Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian, Selasa: 18 Oktober Pekan Biasa XXIX – O Pekan I,...

Renungan Harian, Selasa: 18 Oktober Pekan Biasa XXIX – O Pekan I, Luk10:1-9

LUK 10:1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya.

Luk 10:2 Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.

Luk 10:3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala.

Luk 10:4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan.

Luk 10:5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini.

Luk 10:6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu.

Luk 10:7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.

Luk 10:8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu,

Luk 10:9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.

Renungan

Hari ini kita merayakan pesta Santo Lukas pengarang Injil. Dalam Injilnya hari ini, Yesus berfirman:”…sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah  serigala” ( Luk.10:3 ). Ini bukanlah ayat yang nyaman kedengarannya, dan memang demikian kalau kita hendak ditutus oleh Allah. Kita harus siap untuk tidak nyaman. Kita harus berjuang bekerja keras, dan siap untuk ditolak. Bahkan, Yesus memerintahkan kita untuk tidak tergantung pada segala sarana dan prasarana yang kita perlukan untuk pelayanan itu.“ Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut” ( Luk.10:P4  ). Lalu apa yang dapat menjadi kekuatan bagi kita dalam perutusan?.

“Tuhan telah mendampingi aku dan menguatkan aku,…”(2Tim.4:17). Paulus mendapatkan kekuatan dari Tuhan sendiri saat dianiaya oleh Aleksander, si tukang tembaga, dan ditinggalkan oleh teman-temannya. Tuhanlah satu-satunya yang menjadi sumber penghiburtan dan kekuatan saat menanggung penderitaan bagi Paulus.

Demikianlah dalam hidup kita, tiada sesuatu pun yang dapat menjamin kedamaian kita, persahabatan pun tidak, apalagi harta duniawi. Semuanya bisa datang dan pergi begitu saja dari hidup kita.

Ya Tuhan, hanya pada-Mu ada damai, hanya dari-Mu ada sukacita, hanya bersama-Mu hidupku aman dan sejahtera. Janganlah tinggalkan aku sendirian. Amin.

============

Sumber: Ziarah Batin 2016

Kredit Foto:www.Hidup.com