Beranda OPINI Editorial Fransiskus de Sales, Sang Orator Ulung

Fransiskus de Sales, Sang Orator Ulung

Fransiskus de Sales,Sang Retoris/Foto:fransiscanmedia

KISAH sukses Santo Fransiskus de Sales ‘mempertobatkan’ kembali ratusan ribu orang di Calbais dari pengaruh Calvinis ke pangkuan Gereja Katolik menarik untuk disimak. Dikenal ramah,sabar dan bersimpati pada orang, Santo Fransiskus ternyata juga seorang retoris handal. Ia memiliki kemampuan untuk menggugah dan mempengaruhi hati banyak orang lewat kata dan tulisan.  Tak heran jika Fransiskus de Sales  digelari oleh  gereja sebagai pelindung para penulis dan wartawan.

Gelar itu menjadi tanda  penghargaan dari Gereja atas perjuangan panjang Fransiskus. Dari catatan perjalanan hidupnya, diketahui bahwa Fransiskus muda  menaruh minat khusus pada ilmu  retorika. Sebuah ilmu tentang teknik persuasi, teknik mempengaruhi pikiran dan perasaan orang. Berbekal ilmu inilah, Fransiskus bertumbuh dan berkembang menjadi seorang pengkotbah handal. Tanpa kenal lelah, dia berkotbah dari satu paroki ke paroki lainnya. Dia juga berkeliling di wilayahnya di Savoi, yang ketika itu sudah berada di bawah pengaruh Calvinis. Di sana, ia bertemu dan berbicara dengan putra-putri gereja yang tersesat serta mengajak mereka kembali ke pangkuan Bunda Gereja. Kekuatan retorika dan teladan hidup iman Fransiskus ini membuat Raja Henry IV kagum. Raja kemudian memanggil Fransiskus untuk berkotbah dan menjadi pembimbing rohani bagi orang-orang di penjara.

Kekuatan retorika dan teladan hidup Fransiskus itu terus menginspirasi putra-putri Gereja hingga kini dan nanti. Gereja terus belajar dan menjadikan Santo Fransiskus de Sales sebagai teladan hidup. Bagi para penulis dan wartawan Katolik khususnya, daya hidup Pujangga Gereja ini memberi pengaruh luar biasa. Perlu kontemplasi mendalam agar setiap kata yang disampaikan melalui berbagai kegiatan publikasi sanggup menggugah dan meyakinkan para pembaca. Siapapun. Terlebih, ketika pada zaman ini hoax atau kabar bohong dipublikasi dan disebar secara massif di media sosial. Juga ketika kebenaran disalahartikan dan berujung pada konflik, para penulis dan pewarta Katolik harus berani tampil di depan. Meluruskan kebenaran berita dan mendamaikan orang-orang yang bertikai menjadi tanggung jawab penulis dan pewarta Katolik.

Dengan perkembangan teknologi media teramat dahsyat saat ini, penulis dan pewarta Katolik makin ditantang. Seperti Don Bosco, pengikut setia Frans de Sales. Menjadikan semangat Fransiskus sebagai kekuatan untuk berkarya dalam bidang publikasi diyakini dapat membantu para penulis dan pewarta menghadapi tantangan saat ini. “Semangatku dan semangat dari oratori adalah semangat Fransiskus Sales,” demikian diungkapkan Don Bosco kepada para Salesian. Ungkapan Don Bosco ini berlaku pula bagi penulis dan pewarta Katolik.