Beranda BERITA PKSN-KWI 2018 Hadirkan Para Wartawan dari Media Nasional

PKSN-KWI 2018 Hadirkan Para Wartawan dari Media Nasional

FA Margana saat menyampaikan materi di hadapan orang muda Katolik dalam pelatihan menulis kreatif di Aula Magna Wisma Unio Keuskupan Palangka Raya, Rabu (9/5/2018). (Mirifica.net/Kevin S Putra)

Beberapa wartawan katolik dari media nasional terlihat hadir dalam Pekan Komunikasi Sosial (Komsos) Konferensi Waligereja Indonesia (PKSN-KWI) di Kota Palangkaraya, yang dibuka Senin 7/5/2018. Di antara yang hadir itu Redaktur Pelaksana Liputan6.com, Gabriel Abdi Susanto.

Pria kelahiran Semarang 42 tahun lalu itu rupanya menjadi narasumber dalam pelatihan menulis kreatif, salah satu rangkaian acara PKSN-KWI 2018. Dalam sesi yang dibawakannya, pada Selasa 8 Mei, Abdi menyampaikan berbagai hal tentang kiat menulis kreatif berdasar fakta.

“Menulis kreatif yang berdasar fakta itu disebut menulis feature. Tapi, kerap dalam proses menulis, kita menyertakan pendapat pribadi,”ungkapnya.

Menurut pria lulusan Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta ini, feature menjadi pilihan karena memungkinkan penulis bermain-main dengan diksi atau pilihan-pilihan kata yang beragam.

Dalam proses ini, Abdi sudah mulai mengajak peserta untuk berlatih menulis mulai dengan menulis selama menit, 10 menit hingga setengah atau satu jam. Sembari mengoreksi berbagai tulisan berdasar ilmu jurnalistiknya, Abdi menyampaikan hal-hal yang seharusnya dihindari atau sebaliknya yang sebaiknya dilakukan agar bisa menulis secara efektif.

“Tulisan saya jadi lebih bagus setelah diedit Mas Abdi meskipun tidak menghilangkan isi,”ujar Suster Fransiska FSGM, salah satu peserta pelatihan yang datang dari Tanjung Karang, Lampung.

Satu lagi mantan wartawan Tempo, FA Margana juga hadir di PKSN-KWI 2018, mengajarkan para peserta yang kebanyakan orang muda Katolik (OMK) menulis esai yang baik.

Menurut Margana, menulis itu mudah karena kita menulis apa yang kita lihat, dengar, rasakan, baca dan kita pikirkan.

Menurut Margana, tulisan opini juga harus berdasar fakta. “Anda juga harus melakukan riset entah melalui buku, media massa atau internet tentang tema yang mau ditulis,”ujar Margana.

Pria yang pernah dipercaya membenahi Majalah Hidup ini menegaskan bahwa gagasan utama dalam esai mesti ditulis secara argumentatif dengan didukung sejumlah fakta dan data yang akurat.

Selain dua orang ini, rupanya ada juga romo-romo Ketua Komisi Komsos Keuskupan yang pernah belajar jurnalistik di lembaga pendidikan resmi dan berkarya sebagai wartawan di Keuskupan masing-masing. Romo Erick Ratu, Ketua Komisi Komsos pernah belajar jurnalistik di Universitas Multimedia Nusantara. Bahkan penulis juga lulusan Fakultas Jurnalistik Universitas Mercu Buana, Jakarta.

Penulis: Stefanus Tomeng Kelen, Ketua Komisi Komsos Keuskupan Pangkalpinang