Home Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Senin, 29 Juli 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Senin, 29 Juli 2019

28 Januari 2022, Bacaan Injil 28 Januari 2022, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 28 Januari 2022, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 28 Januari 2022, Minggu Pekan Biasa III, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik, Renungan Harian Katolik 2022, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat
Ilustrasi: sesawi

Bacaan Pertama Kel 32:15-24.30-34

Waktu itu Musa dan Yosua turun dari gunung Sinai. Musa membawa di tanganya kedua loh hukum Allah. Loh-loh itu bertulis pada kedua sisinya sebelah-menyebelah. Kedua loh itu telah dibuat oleh Allah dan tulisannya adalah tulisan Allah, digurat pada loh-loh itu. Ketika Yosua mendengar sorak sorai bangsa Israel, berkatalah ia kepada Musa, “Kedengarann bunyi sorak peperangan di perkemahan!” Jawab Musa, “Bukan nyanyian kemenangan, bukan pula nyanyian kekalahan, melainakn nyanyian berbalas-balasan, itulah yang kudengar.” Ketika sudah dekat perkemahan dan melihat anak lembu serta orang menari-nari, maka bangkitlah amarah Musa. Dibantingnya kedua loh itu dan dihancurkannya pada kaki gunung. Kemudian diambilnya patung anak lembu buatan mereka itu, lalu dibakarnya dalam api, digilingnya sampai halus dan ditaburkannya ke atas air, dan orang Israel disuruh meminumnya. Lalu berkatalah Musa kepada Harun, “Apakah yang dilakukan bangsa ini kepadamu, sehingga engkau mendatangkan dosa sebesar itu kepada mereka?” Jawab Harun, “JanganlahTuanku marah. Engkau sendiri tahu, bahwa bangsa ini jahat semata-mata. Mereka berkata kepadaku, ‘Buatlah allah bagi kami, yang akan berjalan di depan kami, sebab mengenai Musa, yang telah memimpin kami keluar dari tanah Mesir, kami tidak tahu apa yang terjadi dengan dia.’ Lalu aku berkata kepada mereka, ‘Barangsiapa mempunyai emas, hendaklah menanggalkannya.’ Semua emas itu mereka berikan kepadaku; aku melemparkannya ke dalam api, dan keluarlah anak lembu ini.” Keesokan harinya berkatalah Musa kepada bangsa itu, “Kalian telah berbuat dosa besar, tetapi sekarang aku akan naik menghadap Tuhan, mungkin aku dapat mengadakan pendamaian karena dosamu itu.” Lalu kembalilah Musa menghadap Tuhan dan berkata, “Ah, bangsa ini telah berbuat dosa besar, sebab mereka telah membuat allah emas bagi mereka. Tetapi sekarang kiranya Engkau mengampuni dosa mereka itu. Dan jika tidak, hapuskanlah kiranya namaku dari dalam kitab yang telah Kautulis.” Maka Tuhan bersabda kepada Musa, “Barangsiapa berdosa terhadap-Ku, nama orang itulah yang akan Kuhapuskan dari dalam kitab-Ku. Tetapi pergilah sekarang, tuntunlah bangsa itu ke tempat yang telah Kusebutkan kepadamu. Di depanmu akan berjalan malaikat-Ku. Tetapi pada hari pembalasan-Ku, Aku akan membalaskan dosa mereka kepada mereka.”

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 106:19-20.21-22.23;R:1a

Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik.

  • Mereka membuat anak lembu di Horeb, dan sujud menyembah kepada patung tuangan; mereka menukar Yang Mulia dengan patung sapi jantan yang makan rumput.
  • Mereka melupakan Allah yang telah menyelamatkan mereka, yang telah melakukan hal-hal yang besar di tanah Mesir; yang melakukan karya-karya ajaib di tanah Ham, dan perbuatan-perbuatan dahsyat di tepi Laut Teberau.
  • Maka Ia mengatakan hendak memusnahkan mereka, kalau Musa, orang pilihan-Nya, tidak mengetengahi di hadapan-Nya, untuk menyurutkan amarah-Nya, sehingga Ia tidak memusnahkan mereka.

Bait Pengantar Injil Yak 1:18

Dengan rela hati Allah telah melahirkan kita oleh sabda kebenaran, supaya kita menjadi anak sulung ciptaan-Nya.

Bacaan Injil Mat 13:31-35

Sekali peristiwa Yesus membentangkan perumpamaan ini, “Hal Kerajaan Surga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang cabangnya.” Dan Yesus menceriterakan perumpamaan ini lagi,  “Hal Kerajaan Surga itu seumpama ragi yang diambil seorang wanita dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai seluruhnya beragi.” Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan Ia tidak menyampaikan apa pun kepada mereka kecuali dengan perumpamaan. Dengan demikian digenapilah sabda nabi, “Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Dalam bacaan pertama hari ini, Musa sangat marah pada ketidaksetiaan orang Israel yang didapatinya menyembah anak lembu emas di padang gurun. Ia marah pada Harun yang menyerah pada tekanan orang-orang untuk kembali ke cara mereka sebelumnya. Kala itu orang-orang Israel lelah menunggu Musa untuk kembali dari gunung; mereka frustasi dan merasa ditinggalkan oleh orang yang membawa mereka ke padang gurun dengan janji-janji kehidupan baru. Jadi, mereka kembali ke cara lama mereka, menaruh kepercayaan mereka pada allah lain, yang diwakili oleh anak lembu emas. Mereka menginginkan arahan yang jelas, jawaban dan pemenuhan janji-janji-SEKARANG!

Dalam kehidupan kita, kita terkadang juga mengalami godaan untuk kembali pada pola hidup lama ketika usaha kita memperbarui diri seperti tidak segera mendapatkan hasil yang kita inginkan. Kita kehilangan kepercayaan pada diri kita sendiri, pada orang lain, dan bahkan pada Tuhan kita.

Namun, dalam Injil Matius hari ini, Yesus mengingatkan kita bahwa apa yang dari Allah akan membutuhkan waktu yang lama. Kerajaan Allah adalah seperti biji sesawi kecil, yang tumbuh menjadi pohon besar. Atau, pemenuhan rencana Allah itu seperti tepung yang membesar dengan adanya sejumlah kecil ragi. Dalam kedua perumpamaan tersebut, waktu adalah esensi. Orang tidak bisa mempercepat pertumbuhan pohon atau naiknya adonan. Siapa pun yang mencoba memaksa, tahu bahwa ini adalah hal yang sia-sia. Kesabaran dan kepercayaan pada penyelenggaraan-Nya dalam sebuah usaha adalah kunci keberhasilan.

Hari ini adalah peringatan wajib St. Marta, seorang yang sungguh percaya dan tulus melayani Yesus. Kepercayaan Marta pada Yesus membuat saudaranya Lazarus yang sudah meninggal pun dibangkitkan oleh Yesus.

Tuhan, tambahkanlah imanku. Semoga aku semakin bertekun dalam kesabaran dan berusaha keras dalam bekerja sebab aku percaya bahwa dalam waktu-Mu segalanya akan indah pada akhirnya. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia