Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Selasa, 03 Agustus 2021

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Selasa, 03 Agustus 2021

24 Oktober 2022, Bacaan Injil 24 Oktober 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 24 Oktober 2022, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 24 Oktober 2022, penyejuk iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, sabda tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, umat katolik
Ilustrasi: rainbowtokencom

Bacaan Pertama: Bil 12:1-13

Sekali peristiwa Miryam dan Harun menaruh syak terhadap Musa karena wanita Kush yang diperisterinya.
Memang Musa telah memperisteri seorang wanita dari Kush. Kata mereka, “Benarkah Tuhan bersabda dengan perantaraan Musa saja? Bukankah Ia juga bersabda dengan perantaraan kita?” Hal itu didengar Tuhan. Adapun Musa, dia itu seorang yang sangat lembut hatinya, melebihi siapa pun di atas muka bumi. Lalu tiba-tiba bersabdalah Tuhan kepada Musa, Harun dan Miryam, “Keluarlah kalian bertiga ke Kemah Pertemuan.”

Maka keluarlah mereka bertiga. Lalu turunlah Tuhan dalam tiang awan, dan berdiri di pintu kemah itu, lalu memanggil Harun dan Miryam. Dan mereka berdua tampil. Lalu bersabdalah Tuhan, “Dengarkanlah sabda-Ku ini. Jika di antara kalian ada seorang nabi, maka Aku, Tuhan, menyatakan diri-Ku kepadanya dalam penglihatan.
Aku berbicara dengan dia dalam mimpi. Bukan demikianlah halnya dengan hamba-Ku Musa, yang setia di seluruh rumah-Ku. Dengan Musa Aku berbicara berhadap-hadapan, terus terang, bukan dalam teka-teki. Dan ia telah melihat rupa Tuhan. Bagaimana kalian sampai berani menaruh syak terhadap hamba-Ku Musa? Sebab itu bangkitlah murka Tuhan terhadap mereka. Tuhan meninggalkan tempat itu, dan tiang awan naik dari atas kemah. Pada waktu ini Miryam tampak kena penyakit kusta, kulitnya menjadi putih seperti salju. Ketika Harun menoleh kepadanya, tampaknya olehnya bahwa Miryam telah terkena kusta.

Harun lalu berkata kepada Musa, “Ah tuanku, janganlah kiranya dosa ini ditimpakan kepada kami. Dalam kebodohan kami telah berbuat demikian. Janganlah kiranya Miryam ini dibiarkan sebagai anak gugur, yang pada waktu keluar dari kandungan sudah setengah busuk dagingnya.” Lalu berserulah Musa kepada Tuhan, “Ya Allah, sembuhkanlah kiranya dia.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-4.5-6a.6bc-7.12-13 R:3a

Kasihanilah aku, ya Tuhan, sebab aku orang berdosa.

  • Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
  • Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
  • Maka, Engkau adil bila menghukum aku, dan tepatlah penghukuman-Mu. Sungguh, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
  • Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku.

Bait Pengantar Injil: Yoh 1:49b

Rabi, Engkau Anak Allah, Engkaulah raja israel.

Bacaan Injil: Mat 14:22-36

Sekali peristiwa, setelah mengenyangkan orang banyak dengan roti, Yesus segera menyuruh murid-murid-Nya naik perahu dan mendahului-Nya ke seberang, sementara Ia menyuruh orang banyak pulang. Dan setelah orang banyak itu disuruh pergi Yesus mendaki bukit untuk berdoa seorang diri. Ketika hari sudah malam, Ia seorang diri di situ. Perahu para murid sudah beberapa mil jauhnya dari pantai dan diombang-ambingkan gelombang, karena angin sakal.

Kira-kira jam tiga malam datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air. Melihat Dia berjalan di atas air,
para murid terkejut dan berseru, “Itu hantu!” Dan mereka berteriak ketakutan. Tetapi Yesus segera menyapa mereka, kata-Nya, “Tenanglah! Akulah ini, jangan takut!” Lalu Petrus berseru, “Tuhan, jika benar Tuhan sendiri,
suruhlah aku datang kepada-Mu dengan berjalan di atas air.” Kata Yesus, “Datanglah!”

Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Tetapi ketika dirasakannya tiupan angin kencang, Petrus menjadi takut dan mulai tenggelam lalu berteriak, “Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata, “Orang kurang percaya! Mengapa engkau bimbang?”
Keduanya lalu naik ke perahu dan redalah angin. Dan mereka yang ada di perahu menyembah Dia, katanya,
“Sungguh, Engkau Anak Allah.”

Setibanya di seberang mereka mendarat di Genesaret. Begitu Yesus dikenal oleh orang-orang setempat, mereka memberitahukannya ke seluruh daerah. Maka semua orang sakit dibawa kepada-Nya. Mereka memohon, supaya diperkenankan menjamah jumbai jubah-Nya. Dan semua orang yang menjamah Dia menjadi sembuh.

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Beriman secara mendalam berarti berani mempercayakan diri dalam penyelenggaraan Ilahi. Kedalaman iman seseorang sungguh teruji ketika dihadapkan pada situasi penuh risiko yang berada di luar kendalinya. Inilah yang dialami Petrus dan para murid lainnya. Mereka takut karena perahu mereka diombang-ambingkan gelombang. Petrus yang takut tenggelam, ditegur oleh Yesus, “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang?” (Mat. 14:31).  Orang yang beriman dangkal mudah cemas dan khawatir di hadapan tantangan.

Harun juga mengalami hal serupa. Ia kurang percaya. Ia mulai curiga dan ragu-ragu akan integritas Musa sebagai nabi Allah, khususnya sesudah Musa mengambil istri seorang Kush (Ethiopia), hal mana tak biasa bagi orang Yahudi. Kehadiran perempuan asing itu tampaknya dianggap mengancam identitas keyahudian Musa. Karena bimbang, Harun mulai bertanya-tanya, “Sungguhkah Tuhan berfirman dengan perantaraan Musa saja?” (Bil. 12:2). Iman Harun yang dangkal akan penyelenggaraan Ilahi dalam kehidupan bangsa Israel telah membuatnya mudah jatuh dalam kebimbangan dan kecurigaan. Iman yang mendalam memampukan kita berani dan teguh dalam pengharapan.

Ya Tuhan, kami sering kali kurang percaya akan penyelenggaraan-Mu. Kami mohon ampun. Semoga kami menyerahkan hidup kami secara total ke dalam tangan-Mu. Amin.

Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2021, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2021, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu Biasa XVIII