Home Jendela Alkitab Harian Percaya Berarti Hidup

Percaya Berarti Hidup

Rabu, 2 April 2014,

( Yes 49:8-15; Yoh.5:17-30)

“Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” (Yoh 5 : 24)

Ketika saya masih duduk di kelas 2 SD, ayah saya senantiasa menghantar saya pergi ke sekolah dengan naik sepeda motor. Ayah senantiasa berkata,”pegang perut ayah erat erat kalau ayah sedang ngebut, supaya kamu tetap selamat ya nak.” Ayah saya bagi saya saat itu, adalah seorang yang hebat. Meskipun dia seorang pengebut yang melarikan sepeda motornya dengan sangat kencang, namun ia senantiasa selamat membawa saya kemanapun kami “diboncengkan”. Saat itu saya selalu percaya, ayah tidak akan pernah mencelakakan kami. Dan itu benar. Karena percaya saya masih hidup sampai sekarang. Karena saya percaya, maka saya hidup. Ketika beranjak dewasa, saya mulai mempertanyakan keselamatan ayah dan ibu, adik, atau kakak yang duduk membonceng setiap ayah saya ngebut. Semakin saya mempertanyakan, semakin saya ragu ragu, dan semakin saya tidak termotivasi untuk diboncengkan oleh ayah saya.

Hari ini Yesus mengajak kita untuk senantiasa percaya kepada setiap perkataanNya. Bagi yang percaya kepadaNya, maka ia kan hidup. “Aku berkata kepadamu: Sungguh, barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” Setelah melihat kembali pengalaman masa kecil saya dengan ayah saya si pengendara motor yang suka ngebut, saya amat yakin dengan kebenaran yang dikatakan oleh Yesus “Barangsiapa mendengar perkataanKu dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup kekal, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup.” Percaya membawa kita pada hidup kekal. Percaya membawa kita untuk juga semakin peduli kepada mereka yang masih membutuhkan bantuan kita. Dan akhirnya percaya juga membawa kita untuk semakin melayani mereka dengan penuh kasih agar mereka yang kita layani semakin “hidup” terutama “merasakan hidup dalam kasih Bapa”

Pertanyaan reflektif:

Apakah anda pernah mempunyai pengalaman hidup tentang kepercayaan pada seseorang yang membawa     pada keselamatan?
Pernahkah aku menaruh kepercayaanku secara utuh, penuh dan total kepada Tuhan Yesus? Kalau ya pada   saat kapan dan peristiwa mana itu? Pernahkan kuwujudkan kepercayaanku itu dengan melayani sesama       yang membutuhkan aku ?
Doa:

Yesus sahabatku, berilah aku “Rahmat untuk Percaya” secara tulus, penuh, dan total hanya kepada SabdaMu yang senantiasa menghidupkan dan menyegarkan jiwaku. Semoga dengan “Rahmat Percaya” ini aku semakin mampu percaya, mengerti dan menghayati misteri kasihmu yang luar biasa dalam masa Prapaskah ini. Yesus, buatlah aku semakin percaya kepada-Mu.Semoga rahmat ini menggerakkan aku untuk melayani sesama yang masih berkekurangan. Amin.

(RD. H. Sridanto Aribowo)