Di sela-sela rangkaian Sidang Agung Gereja Katolik Indonesia (SAGKI) 2025 yang berlangsung di Hotel Mercure, Ancol, suasana Krakatau Ballroom tampak semarak. Deretan booth berjajar rapi, menampilkan aneka produk karya umat Katolik dari berbagai keuskupan di seluruh Indonesia. Dari kerajinan tangan, makanan khas daerah, hingga produk sosial kreatif — semuanya hadir dalam satu ruang yang menggambarkan wajah iman yang hidup dan kreatif.

Pameran ini tidak sekadar ajang jual beli, melainkan menjadi ruang perjumpaan yang hangat di antara para peserta SAGKI. Di balik setiap stan, tersimpan kisah tentang perjuangan, harapan, dan semangat pemberdayaan umat — kisah tentang bagaimana iman diwujudkan dalam karya nyata untuk menopang kehidupan bersama.

Menurut Sofie Khaoue, Panitia Pameran SAGKI 2025, kegiatan ini menjadi kesempatan berharga bagi setiap keuskupan untuk memperkenalkan hasil karya masyarakatnya. “Kami berharap Gereja tidak hanya berfokus pada kehidupan liturgis, tetapi juga turut menggerakkan umat agar bersama-sama memajukan berbagai aspek kehidupan,” ujarnya.

Ajakan tersebut mendapat sambutan hangat dari dua puluh keuskupan yang turut ambil bagian. Melalui pameran ini, mereka berharap dapat saling mengenal, berbagi inspirasi, dan membangun kerja sama lintas keuskupan, khususnya dalam bidang ekonomi umat.

Salah satu stan yang menarik perhatian datang dari Keuskupan Agung Palembang. Suster Carolisa, FCH, yang bertanggung jawab atas stan tersebut, menampilkan beragam produk khas daerah seperti dompet bermotif songket Palembang, kerupuk ikan tenggiri, hingga kerupuk tulang tenggiri hasil karya para suster Caritas Palembang. “Kami ingin memperkenalkan hasil karya komunitas kami yang sederhana tapi sarat makna dan usaha,” tuturnya.

Toko OBOR dan RAPTIM — dua lembaga di bawah naungan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) — juga turut hadir meramaikan pameran. Toko OBOR menawarkan berbagai buku rohani dan benda devosi, sementara RAPTIM memperkenalkan layanan perjalanan ziarah rohani. Kehadiran mereka memudahkan peserta untuk mendapatkan bahan bacaan rohani sekaligus informasi seputar wisata iman.

Selain itu, pameran juga menghadirkan produk-produk unggulan dari Pertapaan Rawaseneng yang semakin mendekatkan karya monastik kepada masyarakat luas. Tak ketinggalan, tersedia pula berbagai merchandise resmi dari Pastoral Yubileum 2025, yang menjadi pengingat akan semangat Gereja dalam menyongsong tahun rahmat tersebut.

Melalui pameran ini, SAGKI 2025 tidak hanya menjadi peristiwa sinodal, tetapi juga perayaan iman yang diwujudkan dalam kreativitas dan kerja bersama umat di seluruh Indonesia.