Beranda KWI Menulis Itu Sebenarnya Mudah

Menulis Itu Sebenarnya Mudah

PESERTA  pelatihan menulis produktif kali ini mulai mencoba praktik membuat tulisan fakta selama 10 menit dan menulis feature selama 15 menit. Dalam kesempatan ini mereka mulai merasakan betapa kegiatan yang kelihatan sepele ini sebenarnya bisa dilakukan dengan mudah asal kita rajin melakukannya.

“Menulis itu sebenarnya tidak sulit. Hanya karena tidak terbiasa maka menjadi sulit. Saya tertarik untuk mengikuti latihan ini karena ingin mendapat ilmu yang bisa mendukung profesi saya sebagai guru, yakni menulis,”ujar Ani, guru Agama Katolik di SMAN 16 Ambon.

Veronika, Pengawas Pendidikan Tingkat Dasar Kota Ambon mengungkapkan hal senada.”Menulis itu sebenarnya mudah. Hanya kita orang awam tidak terbiasa menulis. Beda dengan romo, suster atau frater yang terbiasa menulis refleksi,”ujarnya. Awalnya, Veronika merasa kesulitan. Namun setelah mendapat penjelasan tentang bagaimana menulis fakta dan feature, ia pun dapat dengan mudah membuat tulisan (fakta dan feature) dari peristiwa yang ia temui tadi pagi sebelum datang ke pelatihan.

Sementara Suster Leonora Batjiel MM menyebutkan bahwa dirinya tergugah ingin lebih rajin menulis. “Saya senang mengikuti pelatihan ini dan menurut saya menulis itu mudah. Hanya karena tidak terbiasa menjadi sulit. Harusnya pelatihan ini minimal berlangsung 5 hari supaya saya bisa lebih banyak ilmu menulisnya.”ujar biarawati asal Tanimbar ini.

Agak berbeda dengan yang lain, Diakon Ronald Reagen mengungkapkan bahwa menulis itu mudah selama kita mau dan berniat. Menurutnya, menulis itu seperti hobi. Jika kita menyukainya pasti akan dengan mudah melakukannya. “Orang merasa sulit dan tidak bisa karena dia tidak menyukainya. Tidak heran bila diminta untuk menulis pasti akan kesulitan.”ujar Frater Ronald.

Dalam paparannya, Budi Sutedja Dharma Oetomo mengungkapkan bahwa tradisi berbahasa tuturlah yang menyebabkan kita sulit membuat tulisan, sulit menulis. “Kita lebih banyak berbicara daripada menulis. Kita tidak terbiasa menulis.  Disamping itu kita juga sering terpenjara kata ‘tidak berbakat’ atau mitos bahwa menulis itu sulit. Padahal faktanya tidak demikian. Selama kita mau belajar, maka kita bisa menjadi penulis yang produktif,” ujar Budi.