Beranda OPINI Pamer Punggung

Pamer Punggung

“Tetapi mereka tidak mau mendengarkan dan tidak mau memberi perhatian, melainkan mereka mengikuti rancangan-rancangan dan kedegilan hatinya yang jahat, dan mereka memperlihatkan punggungnya dan bukan mukanya.” (Yer 7, 24)

SEORANG  ibu pernah sharing pengalaman bahwa dirinya pernah ditegur anaknya dalam hal berpakaian. “Mamah harus ganti baju. Punggungnya gak boleh kelihatan. Kita kan mau ke Gereja”, kata anaknya.

Saat ini rupanya memang banyak model pakaian, yang memungkinkan para wanita memperlihatkan punggungnya. Banyak wanita sering menyukai jenis pakaian seperti ini untuk acara-acara tertentu. Ada juga yang sengaja memilih model pakaian seperti itu untuk memperlihatkan punggungnya yang indah dan bergambar tato. Para bintang atau selebritis tidak ragu dan canggung untuk memperlihatkan punggungnya.

Memperlihatkan punggung tidak hanya berarti pamer punggung yang indah, namun juga punya arti lain. Memunggungi artinya membelakangi atau menghadapkan bagian belakang tubuhnya pada orang lain. Maka memunggungi juga sama dengan memantati orang lain. Ini merupakan sikap dan tindakan yang tidak sopan dan tidak hormat.

Para orangtua tidak akan membiarkan anak-anaknya berdiri memunggungi atau memantati para tetua atau pemuka umat. Memunggungi juga bisa berarti suatu penolakan terhadap orang lain. Suami isteri tidur saling memunggungi, artinya mereka tidak bersedia berkomunikasi, saling menolak dan tidak mau peduli, saling mengabaikan.

Orang-orang yang sedang bertengkar, konflik dan berseteru tidak akan berhadapan, tetapi akan memunggungi satu dengan yang lain. Manusia tidak hanya memunggungi sesamanya, tetapi juga sering memunggungi Allah, artinya tidak mau memperhatikan dan mendengarkan sabda-Nya.

Manusia sering menuruti rancangannya sendiri dan kedegilan hatinya yang jahat serta memalingkan mukanya dari Allah. Kapan saja saya sering memunggungi Allah?

Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.

Kredit foto: Jakarta Fashion Week 2014 (Mathias Hariyadi)