Beranda Jendela Alkitab Harian Maria Dikandung Tanpa Dosa (Siraman Rohani 8/12/2016)

Maria Dikandung Tanpa Dosa (Siraman Rohani 8/12/2016)

Maria Dikandung Tanpa Dosa (Siraman Rohani 8/11/2016)

(Lukas 1: 26-38)

Saudara-saudari….

HARI ini Gereja sejagat merayakan Hari Raya Santa Perawan Maria Dikandung Tanpa Dosa. Mungkin ada yang bertanya: “Mengapa Santa Perawan Maria dikandung tanpa dosa, bukankah ia keturunan Adam dan Hawa? Karena kejatuhan Adam dan Hawa maka konsekwensinya semua keturunannya akan dicemari dosa asal.” Pertanyaan seperti itu boleh saja dilontarkan tetapi kalau kita kembali lagi kepada pernyataan dan janji Tuhan sendiri, bahwa Dia akan mengutus PuteraNya ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari dosa, itu berarti Dia sudah menyiapkan seorang wanita yang akan mengandung PuteraNya itu dan melahirkan Dia sebagai manusia seperti kita kecuali dalam hal dosa.

Kedatangan Putera Allah ke dunia ini bukanlah secara otomatis yaitu dengan melompat saja dari surga dan terjun masuk ke dunia ini. Sama sekali tidaklah demikian. KedatanganNya harus melalu proses kelahiran sebagaimana seorang manusia baru datang ke tengah masyarakat. Ia harus dilahirkan dari kandungan seorang ibu. Untuk itu, Tuhan sudah sejak awal menyiapkan seorang wanita dan wanita ini harus bebas dari dosa asal. Wanita itu adalah Maria. Maria adalah satu-satunya manusia yang dikecualikan Allah dari warisan Adam itu. Ia dipersiapkan Tuhan untuk mengemban tugas khusus. Melalui dia, Tuhan menyalurkan rahmat penyelamatanNya kepada manusia. Tuhanlah sumber rahmat sedangkan Maria hanyalah salurannya. Sebagai saluran rahmat Allah bagi manusia, maka sudah selayaknya Maria itu penuh rahmat dan suci tak bercela. Demikianlah ia ditebus dengan cara yang paling sempurna: diperkandungkan tanpa noda dosa, suci dan tak bercela di hadapan Allah. Dalam Rahim Maria, Perawan yang murni, Allah menemukan singgasana yang pantas bagi PuteraNya. Melalui Maria, kutuk dosa diganti dengan berkat bagi manusia. Oleh karena itu, pada hari raya ini patutlah kita berdoa: Ya Maria, dengan senang hati kami merenungkan rahasia kepilihanmu menjadi Bunda Penebus. Engkau telah dibebaskan Allah dari kutuk dosa yang telah menimpa umat manusia. Jiwamu diperkaya dengan rahmat Allah dan memancarkan semarak kemuliaan Allah. Ya Maria yang dikandung tanpa dosa, doakanlah kami putera-putrimu.”

Saudara-saudari…

Injil hari ini sudah membuktikan kepada kita bagaimana Tuhan memenuhi rencana dan janjiNya. Hari ini Malaikat Tuhan datang kepada Maria dan berkata kepadanya:   “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria disapa khusus oleh Malaikat Tuhan dan ia dikaruniai dengan berkat Allah. Di saat Maria merasa takut setelah mendengar sapaan Malaikat Tuhan, Malaikat Tuhan langsung meneguhkannya, katanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi….” Dari pernyataan Malaikat Tuhan ini, secara tidak langsung Malaikat Tuhan mau menjelaskan kepada kita siapakah Maria di hadapan Allah.  Dia adalah seorang yang suci hatinya; Ia melahirkan seorang anak dan anak itu akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Rahimnya akan dihuni oleh Anak Allah selama sembilan bulan. Satu peristiwa yang sangat unik. Keunikan itu hanya terjadi pada Maria karena memang itulah kehendak Tuhan dan Dia sendiri yang merencanakan agar hal itu terjadi pada Maria, bukan pada wanita yang lain.

Kita bersyukur karena Bunda Maria, saudari kita, seorang manusia seperti kita, kecuali dalam hal dosa, sudah menjadi Bunda Penebus kita.

Bagaimana sikap kita terhadap Bunda Maria? Apakah kita selalu menghormati dia sebagai Bunda Allah? Apakah kita selalu memohon bantuannya untuk mendoakan kita?

Marilah saudara-saaudari…dalam masa Advent ini kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita, agar kita pun selalu berusaha untuk menyucikan hati kita supaya di saat Kristus datang nanti, Ia akan menemukan hati kita suci adanya sehingga Dia boleh bersemayam dengan damai dan bahagia dalam hati kita. Amen.

Kredit Foto: Radio Luce