Renungan Harian Katolik: Kamis, 28 Februari 2019, Mrk. 9:41-50
ADA anggapan bahwa suara hati merupakan suara Tuhan. sebab, dari sana kita selalu mendengarkan ajakan untuk melakukan yang baik dan menghindari yang buruk. Karena itulah, kita seharusnya perlu bersikap mawas diri, mendengarkan suara Tuhan dalam nurani kita. Kesalahan pertama manusia adalah melupakan suara Tuhan dan tunduk pada rayuan iblis. Suara hati tak pernah memaksa, kebebasan manusialah yang menentukan. Sayangnya, manusia kerap salah dalam menggunakan kebebasannya. Kebebasan manusia kerap tunduk di bawah hawa nafsu. “Hati dan kekuatanmu jangan kauturuti untuk berlaku sesuai dengan hawa nafsu hatimu,” kata Putra Sirakh dalam bacaan pertama hari ini.
Dalam Injil hari ini, yesus mengingatkan para murid tentang pentingnya untuk mengendalikan hawa nafsu. Manusia kerap jatuh dalam godaan dosa dengan anggota-anggota tubuh yang dimilikinya. Tuhan menciptakan anggota-anggota tubuh itu dengan tujuan agar manusia berpartisipasi dalam karya keselamatan dan memuliakan Penciptanya. Namun, melalui anggota tubuh itu manusia justru kerap jatuh ke dalam dosa. Karena itu, Yesus menekankan pentingnya menjaga anggota tubuh agar tidak jatuh ke dalam kemungkinan berbuat dosa. Tubuh yang cacat tapi tak berdosa terasa lebih baik, daripada dengan tubuh yang utuh manusia berbuat dosa. Semoga kita mampu menggunakan anggota-anggota tubuh kita untuk kebaikan dan kemuliaan Tuhan, daripada menggunakannya untuk memuaskan hawa nafsu sendiri.
Tuhan Yesus, jangan biarkan aku hidup dari indra dan nafsuku. Semoga aku lebih berpegang pada sabda-Mu, sehingga mampu membawa pengaruh baik dalam keluarga dan masyarakatku. Amin.
Sumber: ZIarah Batin 2019, OBOR Indonesia
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.
