Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2025, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik, Hari Minggu Biasa XXXI, Penyejuk Hati, sabda Allah, Oase Katolik, Renungan Pagi, Sabda Tuhan, Mirifica News, Renungan MIrifica, Renungan Komsos KWI, Renungan Mirifica, Bacaan Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik Selasa November 2025, Paus Leo IV
Ilustrasi

Hari Selasa, Pekan Biasa XXXI
St. Karolus Borromeus
Warna Liturgi: Hijau

Bacaan I: Roma 12:5-16a

Kita masing-masing adalah anggota satu sama lain.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Roma:

Saudara-saudara, kita ini, walaupun banyak, merupakan satu tubuh dalam Kristus, masing-masing adalah anggota satu sama lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut kasih karunia yang dianugerahkan kepada kita. Jika karunia itu untuk bernubuat, baiklah kita bernubuat sesuai dengan iman kita. Jika untuk melayani, baiklah kita melayani. Jika untuk mengajar, baiklah kita mengajar. jika untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia membagi-bagi dengan hati yang ikhlas. Siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia memimpin dengan rajin. Siapa yang menunjukkan kemurahan hati, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.

Kasihmu janganlah pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kalian saling menaruh kasih sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah kerajinanmu berkurang, biarlah rohmu bernyala-nyala, dan layanilah Tuhan. Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesesakan dan bertekunlah dalam doa. Bantulah orang-orang kudus dalam kekurangan dan berusahalah selalu memberikan tumpangan!

Berkatilah orang yang menganiaya kalian! Berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis. Hendaklah kalian sehati sebudi dalam hidupmu bersama. Janganlah kalian memikirkan yang muluk-muluk, tetapi arahkanlah dirimu kepada perkara-perkara yang sederhana.

Demikianlah Sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mazmur 131:1.2.3

Tuhan, lindungilah aku dalam damai-Mu.

  • Tuhan, aku tidak tinggi hati, dan tidak memandang dengan sombong; aku tidak mengejar hal-hal yang terlalu besar atau hal-hal yang terlalu ajaib bagiku.
  • Sungguh, aku telah menenangkan dan mendiamkan jiwaku; seperti anak yang disapih berbaring dekat ibunya, ya, seperti anak yang disapih jiwaku dalam diriku.
  • Berharaplah kepada Tuhan, hai Israel, dari sekarang sampai selama-lamanya!

Bait Pengantar Injil: Matius 11:28
Datanglah kepada-Ku semua yang letih lesu dan bebeban berat. Aku akan memberikan kelegaan kepada kalian.

Bacaan Injil: Lukas 14:15-24

Pergilah ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ masuk, karena rumahku harus penuh.

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Pada waktu itu Yesus diundang makan oleh seorang Farisi. Sementara perjamuan berlangsung, seorang dari tamu-tamu berkata kepada Yesus, “Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah.”

Tetapi Yesus berkata kepadanya, “Ada seorang mengadakan perjamuan besar. Ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan, ‘Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.’ Tetapi mereka semua minta dimaafkan. Yang pertama berkata, ‘Aku baru membeli ladang dan harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.’ Yang lain berkata, ‘Aku baru membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.’ Yang lain lagi berkata, ‘Aku baru saja menikah, dan karena itu aku tidak dapat datang.’

Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semua itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya, ‘Pergilah segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan cacat, orang-orang buta dan lumpuh.’ Kemudian hamba itu melaporkan, ‘Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan. Sekalipun demikian, masih ada tempat.’ Maka tuan itu berkata, ‘Pergilah ke semua jalan dan persimpangan dan paksalah orang-orang yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.’

Sebab Aku berkata kepadamu, Tidak ada seorang pun dari para undangan itu akan menikmati jamuan-Ku.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan

Tidak ada yang pasti dalam hidup ini selain kematian. Kematian membuat kita terpisah secara fisik dengan orang-orang yang kita cintai. Namun, meskipun terpisah secara fisik, kenangan dan ingatan kita yang tetap mencintainya terhadap pribadinya tidak pernah lenyap. Itulah keabadian. Hal tersebut semakin menguatkan pengalaman rohani kita yang pernah mengalami ditinggalkan oleh kematian anggota keluarga kita; baik anak yang ditinggal mati oleh orang tua, orang tua yang ditinggal mati oleh anak, maupun ditinggal mati oleh saudara-saudari atau orang-orang yang dicintai.

Tidak mudah menghibur dan memahami pengalaman mereka yang harus menerima kematian anak atau saudara-saudari karena ledakan bom, kecelakaan kendaraan, atau karena bencana lainnya. Rasa empati dan kata-kata tidak akan cukup menghibur mereka. Menjadi pendamping dalam situasi ini perlu kesabaran yang luar biasa. Kalau belum pernah mengalami situasi yang mirip, orang cenderung menganggap mudah saja mengatakan kata-kata klise yang tidak dibutuhkan oleh mereka yang berdukacita. Untuk melupakan kesedihan dengan kata-kata yang bermaksud menghibur sering kali malah bisa mengecewakan. Mungkin kita cukup melakukan tindakan sederhana saja untuk mereka. Misalnya, kita bersiaga menyiapkan sapu tangan dan tisu untuk saudara kita yang terus mengalirkan air mata karena kesedihan yang mereka alami, untuk menunjukkan kepedulian dan empati kita kepada mereka yang sedang berdukacita itu.

Dengan iman yang kita hayati, kita meyakini bahwa kematian bukanlah akhir hidup kita. Kematian hanyalah sebuah peralihan dari hidup yang fana menuju hidup abadi bersama Bapa dan para kudus-Nya di surga. Hari ini kita mengenang dan mendoakan mereka yang telah menghadap Allah Sang Pencipta, khususnya orang-orang yang kita kasihi. Bagi kita yang masih hidup di dunia ini, hidup ini merupakan kesempatan untuk mempersiapkan diri untuk memperoleh hidup kekal bersama Bapa dalam Kerajaan Surga. Kita juga diajak untuk mendoakan mereka yang sedang berada di api penyucian agar jiwa mereka dimurnikan dan segera menikmati kebahagiaan kekal bersama Bapa di surga.

Ya Yesus, teguhkan dan kuatkanlah keluarga-keluarga kami dalam menghadapi setiap situasi dukacita karena kehilangan orang-orang yang kami kasihi, Amin.

21 Agustus 2025, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, katekese, katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin, Renungan Agustus

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2025, Penerbit OBOR