Larantuka, 17 Januari 2024 – Memaknai peringatan 100 tahun KWI, para imam seDekenat Larantuka, Keuskupan Larantuka, menyelenggarakan Hari Studi 100 Tahun Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) yang berlangsung di aula dekenat Larantuka. Kegiatan ini dihadiri oleh 50 imam, 2 frater, dan 1 bruder yang berkarya di wilayah Dekenat Larantuka.
Hari Studi ini dilaksanakan sebagai bentuk refleksi terhadap 100 tahun perjalanan KWI serta untuk membahas peran Komunitas Basis Gerejawi (KBG) dan Kelompok Kategorial dalam membentuk masyarakat yang demokratis. Kegiatan tersebut dimoderatori oleh RD Boni Hurint, sementara RD Ancis Kwaelaga hadir sebagai narasumber untuk memberikan pandangan dan wawasan dalam rangka memahami peran KBG dan kelompok kategorial dalam pembangunan bangsa.
Tema utama yang diangkat dalam Hari Studi di bulan Januari ini adalah ” Peran KBG dan Kelompok Kategorial Membangun Bangsa yang Demokratis: Refleksi 100 Tahun KWI”. Peserta diajak untuk merenung dan memahami bagaimana Gereja Katolik di Indonesia, melalui KWI, telah berkontribusi dalam proses pembangunan masyarakat yang demokratis selama satu abad terakhir.
RD Boni Hurint, selaku moderator, membuka acara dengan menyampaikan bahwa Hari Studi ini bukan hanya sebagai momen perayaan, tetapi juga sebagai panggung untuk belajar dan berefleksi bersama. “Pada kesempatan berahmat ini, kita akan melaksanakan studi bersama dalam rangka menyongsng 100 tahun KWI dengan mengusung tema “Berjalan Bersama dengan Membangun Gereja dan Bangsa. Dalam refleksi kita bersama ini kita akan dibingkai dalam tiga corak : Communio, Partisipasi dan Misi. Kita akan menghasilkan buah yang akan diimplementasikan sesuai dengan tahun program kita “Pemberdayaan KBG dan Kelompok Kategorial”,” ujarnya.
RD. Ancis Kwaelaga selaku narasumber, menggambarkan peran KWI dalam satu abad karyanya untuk membangun iman di wilayah negeri kesatuan Republik Indonesia. Lebih lanjut Rm Ancis menggambarkan perkembangan iman dalam konteks gereja local keuskupan Larantuka. Ia menjelaskan bahwa pada tahun program 2024, konteks program Pastoral keuskupan Larantuka yang eksis ialah tema terkait Komunitas Basis Gerejawi (KBG) dan Kelompok Kategorial. Hal tersebut sudah dipromulgasikan oleh Mgr. Fransiskus Kopong Kung, Uskup Keuskupan Larantuka pada tanggal 7 Januari 2024 yang lalu di Gereja Katedral Larantuka. Lebih lanjut, Romo Ancis menegaskan: “Brand Mark kita di keuskupan Larantuka adalah KBG”. Inilah pilihan strategis kita”.
Lebih lanjut Si Narahubung tersebut memberikan penjelasan: “KBG itu merupakan: pertama, KBG sebagai fokus dan lokus Pastoral; kedua, KBG sebagai cara baru hidup menggereja; dan ketiga, KBG sebagai komunitas iman dan perjuangan atau gerakan kehidupan”.
Tentu, kita bisa membagikan pengalaman indah tentang hidup ber-KBG. Kita tinggalkan KBG sebagai “posyandu” dimana yang terlibat hanya kaum ibu dan anak-anak tetapi kita melibatkan semua kategori gender, terutama kaum lelaki dan anak lelaki muda. Semuanya mesti terlibat dan dilibatkan dalam hidup ber-KBG.
Acara Hari Studi ini menjadi forum diskusi yang interaktif, di mana peserta aktif berpartisipasi dengan mengajukan pertanyaan dan berbagi pengalaman. Suasana penuh semangat dan kebersamaan terasa sepanjang acara, menciptakan suasana yang kondusif untuk mendalami tema yang diangkat.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan pemahaman mendalam tentang peran KWI dalam sejarah Gereja Katolik di Indonesia, tetapi juga menjadi inspirasi bagi para peserta untuk terus berkontribusi dalam membangun bangsa yang demokratis dan inklusif. Semoga Hari Studi 100 Tahun KWI ini menjadi titik awal bagi lebih banyak inisiatif positif dalam menyambut masa depan Gereja Katolik di Indonesia.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.