, supaya dengan perantaraanku Injil diberitakan dengan sepenuhnya dan semua orang bukan Yahudi mendengarkannya. Dengan demikian aku lepas dari mulut singa. Tuhan akan melepaskan aku dari setiap usaha yang jahat. Dia akan menyelamatkan aku, sehingga aku masuk ke dalam Kerajaan-Nya di surga. Bagi-Nyalah kemuliaan selama-lamanya! Amin.

Demikianlah sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil: 2Kor 5:19

Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya dan mempercayakan berita pendamaian itu kepada kami.

Bacaan Injil: Luk 18:9-14

Sekali peristiwa Yesus mengatakan perumpamaan ini kepada beberapa orang yang menganggap dirinya benar dan memandang rendah semua orang lain, “Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang satu adalah orang Farisi, dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain; aku bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah, dan bukan juga seperti pemungut cukai ini! Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.

Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini.

Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah, sedang orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri akan direndahkan, dan barangsiapa merendahkan diri akan ditinggikan.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Kerendahan hati adalah dasar doa. Oleh sebab itu, praktik pemeriksaan batin di setiap awal ibadat Katolik bukanlah tanpa tujuan. Gereja mau mengajar kita untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan dan sesama. Kita diajak menyadari ketidaklayakan kita lewat pengakuan kita bahwa kita telah berdosa dengan perkataan, perbuatan, pikiran, dan kelalaian. Kita datang memohon pengampunan dari Tuhan. Semoga pengampunan yang kita terima memampukan kita  untuk mengampuni sesama. Dengan demikian, kita pulang ke rumah sebagai orang yang bebas dari dosa dan mengampuni tanpa syarat.

Kerendahan hati dapat juga dicapai dengan menyadari bahwa kita adalah pengemis di hadapan Tuhan. Ini kita tunjukan dengan selalu memohon sesuatu kepada-Nya. Apakah kita telah meminta sesuatu kepada Tuhan dalam doa kita? Kebiasaan memohon kepada Tuhan membantu kita menjadi tergantung pada Dia. Kita membutuhkan Tuhan. Betapa membahagiakan ketika Tuhan mengindahkan doa kita. Perasaan bahagia seperti itulah yang dirasakan oleh saudara-saudari kita yang miskin, ketika mereka menerima uluran kasih dari sesamanya. Marilah kita bertekun dalam doa, tidak putus asa memohon supaya Tuhan menjaga kita dari yang jahat, dan tekun menantikan kedatangan-Nya kembali.

Tuhan Yesus, ampunilah kami orang berdosa ini, karena kami telah menuduh yang lain sombong dan kami merasa lebih rendah hati daripada orang lain. Amin.

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2022, Penerbit OBOR