Beranda BERITA Bevak Doa Berubah Menjadi Bangunan Gereja Baru

Bevak Doa Berubah Menjadi Bangunan Gereja Baru

Bangunan Gereja Baru, Bevak Doa, keuskupan agung merauke, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, papua, Pastor Hendrikus Kariwop MSC
Photo: Komsos KAMe

MIRIFICA.NET, Merauke – Umat Stasi Bunda Hati Kudus Jati-jati–Paroki Sang Penebus Mopah Baru Merauke pantas bersukacita. Pasalnya, setelah 37 Tahun berselang akhirnya Bevak doa itu telah selesai dibangun menjadi sebuah bangunan Gereja yang megah, kokoh dan layak serta diresmikan dan telah diberkati  oleh Vikjen KAMe, P. Hendrikus Kariwop MSC bersama  sepuluh Imam MSC dan Projo, (27/10). Hadir pula ribuan umat dan tamu undangan memenuhi pelataran stasi baru tersebut, berkumpul bersama dalam suasana nuansa inkulturasi etnis Mapi, Muyu,  Mandobo, Marind, Awuyu dan Asmat.

Photo: Komsos KAMe

Kisah Perjalanan Panjang Bevak doa yang diberi nama  Amici Vivitas (sahabat-sahabat Yesus) untuk memberikan pelayanan rohani  kepada umat  bermula pada tahun 1982, ketika itu datang sebanyak 30 keluarga Katolik dari Kampung Muin, etnis Mappi  yang  tiba untuk bermukim di Jati-jati; berpindah dari desanya karena masalah politik Pilkades lalu datang mencari hidup di kota Merauke. Ada 6 kepala keluarga, yang mulai dengan mendirikan tiga pondok sebagai tempat tinggal mereka.  Melihat perkembangan jumlah umat yang semakin meningkat  maka pada 12 Maret 2017,  Pastor Adven Pateh MSC sebagai pastor paroki saat itu bersama dewan stasi dan paroki mengadakan upacara peletakkan batu pertama pembangunan Gereja baru.

Pastor Hendrikus Kariwop MSC dalam kotbahnya  saat misa pemberkatan bangunan Gereja ini, mengajak umat untuk berefleksi; menyadari tentang kekuatan doa. Doa orang kecil yang membubung sampai kelangit, terlebih yang rendah hati yang memohon belas kasih Allah dan Allah mengabulkannya. Mewakili Uskup mengucapkan Proficiat! Para Pastor perintis yang telah merencanakan sampai finishing dan di persembahkan kepada Tuhan di bawah perlindungan Bunda Hati Kudus.

Photo: Komsos KAMe

Dikatakan pula bahwa “bangunan fisik boleh selesai, tetapi pembinaan iman umat harus berlanjut terus menerus, maka pantas bersyukur umat dipersatukan dalam satu gereja yang kudus seperti bait suci yerusalem. Gereja dipersembahkan kepada Tuhan; tempat memuliakan nama Tuhan dalam doa, ibadat, ekaristi suci; dalam Kitab Suci Gereja sering diartikan tempat mengalirnya rahmat Tuhan kepada umat manusia. Umat juga dihimbau agar menggunakan gedung Gereja yang baru dengan baik, seperti merawat kebersihan Gereja; tempat kudus, sumber rahmat. Siapapun yang masuk kedalam rumah Tuhan harus menjaga dan merawat gedung ini, juga  merawat tubuh kita sendiri sebagai bait Allah, iman kita dan hidup rohani dijaga supaya memperoleh hidup kekal yang disediakan Tuhan bagi kita.”

Photo: Komsos KAMe

Pastor Paroki Sang Penebus, P.Christofel Fredy Andries  MSC yang melanjutkan pembangunan Gereja  hingga tahap penyelesaian, mengatakan “hidup adalah perjalanan dan perubahan  yang harus dilihat kearah yang lebih baik, bertumbuh dan bertambah. Semua karena uluran tangan kasih Tuhan yang menyatakan bahwa Allah itu sungguh maha kasih, Deus Charitas Est, kasihnya tidak pernah berkesudahan untuk kita.” Pembangunan juga dapat selesai berkat bantuan banyak pihak.  (Pemerintah, Bupati Merauke dan Dinas sosial, Bupati Mappi dan Pemda Mappi, Institusi, Perusahaan,Keluarga, Kelompok, dan Pribadi)  yang umumnya dikoordinir dan  di promotori oleh Kel. Bp.Jhon dan Ibu Moe (Anggai Sai)

Photo: Komsos KAMe

Salah satu tokoh masyarakat yang juga turut berperan penting dalam proses pembangunan Gereja yakni mantan Bupati Merauke, Bp.Romanus Mbaraka juga turut mengajak umat agar bersama menjaga dan merawat gedung baru ini. Tuhan Yesus yang sudah memberikan bangunan Gereja yang bagus. “biar tra mandi, hidup susah tetap datang kesini dan sembayang.” Ujarnya.

Putra Papua ini merefleksikan pengalaman hidupnya dan bercerita bahwa orang tuanya  pencari buaya namun ia tetap bisa sukses bukan karena kemampuan orang tua tetapi karena kuasa Tuhan Yesus. Jadi harus kerja, walaupun punya jabatan. Tuhan Yesus sudah kasih 10 jari jadi harus kerja, jabatan hanya sementara bisa diambil oleh orang lain. Tuhan Yesus harapan terakhir untuk orang Papua apalagi di Papua Selatan,  tanah su tra ada. Maka harus dijaga dengan baik. (Helen Yovita Tael- Komsos Merauke)

Photo: Komsos KAMe