Beranda BERITA Homili Mgr. Rolly Untu, MSC Pada Vesper Mulia Tahbisan Uskup Ambon

Homili Mgr. Rolly Untu, MSC Pada Vesper Mulia Tahbisan Uskup Ambon

Tahbisan Uskup Amboina, Keuskupan Amboina, Mgr. Seno Ngutra,Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19,, Penyejuk Iman, , Pewartaan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, umat katolik, Yesus Juruselamat

MIRIFICA.NET – JUMAT, 23 April 2022, tepat pukul 18.00 WIT, Ibadat Vesper Mulia dalam rangkaian upacara tahbisan Uskup Amboina dimulai. Ibadat yang dipimpin oleh Mgr. Benedictus Estephanus Rolly Untu, MSC, Uskup Manado ini diselenggarakan di Gereja Katedral St. Fransiskus Xaverius – Ambon.

Dalam Vesper mulia ini, Uskup terpilih, Mgr. Seno Ngutra dengan suara lantang mengakui imannya, bersumpah  setia kepada Bapa suci di Roma dan disaksikan para uskup, para imam, biarawan-biarawati dan seluruh umat yang hadir, menandatangani pernyataannya di hadapan Mgr. Pierro Pioppo, Nuntius Apostolik tahta suci Vatikan untuk Indonesia, mewakili Paus Fransiskus.

Sesudah itu Mgr. Rolly Untu, msc sebagai pemimpin ibadat memberkati insignia (perlengkapan yang digunakan uskup terpilih),  cincin, solideo, biretta, jubah, ban/sabuk, mitra, tongkat, dan tahta uskup.

Acara yang berlangsung semarak nan mulia ini dihadiri dua puluh lima uskup dan perwakilan keuskupan yang uskupnya tidak berkesempatan hadir, para imam, biarawan-biarawati, keluarga uskup terpilih dan umat beriman.

Tahbisan Uskup Amboina, Keuskupan Amboina, Mgr. Seno Ngutra,Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, Katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19,, Penyejuk Iman, , Pewartaan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, umat katolik, Yesus Juruselamat

Dalam kotbahnya, Mgr. Rolly, menegaskan bahwa seorang pemimpin diberi tugas untuk menggembalakan domba-domba. Merujuk ke pengalaman dan nasehat santo Petrus, Uskup Manado yang ditahbiskan 08 Juli 2017 ini, mengingatkan uskup terpilih untuk sungguh duc in altum, tidak mencari keuntungan diri dan merelakan diri, bahkan meninggalkan segala-galanya; melepaskan diri dari program-program pribadi dan segala hal yang menghambat karya penggembalaan. Karena seorang uskup sama seperti Yesus, datang untuk melayani bukan untuk dilayani. Hendaklah menjadi teladan, tidak main kuasa dan membangun relasi yang baik antar gembala dan umat.

Berikut ini transkrip lengkap kotbah Mgr. Rolly Untu, MSC.

Duta Vatikan untuk Indonesia, Para Uskup, Para Pastores, Rohaniwan/i, Bpk/Ibu/Sdr/i, kaum keluarga khususnya Uskup terpilih Mgr Senno Ngutra, pada Vesper yang mulia ini, kita telah mendengarkan apa yang disampaikan oleh Tuhan lewat Santo Petrus : satu yang sudah dipilih oleh Tim Liturgi yang memberi pesan kepada kita sekalian.

Pesan Petrus kepada para ketua, kalau diterjemahkan di zaman sekarang ini, di tengah- tengah perhimpunan umat pada vesper mulia ini, tentu ini adalah sapaan dan nasihat dari pemimpin gereja kita, Sri Paus kepada para ketua / pemimpin yang memegang kepemimpinan pengembalaan di dalam gereja kita dan pada kesempatan ini menarik bahwa Petrus mengingatkan dengan mengatakan intinya adalah gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu. Pesan dan nasihat Petrus ini kepada para Ketua disampaikan namun sebelumnya menarik juga apa yang dikatakan, kamu kunasihati sebagai teman sejawat sebagai teman-teman dan ini ditujukan kepada kita semua khususnya para uskup dan secara istimewa kepada Uskup terpilih, Petrus memandang sebagai teman sejawat.

Sebagai teman sejawat tetapi juga sebagai saksi penderitaan Kristus. Kita tahu bagaimana Petrus dalam mengikuti Yesus bergumul sampai detik-detik terakhir, sampai sengsara dan wafatnya Yesus di kayu Salib yang kemudian dihidupi, dihayati dan dijiwai bukan hanya itu saja sebagai orang yang mendapat bagian kemuliaan yang akan dinyatakan. Sebagai pemimpin umat yang Petrus nasihati yang dianggap teman-teman seperjalanan sejawat, yang menjadi saksi-saksi penderitaan Kristus dalam hidup kongkrit seperti juga yang dialami oleh para uskup, kardinal dan pemimpin gereja, Petrus juga menyadari dan mengalami, sudah mengalami bahwa orang yang mendapat bagian dalam kemuliaan puncaknya kita tahu bahwa ketika Yesus bangkit, Ia juga mengalami, menyaksikan kebangkitan Tuhan dan tentu dia merindukan juga akan dimuliakan dan ada akhir jaman seperti akhir pada bacaan ini, ayat yang terakhir “kamu akan menerima mahkota kemuliaan yang tak akan binasa”

Saudara-saudara yang terkasih, Petrus berpesan kepada ketua umat, pemimpin umat dan kita semua khususnya kepada uskup terpilih, “gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu”. Masih sangat segar dalam ingatan Petrus kata –kata yang kurang lebih sama, yang dia dengarkan dari Yesus sesudah kebangkitan Yesus, Yesus bertanya pada Petrus, apakah engkau mengasihi Aku lebih daripada mereka itu? Dan Petrus spontan menjawab, benar Tuhan, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau, lalu Yesus mengatakan, gembalakanlah domba-dombaku. Ternyata Yesus mengulang lagi walaupun sudah hilang satu kata “lebih dari mereka itu”? adakah engkau mengasihi aku Simon anak Yohanes, Petrus menjawab, benar Tuhan, aku mengasihi Engkau, Engkau tahu itu, Yesus masih lebih jauh lagi, lebih dalam lagi, untuk ketiga kali melihat kedalaman kasih Petrus, Simon anak Yohanes apakah engkau mengasihi Aku? pada ketiga kalinya Petrus sadar siapa Dia, pergumulannya, perjalanannya dan panggilannya untuk mengikuti Yesus, jatuh dan bangkit sehingga jawabannya dengan segala kerendahan hati mengatakan Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu bahwa aku mengasihi Engkau dan Yesus tetap mengatakan, “gembalakanlah domba-dombaku tiga kali”.

Pada Bacaan yang dipilih untuk Vesper kali ini, satu kali saja Petrus mengatakan sebagai pesan, “gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu”. Pengalaman yang masih segar dari Petrus yang kemudian dia teruskan kepada yang dia katakan tadi teman-teman sejawat dia tambahkan menurut pengalamannya, menurut pergumulannya tapi jangan dengan terpaksa namun dengan sukarela seturut kehendak Allah. Jangan mencari keuntungan tetapi relakanlah dirimu dengan pengabdian, dengan pemberian diri dan kalau menunjuk kepada motto Uskup terpilih “Duc in altum” dengan konteksnya yang akan kita dengarkan besok, kita akan lebih paham merelakan diri, memberi dengan pengabdian, memberikan diri yaitu, meninggalkan segala-galanya, tinggalkan program pribadi, tinggalkan perahu, tinggalkan ikan, tinggalkan jaring-jaringmu, tinggalkan jaringan-jaringan yang ada, yang menghambat untuk menggembalakan domba-domba yang ada padamu.

Saudara-saudari, Petrus menambahkan, jangan main kuasa atas umat yang dipercayakan padamu. Nanti kita akan menyaksikan pemberkatan Insignia tanda-tanda, kursi dari uskup sebagai tanda-tanda pelayanannya yang sudah didahului oleh pengakuan iman dan sumpah kesetiaan. Makanya Petrus dengan yakin mengatakan jangan main kuasa atas umat yang dipercayakan, karena kuasa yang diberikan sesungguhnya untuk pelayanan. Kita ingat Yesus mengatakan, Aku datang untuk melayani bukan untuk dilayani. Uskup terpilih tentu sangat paham dengan hal itu. Belajar studi hukum dan saya dengar bagaimana Uskup terpilih di dalam pelayanan, pastoralnya sebagai juga vikaris yudisial menggabungkan hukum, kuasa dengan pastoral, ini dimaksudkan untuk pelayanan umat.

Saudara-saudari yang terkasih, maka Petrus mulai menutup, hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawanan dombamu. Membangun relasi dan hubungan yang baik antara gembala dan kawanan domba. Saya membaca dalam buku yang diterjemahkan Komisi seminari KWI tahun 2018 yang menggabungkan dua hal ini. Dua figur peran ini yaitu gembala dan domba, gembala itu juga domba, dan kita ingat bagaimana Yohanes Pembaptis menunjuk Yesus, ”Lihatlah anak domba Allah yang telah menghapus dosa dunia”. Hendaklah kamu menjadi teladan bagi kawananmu seperti anak domba itu, ia gembala tetapi juga anak domba dan ini tentu menjadi  inspirasi dan motivasi bagi kita, teruntuk Uskup terpilih dan kita semua yang mengambil bagian di dalam imamat dan pengorbanan Yesus untuk melayani, dengan Petrus mengatakan, “Mahkota yang akan kamu terima, mahkota kemuliaan yang tidak akan binasa. Itulah kepenuhan yang akan terjadi tetapi sesudah kita mengosongkan diri, sesudah memberikan diri, sesudah melayani, sesudah mengabdi. Maka mahkota akan diberikan. Mari kita mohon, semoga dengan membuka diri, dengan mengosongkan diri menjadi inspirasi bagi kita semua khususnya untuk Uskup terpilih agar dipenuhi oleh Rahmat Tuhan. 

*Peliput Enny, Team Komsos Amboina.