Beranda KWI Ihwal  Lambang Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM

Ihwal  Lambang Uskup Pangkalpinang, Mgr. Adrianus Sunarko, OFM

SABTU (23/9/2017), Uskup Pangkalpinang yang baru, Mgr.Adrianus Sunarko, OFM, akan ditahbiskan. Prosesi tahbisan Uskup  akan dilangsungkan di Stadion Depati Amir Pangkalpinang.

Lazimnya  ketika akan ditahbiskan, seorang uskup sudah harus memilih lambang sebagai simbol karya kegembalaannya. Pemilihan lambang uskup pun sering dipengaruhi oleh tradisi masing-masing daerah atau negara. Karenanya, lambang setiap uskup itu berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Bagian paling utama yang menentukan perbedaan adalah perisai  pada lambang uskup. Lalu, bagaimana dengan lambang uskup Pangkalpinang, Mgr. Sunarko, OFM?

Secara ringkas, lambang Uskup Pangkalpinang dapat dideskripsikan sebagai berikut:

  1. Perisai Atas Kiri: Dua lengan Tangan dan Salib dengan latar warna Kuning merupakan lambang Fransisikan. Ada juga gambar lengan kanan Kristus dengan bekas paku pada telapak kanan-Nya, dipadukan dengan gambar lengan kiri Santo Fransiskus dari Asisi. Warnanya hitam. Sementara di belakang di tengah-tengah kedua lengan tangan itu terdapat pula sebuah salib kecil yang terbuat dari kayu.
  2. Perisai Atas Kanan: Pada perisai atas kanan terdapat gambar bintang dengan ukuran kecil berwarna kuning keemasan, dan di bawahnya ada gambar ombak lautan yang menyerupai tiga pita putih. Latar warna perisai atas kanan ini adalah warna biru. Pemilhan gambar yang terdapat pada perisai atas kanan ini merupakan lambang Stela Maris atau Bintang Samudera, untuk menyebut sebuah gelar kuno Maria Sang Bintang Samudra tidak lain merupakan pelindung para pelaut dan juga bagi karaya kerasulan dan misi-misi Katolik di laut serta merupakan petunjuk dalam perjalanan menuju Kristus.
  3. Perisai Bagian Bawah: Pada perisai ini terdapat gambar Kitab Suci dan beberapa simbol purba ciptaan Allah seperti matahari, bulan, dan bintang. Ada juga gambar tiga gunung berwarna abu-abu serta bumi berbentuk datar dan berwarna biru. Matahari berwarna kuning keemasan, sedangkan bulan sabit berwarna putih. Tujuh bintang berwarna putih menyebar di atas gunung.

Sesuai dengan tradisi Fransiskan,  yang diajarkan oleh St. Boneventura, disebutkan bahwa Allah memperkenalkan diri melalui dua Kitab, yakni Kitab Alam Ciptaan dan Kitab Suci. Karena dosa manusia, Kitab Alam ini menjadi asing dan sulit dibaca sebagai jalan menuju Allah. Kemudian Allah memperkenalkan diriNya melalui Firman (Kitab Suci) hingga digenapi oleh Kristus sendiri, Firman yang menjadi manusia. Berkat firman itu alam dapat menjadi jalan menuju Allah.

  1. Galero atau topi khas klerus. Terdapat di atas perisai, galero berwarna hijau itu memiliki enam (6) jumbai pada masing-masing sisinya. Pada bagian tengah belakang perisai terpancang salib dengan warna kuning keemasan. Galero hijau dengan enam jumbai berikut salib pancang ini merupakan penanda bahwa sang empunya lambang adalah seorang uskup.
  2. Pita berwarna kuning keemasan dalamnya terdapat sebuah tulisan dari bahasa Latin, “Laetentur Insulae Multae” sebagai motto penggembalaan Uskup Adrianus Sunarko. “Hendaklah Pulau-pulau Bersukacita”, demikianlah arti dari moto tersebut.  Motto ini diambil dari Mzm 97:1. Yang dimaksudkan adalah pulau-pulau dan para penghuninya. Sukacita akan ada hanya jika Allahlah yang menjadi Raja dalam hidup setiap manusia (Bdk. Ayat 1), bukan berhala-berhala lainnya (Bdk. Ayat 7). Paling akhir. Pada bagian atas perisai terdaapt pula gambar wajah Maria dan St. Fransiskus Asisi, dua orang yang senantiasa hidup dalam sukacita karena mereka menjadi Allah sebagai Raja dalam hidup mereka.