Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian, Selasa: 20 September 2016,

Renungan Harian, Selasa: 20 September 2016,

LUK 8:19 Ibu dan saudara-saudara Yesus datang kepada-Nya, tetapi mereka tidak dapat mencapai Dia karena orang banyak.

Luk 8:20 Orang memberitahukan kepada-Nya: “Ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan ingin bertemu dengan Engkau.”

Luk 8:21 Tetapi Ia menjawab mereka: “Ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku ialah mereka, yang mendengarkan firman Allah dan melakukannya.”

Renungan

Credo (syahadat ) orang Yahudi dimulai dengan,” Dengarlah hai Israel….” ( Sh’ma Yis’ra’eil Adonai eloheius Adonai echad, Kel.,6.4) Dalam spiritualitas Yudaisme, hal mendengarkan Yahweh menjadi hal yang sentral dan menjadi keyakinan dasar dalam beriman kepada-Nya.

Dalam konteks iman orang Yahudi itu kita dapat memahami mengapa Yesus mengatakan bahwa orang yang paling berbahagia adalah mereka yang mendengarkan Firman Tuhan dan melaksanakannya. Dengan seruan ini, tentu Yesus tidak bermaksud menyangkal pengenalan dan pemahaman orang-orang sekitar Dia, bahwa Maria ibu-Nya adalah berbahagia karena memiliki seorang anak yang sedemikian berkuasa di mata mereka. Akan tetapi, pengakuan tersebut dapat juga merupakan suatu pengakuan akan kebahagiaan Maria yang terdalam yakni bahwa ia (Maria) berbahagia justru karena mendengarkan, taat, dan melakukan apa yang difirmankan Yahweh kepadanya. Maria memang pantas disebut ’yang berbahagia‘ karena ketaatan pada apa yang ia dengar sebagai Sabda Yahweh. Penulis Amsal menunjukkan hal mendengarkan juga sebagai sumber kebahagiaan, ketika ia berseru, ”Siapa menutup telinganya bagi jeritan orang lemah, tidak akan menerima jawaban kalau ia sendiri berseru-seru“ ( Ams.21:13 ).

Sudahkah kita menggunakan telinga dengan baik untuk mendengar seruan dan jeritan orang lain juga sebagai Sabda Allah yang nyata dalam kehidupan kita.?

Ya Tuhan, berilah aku kepekaan untuk mendengarkan suara-Mu dalam kehidupan sehari – hari dan ajarilah aku untuk taat melakukan Amin.

==========

Sumber: Ziarah Batin 2016