Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Senin, 18 November 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Senin, 18 November 2019

16 Februari 2022, Bacaan Injil 16 Februari 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 16 Februari 2022, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 16 Februari 2022, Minggu Pekan Biasa VI, penyejuk iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Than, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi: kingdomsalvationorg

Bacaan Pertama 1Mak 1:10-15.41-43.54-57.62-64

Pada masa itu tampillah di Israel seorang raja yang berdosa, yaitu Antiokhus Epifanes, putera raja Antiokhus.
Ia pernah menjadi sandera di Roma. Antiokhus Epifanes itu menjadi raja dalam tahun seratus tiga puluh tujuh di zaman pemerintahan Yunani. Pada masa itu tampillah dari Israel beberapa orang jahat yang meyakinkan banyak orang dengan berkata, “Marilah kita mengadakan perjanjian dengan bangsa-bangsa sekeliling kita. Sebab sejak kita menyendiri, maka kita ditimpa banyak malapetaka.” Usul itu diterima baik. Mereka diberi hak oleh raja
untuk menuruti adat istiadat bangsa-bangsa lain. Kemudian mereka itu membangun sebuah gelanggang olah raga di Yerusalem menurut adat-istiadat bangsa-bangsa lain. Merekapun memulihkan kulup mereka dan murtadlah mereka dari perjanjian kudus. Mereka bergabung dengan bangsa-bangsa lain dan menjual dirinya untuk berbuat jahat. Beberapa waktu kemudian Raja Antiokhus Epifanes menulis sepucuk surat perintah
untuk seluruh kerajaan, bahwasanya semua orang harus menjadi satu bangsa. Masing-masing harus melepaskan adatnya sendiri. Maka semua bangsa menyesuaikan diri dengan titah raja itu. Juga dari Israel ada banyak orang yang menyetujui pemujaan raja. Dipersembahkanlah oleh mereka kurban kepada berhala dan hari Sabat dicemarkan.

Pada tanggal limabelas bulan Kislew dalam tahun seratus empat puluh lima raja menegakkan patung berhala keji di atas mezbah kurban bakaran di bait Allah. Dan di semua kota di seluruh Yehuda mereka dirikan pula mezbah pemujaan berhala. Pada pintu-pintu rumah dan di lapangan-lapangan dibakar kurban. Kitab-kitab Taurat yang ditemukan disobek-sobek dan dibakar habis. Jika pada salah seorang terdapat Kitab Perjanjian atau jika seseorang berpaut pada hukum Taurat, ia dihukum mati oleh pengadilan raja. Namun demikian ada banyak orang Israel yang tetap teguh hatinya dan bertekad untuk tidak makan sesuatu yang haram. Mereka lebih suka mati daripada menodai diri dengan makanan semacam itu dan dengan demikian mencemarkan perjanjian kudus. Dan mereka mati juga. Kemurkaan yang hebat sekali menimpa Israel.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan 119:53.61.134.150.155.158 R:88

Hidupkanlah aku, ya Tuhan, supaya aku berpegang pada perintah-Mu.

  • Aku menjadi gusar terhadap orang-orang fasik, yang meninggalkan Taurat-Mu.
  • Tali-tali orang-orang fasik membelit aku, tetapi Taurat-Mu tidak kulupakan.
  • Bebaskanlah aku dari pada pemerasan manusia, supaya aku berpegang pada titah-titah-Mu.
  • Orang-orang yang mengejar aku dengan maksud jahat sudah mendekat, mereka menjauh dari hukum-Mu.
  • Keselamatan menjauh dari orang-orang fasik, sebab mereka tidak mencari ketetapan-ketetapan-Mu.
  • Melihat para pengkhianat aku merasa muak, karena mereka tidak berpegang pada janji-Mu.

Bait Pengantar Injil Yoh 8:12

Akulah terang dunia. Barangsiapa mengikuti Aku, ia kan mempunyai terang hidup.

Bacaan Injil Luk 18:35-43

Ketika Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta duduk di pinggir jalan dan mengemis. Karena mendengar orang banyak lewat, ia bertanya, “Ada apa itu?” Kata orang kepadanya, “Yesus, orang Nazaret, sedang lewat.” Maka si buta itu berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Orang-orang yang berjalan di depan menyuruh dia diam. Tetapi semakin kuat ia berseru, “Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!” Maka Yesus pun berhenti dan menyuruh orang mengantar dia kepada-Nya. Ketika si buta itu sudah dekat, Yesus bertanya kepadanya, “Apa yang kauinginkan Kuperbuat bagimu?” Jawab orang itu, “Tuhan, semoga aku melihat!” Maka Yesus berkata, “Melihatlah, imanmu telah menyelamatkan dikau!” Pada saat itu juga ia melihat, lalu mengikuti Yesus sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat menyaksikan peristiwa itu dan memuji-muji Allah.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Orang buta di Yerikho sebagaimana diceritakan dalam Injil, menampilkan diri sebagai sosok orang sangat beriman. Meskipun ia sakit buta, tetapi begitu mendengar bahwa yang lewat itu Yesus, ia serta merta yakin bahwa Yesus dapat menyembuhkannya, dan ternyata benar ia sembuh. Ini gambaran dari orang yang secara fisik terbatas, tetapi imannya tetap menyala. Hal itulah yang membuat Yesus mau menyembuhkan orang itu dari sakit butanya.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita mungkin mengalami kebutaan, yakni kebutaan rohani. Misalnya, tidak dapat merasakan dan melihat karya Tuhan, tidak solider dengan penderitaan orang lain, tidak peka dengan kesulitan yang dihadapi oleh saudara sekandung dan tidak mau tahu dengan kondisi lingkungan hidup yang bau, rusak, dan kotor. Yesus selalu siap menyembuhkan sakit kita itu asal dari diri kita juga punya keinginan kuat untuk sembuh seperti orang buta dari Yerikho tersebut. Tidak jarang kita tidak sadar akan kebutaan itu, atau sadar tetapi tidak mau berubah apalagi sembuh. Kehidupan akan kian indah manakala kebutaan rohani kita sembuh karena kita akan dapat berperan lebih banyak dalam membantu sesama.

Allah yang mahaagung, semoga aku selalu ingin Engkau sembuhkan dari kebutaan rohaniku sehingga aku dapat ikut memancarkan kasih-Mu dalam kehidupan harianku. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia

Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Minggu, 17 November 2019