Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian: Sabtu, 18 Juli 2015

Renungan Harian: Sabtu, 18 Juli 2015

Ilustrasi: Buluh yang patah terkulai, omkicau.com

Bacaan I: Kel.12:37-42, Bacaan Injil: Mat.12:14-21

MAT 12:14 Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia.

Mat 12:15 Tetapi Yesus mengetahui maksud mereka lalu menyingkir dari sana. (12-15b) Banyak orang mengikuti Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya.

Mat 12:16 Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia,

Mat 12:17 supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya:

Mat 12:18 “Lihatlah, itu Hamba-Ku yang Kupilih, yang Kukasihi, yang kepada-Nya jiwa-Ku berkenan; Aku akan menaruh roh-Ku ke atas-Nya, dan Ia akan memaklumkan hukum kepada bangsa-bangsa.

Mat 12:19 Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan.

Mat 12:20 Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang.

Mat 12:21 Dan pada-Nyalah bangsa-bangsa akan berharap.”

Renungan

“ Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya”, demikian semangat hidup Yesus ketika Ia hadir dan tinggal di antara kita dan melakukan banyak mukjizat. Kita dipangggil  Yesus untuk menghayati semangat yang sama. Kehadiran kita bagi orang lain hendaknya mendatangkan kekuatan dan peneguhan bagi mereka yang putus asa dan membangkitkan semangat hidup bagi hati yang sedih, lesuh, terpuruk dan berbeban berat.

Di sekitar kita ada banyak orang mengalami penderitaan, kemiskinan, dan kemelaratan yang mengharapkan pertolongan. Kita mesti menolong mereka, tanpa pamrih, bukan hanya agar mereka bisa keluar dari penderitaan dan kemelaratan mereka, tetapi terutama agar mereka menjadi sembuh, dan sanggup melihat kebesaran kuasa Allah dalam hidup pribadinya dan dalam diri sesamanya. Kata orang bijak: Hati yang tulus memberi, tak akan gelisah jika taka ada yang membalas jasanya. Dan hati yang tulus memberi tak akan bersedih jika niat baiknya justru dianggap buruk oleh orang lain.Inilah mukjizat yang lahir dari ketulusan untuk mengulurkan tangan bagi sesama kita. Bersediakah kita mengulurkan tangan kita untuk berbagi kasih dan menjadi berkat bagi sesama?

Tuhan, beri aku kesanggupan untuk mengulurkan tangan kepada sesamaku yang menderita dan  kekurangan, dan semoga kehadiranku menjadi penyalur berkat-Mu bagi sesamaku. Amin.

Sumber : Ziarah Batin 2015

Ilustrasi: Buluh yang patah terkulai, omkicau.com