Beranda BERITA Cerita Tumbuh Melalui Pendidikan

Cerita Tumbuh Melalui Pendidikan

Bacaan, bacaan injil hari ini, bait allah, bapa suci, Doa Rosario Laudato Si, Firman Tuhan, Hari Komunikasi Sedunia, Hari Minggu Paskah IV, iman, Injil Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Mei, Mei Bulan Rosario, Minggu Paskah, opini, Paus Fransiskus, Pekan Komunikasi Nasional, pekan suci, penyejuk iman, pesan paus, rosario, sabda tuhan, Yesus Juruselamat, refleksi, refleksi pesan paus fransiskus, Hari Komunikasi Sosial Sedunia,, Hari Komunikasi Sosial

MIRIFICA.NET Manusia adalah makhluk pencerita. Sejak kecil tanpa disadari ketika memiliki sebuah cita-cita tentu akan berpikir dan bermimpi bagaimana agar dapat meraih sebuah masa depan yang baik dan berguna bagi kehidupan orang lain di dunia ini. Salah satu upaya meraih cita-cita yaitu melalui pendidikan baik secara formal, nonformal maupun informal. Pendidikan adalah jalan menuju pembebasan yang permanen dan terdiri dari dua tahap, yaitu: masa dimana manusia menjadi sadar akan pembebasan melalui praksis mengubah keadaan itu; dan merupakan sebuah proses tindakan kultural yang membebaskan. “Allah menciptakan manusia itu menurut citra-Nya, menurut citra Allah diciptakan-Nya dia: laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka” (Kej 1:27). Manusia menduduki tempat khusus dalam ciptaan: ia diciptakan “menurut citra Allah.” Melalui pendidikan, manusia akan semakin mengenal Allah sebagai Sang Pencipta kehidupan manusia.

Mengapa Pendidikan Penting

Tema Hari Komunikasi Sosial Sedunia Ke-54 adalah “Hidup Menjadi Cerita”. Bapa Suci Paus Fransiskus berpesan bahwa “Supaya engkau dapat menceritakan kepada anak cucumu” (Kel 10:2). Paus ingin mengkhususkan pesan tahun ini bertema “Cerita” karena yakin bahwa manusia perlu menghirup kebenaran dari cerita yang baik supaya tidak tersesat; cerita yang membangun, bukan menghancurkan; cerita yang membantu menemukan kembali akar dan kekuatan untuk bergerak maju bersama. Di tengah hiruk-pikuk suara dan pesan yang membingungkan, butuh cerita manusiawi yang berbicara tentang diri sendiri dan segala keindahan di sekitar. Cerita yang mampu memandang dunia dan peristiwa dengan penuh kelembutan. Cerita bagian dari permadani hidup dan saling terhubung. Cerita yang mengungkapkan jalinan benang yang menghubungkan manusia satu sama lain dalam kehidupan sehari-hari.

Pendidikan adalah kebutuhan yang sangat penting karena dapat menciptakan manusia yang berintegritas, berkualitas, dan berintelektual. Melalui pendidikan manusia dapat “bercerita” dan menjadi bagian dari upaya untuk memampukan setiap insan agar dapat mengembangkan potensi diri sehingga tumbuh menjadi manusia yang tangguh, tegar dan berkarakter serta berkehidupan sosial yang sehat, mandiri dan memiliki aktualisasi terhadap internalisasi nilai-nilai kehidupan Pancasila di negara Indonesia. Mgr. Soegijapranata mengatakan kekristenan itu tak boleh menggerus nasionalisme. Kekristenan itu harus direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari dalam suatu interaksi kebangsaan. Orang Katolik Indonesia harus berguna tidak hanya bagi gerejanya, tetapi juga bagi bangsa dan negaranya. “Jika kita sungguh-sungguh Katolik sejati”, maka “kita sekaligus seorang patriot sejati” karenanya 100% Katolik, 100% Indonesia.

Negara telah mengatur Hak setiap Warga Negara Indonesia untuk mendapat pendidikan sebagai sarana dalam meningkatkan kualitas hidup yaitu pada UUD pasal 28 C ayat 1 yang berbunyi Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia dan ayat 2 berbunyi Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa, dan negaranya.” Selain itu pula pasal 31 ayat 1 berbunyi “Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan”, dan ayat 2 berbunyi “Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.” Hal ini sesuai dengan Tujuan Pembangunan Nasional Indonesia sebagaimana tertuang dalam Pembukaan UUD NRI 1945 alinea keempat yang salah satunya berbunyi “mencerdaskan kehidupan bangsa.”

Keluarga Sebagai Basis Komunitas

Bagi sebagian manusia, pendidikan merupakan sebuah perjalanan awal “cerita kehidupan” yang dimulai dari keluarga sebagai basis komunitas, kemudian berkembang ke tetangga dan masyarakat umum. Melalui pendidikan dan komunikasi, manusia memperolah pengetahuan, membangun karakter, memberikan pencerahan, mempersiapkan karier, dan membantu kemajuan serta pembangunan bangsa sehingga menjadi sebuah cerita dan pengalaman hidup yang pada awalnya berasal dari orangtua. Ayah dan ibu adalah figur yang akan diteladani dalam perkataaan, sikap dan perbuatan (Amsal 4:4).

Pendidikan adalah ujung tombak perbaikan bangsa, baik secara ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan dimana sesuai aspek pancagatra dalam wawasan nusantara. Dalam pendidikan manusia belajar tentang moral, mental, dan perilaku yang sejatinya menuju kepada kehidupan manusia yang adil dan beradab. Pendidikan merupakan investasi untuk masa depan setiap manusia sebagai perwujudan citra Allah dimana manusia sebagai makhluk ciptaan Allah akan semakin berkembang dan semakin menemukan siapa dirinya. Manusia juga diperkaya oleh berbagai jalan cerita dalam hari-hari hidupnya semasa mengikuti pendidikan.

Menciptakan SDM Unggul

Presiden Jokowi telah menyampaikan bahwa untuk menciptakan SDM unggul diperlukan pendidikan karakter, deregulasi dan debirokratisasi, meningkatkan investasi dan inovasi, penciptaan lapangan pekerjaan, dan pemberdayaan teknologi. PRJMN 2020-2024 adalah percepatan wajib belajar 12 tahun; pembelajaran ketrampilan Abad-21; profesionalisme, kualitas, pengelolaan, dan penempatan guru; pengembangan anak usia dini holistik integratif; afirmasi pendidikan; dan pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan yang berkualitas.

Tema Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2 Mei 2020 adalah “Belajar dari Covid-19”. Melalui Work From Home (WFH) memungkinkan banyak cerita dimana guru memberi tugas kepada siswa, metode pembelajaran kreatif dan inovasi, keberadaan gadget dan kuota internet, kebutuhan layanan jaringan, dan peserta didik yang penuh tantangan dalam masa Pandemi Corona. Perubahan peradapan tengah terjadi dalam kehidupan belajar-mengajar yang semula dilaksanakan di sekolah kini secara daring di rumah masing-masing. Cerita akan pengalaman WFH menjadi menarik dalam pembelajaran yang akan meningkatkan pengetahuan melalui sarana teknologi informasi.

Dunia pendidikan tinggi diwarnai istilah “Kampus Merdeka” yaitu pembukaan program studi baru, sistem akreditasi perguruan tinggi, perguruan tinggi  badan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi. Cerita Pendidikan yang dimanfaatkan untuk tujuan kekuasaan dapat berumur pendek, namun berbeda ketika dengan cerita baik yang mampu melampaui batas-batas ruang dan waktu seperti pada saat mengikuti pendidikan. Cerita-cerita itu tetap aktual berabad-abad lamanya karena memberikan asupan dalam kehidupan serta pengetahuan menuju pada pelayanan kualitas pendidikan.Pendidikan selain memiliki fungsi dan tugas untuk mempersatukan budaya etik yang beragam, pendidikan juga dapat melestarikan nilai-nilai budaya daerah yang masih bisa dipertahankan seperti kesenian, bahasa, lagu, dan tarian daerah, serta budi pekerti dalam upaya mendayagunakan sumber daya kearifan lokal untuk kepentingan umum.

Peran dan fungsi pendidikan dalam perubahan sosial berguna untuk meningkatkan kemampuan analisis kritis sehingga dapat menanamkan keyakinan serta nilai baru terhadap cara berfikir manusia. Pendidikan masa modern di Era Industri 4.0 telah bercerita dan berhasil menciptakan generasi baru dengan daya kreasi, inovasi, invensi serta bisa berfikir kritis, dinamis, dan sikap tidak mudah dalam situasi yang ada serta tanggap pada perubahan. Cara tersebut akan bisa melepaskan diri dari ketergantungan pada bantuan orang lain sehingga dapat hidup secara mandiri dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Pendidikan dapat memahami perubahan sosial dan menjadi agen perubahan menuju transformasi digital yang berpengaruh pada perubahan kerja dan pekerjaan, ekonomi inovasi, dan pemberdayaan.

Pembelajaran Kehidupan

Manusia adalah makhluk pencerita karena ia adalah makhluk yang berkembang, yang menemukan siapa dirinya. Ia juga diperkaya oleh berbagai jalan cerita dalam hari-hari hidupnya melalui pendidikan yang dialami. Kitab Suci adalah cerita dari segala cerita. Betapa banyaknya peristiwa, bangsa dan pribadi yang dikisahkan kepada manusia yang menunjukkan bahwa sejak awal Allah adalah Sang Pencipta sekaligus Narator. Ia mengucapkan Sabda-Nya dan segala sesuatu ada (bdk. Kej 1). Melalui narasi yang dibuat-Nya, Allah memanggil segala sesuatu kepada kehidupan dan pada puncaknya Ia menciptakan laki-laki dan perempuan sebagai rekan dialog-Nya yang bebas, yang membuat sejarah bersama-Nya. Kitab Suci adalah kisah cinta yang luar biasa antara Allah dan manusia yang di tengahnya ada Yesus. Kisah-Nya menggenapi Kasih Allah bagi manusia dan pada saat yang sama juga merupakan kisah cinta manusia kepada Allah.

Dengan demikian pendidikan sebagai pembelajaran kehidupan yang memungkinkan tumbuh dan berkembang dimana manusia dipanggil dari generasi ke generasi untuk menceritakan dan menyimpan dalam memori berbagai episode yang paling penting dari cerita dari segala cerita ini yang mampu untuk mengomunikasikan makna dari apa yang terjadi. Seperti Yesus yang berbicara melalui perumpamaan cerita yang diambil dari kehidupan sehari-hari. Melalui proses pendidikan, manusia hidup menjadi pencerita sehingga bagi pendengar, cerita itu menjadi kehidupan dan memasuki kehidupan orang-orang yang mendengarkan dan dapat mengubahnya. Seorang arsitek, teoretikus sistem, penulis Richard Buckminster Fuller mengatakan “Everyone is born a genius, but the process of living de-geniuses them.” (nts)

Bacaan, bacaan injil hari ini, bait allah, bapa suci, Doa Rosario Laudato Si, Firman Tuhan, Hari Komunikasi Sedunia, Hari Minggu Paskah IV, iman, Injil Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Mei, Mei Bulan Rosario, Minggu Paskah, opini, Paus Fransiskus, Pekan Komunikasi Nasional, pekan suci, penyejuk iman, pesan paus, rosario, sabda tuhan, Yesus Juruselamat, refleksi, refleksi pesan paus fransiskus, Hari Komunikasi Sosial Sedunia,, Hari Komunikasi Sosial
Dokpri

Penulis: Tri Suswanto Saptadi

( Dosen Informatika Universitas Atma Jaya Makassar (UAJM), Ketua Bidang 3 Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Sarjana Katolik Indonesia Sulawesi Selatan (DPD ISKA Sulsel).

Inspirasimu: Pesan Paus Fransiskus Untuk Hari Komunikasi Sedunia ke-54