Beranda Jendela Alkitab Harian Konflik Orangtua vs. Anak

Konflik Orangtua vs. Anak

“Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus. Sementara mereka berdiri di luar, mereka menyuruh orang memanggil Dia.” (Mrk 3, 31)

SEORANG ibu meninggalkan Bogor dan pergi ke Jakarta untuk menengok anak dan cucunya. Saat ini banyak orang tua yang sudah pensiun beralih profesi sebagai “MC”, alias Momong Cucu. Namun demikian, niat si ibu tersebut tidak kesampaian.

Ibu tersebut ditolak oleh anak dan menantunya. Ibu tersebut tidak boleh masuk ke rumah cucunya. Dalam keadaan yang sudah tua dan tidak sehat, ibu tersebut akhirnya menginap di sebuah rumah warga. Kedatangan seorang ibu atau ayah bagi anak dan cucu di perantauan bisa menjadi peristiwa yang menggembirakan dan mendatangkan sukacita.

Mereka bisa berkumpul dan saling melepas rindu. Banyak orang tua yang selalu mondar-mandir dari satu kota ke kota lain. Mereka bisa meninggalkan rumah selama berminggu-minggu, demi melihat dan
menengok anak dan cucunya, yang tersebar di berbagai kota.

Namun demikian, peristiwa di atas juga menunjukkan bahwa kehadiran ayah dan ibu tidak selalu membawa kegembiraan dan sukacita. Selalu saja terjadi bahwa seorang anak atau menantu menolak kehadiran ayah dan ibunya dengan berbagai alasan.

Konflik antara orang tua melawan anak dan menantu sering kali terjadi. Hubungan darah rupanya belum cukup sebagai alasan untuk saling menerima dan saling menghormati satu dengan yang lain. Hubungan darah rupanya belum cukup sebagai alasan untuk membangun relasi kekeluargaan atau kehidupan bersama. Ibu dan saudara Yesus juga datang dan mencari-Nya.

Dalam situasi seperti itu, Yesus juga memberikan pengajaran bahwa yang disebut ibu dan saudara tidak hanya mereka yang mempunyai hubungan darah. Tetapi mereka yang melakukan kehendak Allah Bapa dengan setia juga merupakan ibu, saudari dan saudara. Persaudaraan dan kekeluargaan bisa dibangun oleh orang-orang yang setia untuk melaksanakan kehendak Allah.

Teman-teman selamat siang dan selamat berkarya. Berkah Dalem.