Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Sabtu, 19 Juni 2021

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Sabtu, 19 Juni 2021

27 Mei 2022, Bacaan Injil 27 Mei 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 27 Mei 2022, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 27 Mei 2022, Minggu Prapaskah VI, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi : churchofjesuschrist

Bacaan Pertama: 2Kor 12:1-10

Aku suka bermegah atas kelemahanku.

Saudara-saudara, aku harus bermegah, sekalipun hal ini memang tidak ada faedahnya. Namun demikian aku hendak memberitakan penglihatan dan penyataan-penyataan yang kuterima dari Tuhan. Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lalu, entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allahlah yang tahu
orang itu tiba-tiba diangkat ke surga, ke tingkat yang ketiga. Aku juga tahu tentang orang itu, (entah di dalam tubuh, entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allahlah yang tahu), ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia. Atas orang itu aku hendak bermegah, tetapi atas diriku sendiri aku tidak akan bermegah, selain atas kelemahan-kelemahanku. Sebab sekiranya aku hendak bermegah juga, aku bukan orang bodoh lagi, karena aku mengatakan kebenaran. Tetapi aku menahan diriku,
supaya jangan ada orang yang menilai aku lebih daripada yang mereka lihat padaku atau yang mereka dengar dari padaku.

Saudara-saudara, agar aku jangan meninggikan diri karena penyataan-penyataan yang luar biasa itu, aku diberi suatu duri di dalam dagingku, yaitu seorang utusan Iblis untuk menggocoh aku, agar aku jangan meninggikan diri.
Tentang hal itu aku sudah tiga kali berseru kepada Tuhan, supaya utusan Iblis itu mundur dari padaku. Tetapi jawab Tuhan kepadaku, “Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempurna.”

Sebab itu aku terlebih suka bermegah atas kelemahanku, agar kuasa Kristus turun menaungi aku. Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, siksaan, kesukaran, penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus.
Sebab jika aku lemah, maka aku kuat.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 34:8-9.10-11.12-13 R:9a

Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan.

  • Malaikat Tuhan berkemah di sekeliling orang-orang yang takwa, lalu meluputkan mereka. Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
  • Takutlah akan Tuhan, hai orang-orang-Nya yang kudus, sebab orang yang takut akan Dia takkan berkekurangan. Singa-singa muda merana kelaparan, tetapi orang-orang yang mencari Tuhan tidak kekurangan suatu pun.
  • Marilah anak-anak, dengarkanlah aku, takut akan Tuhan akan kuajarkan kepadamu! Siapakah yang menyukai hidup? Siapakah yang mengingini umur panjang untuk menikmati yang baik?

Bacaan Pengantar Injil: 2Kor 8:9

Yesus Kristus telah menjadi miskin, sekalipun Ia kaya, agar berkat kemiskinan-Nya, kalian menjadi kaya.

Bacaan Injil: Mat 6:24-34

Janganlah kuatir akan hari esok.

Dalam khotbah di bukit, berkatalah Yesus, “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang
dan tidak mengindahkan yang lain. Kalian tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.

Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, apa yang hendak kalian makan atau minum,
dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, apa yang hendak kalian pakai. Bukankah hidup itu lebih penting daripada makanan, dan tubuh itu lebih penting daripada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai, dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, toh diberi makan oleh Bapamu yang di surga.
Bukankah kalian jauh melebihi burung-burung itu?

Siapakah di antara kalian yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal. Namun Aku berkata kepadamu, Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kalian, hai orang yang kurang percaya?

Maka janganlah kamu kuatir dan berkata, ‘Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum?
Apakah yang akan kami pakai?’ Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di surga tahu, bahwa kalian memerlukan semuanya itu. Maka carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu.

Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari esok, karena hari esok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Kita sering memandang kelemahan sebagai sesuatu yang negatif. Kelemahan membuat kita khawatir, cemas, kurang percaya diri, dan bahkan tidak percaya kepada Tuhan. Akan tetapi, Rasul Paulus telah memberikan pandangan yang berbeda dari kita. Ia justru mau bermegah dalam kelemahannya; sebab melalui itu ia dapat merasakan kuasa Tuhan yang sempurna (bdk. 2Kor. 12:9). Kerendahan hati adalah modal utama untuk menerima kelemahan diri dan kasih karunia Tuhan.

Sikap rendah hati membuat kita merasakan betapa baiknya Tuhan (bdk. Mzm. 34:9-10). Sikap iman ini hendaknya mengalahkan kekhawatiran dan kecemasan kita. “Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai?” (Mat. 6:31). Yesus memberi perumpamaan tentang kehidupan burung, bunga bakung, dan rumput yang dipelihara-Nya (bdk. Mat. 6:26-30). Ia mengajarkan kita agar tidak terlalu khawatir akan kelemahan dan kekurangan dalam hidup. Kekhawatiran yang berlebihan dapat membuat hidup kita tidak bahagia (bdk. Mat 6:34). Sesungguhnya, “Bapamu yang di surga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu” (Mat. 6:32). Tuhan mengundang kita untuk tekun dalam iman, harapan, dan kasih. Maka, marilah kita berjalan dengan setia dalam mencari kebenaran sejati (bdk. Mat. 6:33).

 Allah Yang Mahabaik, semoga berkat iman yang Engkau berikan, kami menjadi rendah hati menerima hidup ini dan tekun melaksanakan perintah-Mu. Amin.

02 Januari, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, misa natal, natal, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Sabtu, 19 Juni 2021