Beranda KATEKESE Beato Yohanes dari Rieti : 09 Agustus

Beato Yohanes dari Rieti : 09 Agustus

09 Agustus, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, Yohanes dari Rieti, Santo Dominikus, Santo Kayetanus, Beata Maria Francesca Rubatto, Santa Nonna dari Nazianzus, Santo Yohanes Maria Vianney, Santo Nikodemus, Santo Eusebius, Santo Santa, Teladan Kita, Bunda Maria, Rosario, Katekese, Para Kudus, Katolik, Minggu Biasa XVIII, Gereja Katolik Indonesia, Katolik, Katekese, Umat Katolik, Lawan Covid 19
Ilustrasi

YOHANES hidup pada awal pertengahan abad keempatbelas. Ia mempunyai seorang saudari yang juga kudus, yaitu Beata Lusia dari Amelia. Mereka adalah putera-puteri keluarga Bufalari dari wilayah Umbria, Italia. Yohanes merasakan panggilan kepada hidup religius. Ia tertarik pada Ordo St Agustinus dan ingin menjadi seorang broeder. Yohanes diterima masuk ke dalam ordo dan segera merasa kerasan di sana. Ia senang berdoa dan bermeditasi mengenai Yesus, Maria dan para kudus. Ia belajar bagaimana berbicara kepada Tuhan, Bapa-nya, dan teristimewa ia berusaha mendapatkan kesempatan untuk ikut melayani dalam Misa. Orang banyak dari kota-kota terdekat datang untuk ikut ambil bagian dalam Misa di Gereja St Agustinian. Mereka memperhatikan seorang broeder yang senantiasa ada di sana. Ia begitu damai dan lemah lembut. Broeder Yohanes senantiasa menyongsong kedatangan mereka. Ia membuat mereka serasa di rumah.

09 Agustus, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga,  Yohanes dari Rieti, Santo Dominikus, Santo Kayetanus, Beata Maria Francesca Rubatto, Santa Nonna dari Nazianzus, Santo Yohanes Maria Vianney, Santo Nikodemus, Santo Eusebius, Santo Santa, Teladan Kita, Bunda Maria, Rosario, Katekese, Para Kudus, Katolik, Minggu Biasa XVIII, Gereja Katolik Indonesia, Katolik, Katekese, Umat Katolik, Lawan Covid 19
Ilustrasi

Apabila orang-orang datang ke biara untuk mendapatkan pertolongan, Broeder Yohanes ada di sana menyalami dan menyambut mereka. Bagi mereka yang tinggal bermalam, ia akan membawa mereka ke kamar-kamar tamu dan melayani mereka. Ia akan memastikan bahwa mereka mendapatkan makanan, obat-obatan dan segala yang lain yang dapat diberikan biara. Tahun-tahun berlalu. Broeder Yohanes melewatkan kehidupan religiusnya seturut irama jam-jam yang berlalu. Ia teguh dan mantap. Broeder Yohanes tetap penuh sukacita dalam panggilan hidupnya hingga wafatnya pada tahun 1350. Siapapun yang pernah datang ke biara tak heran ketika mukjizat-mukjizat mulai dilaporkan terjadi di makamnya. Broeder Yohanes tak akan membiarkan kematian menghentikannya dari melakukan pewartaan bagi Yesus.

Dengan mengamalkan panggilan hidup Kristiani kita dengan sebaik-baiknya, kita menghadirkan Kristus ke dalam dunia.

Sumber: yesaya.indocell.net

Inspirasimu: Santo Dominikus : 08 Agustus