Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian, Senin: 12 Februari 2018, Mrk. 8:11-13

Renungan Harian, Senin: 12 Februari 2018, Mrk. 8:11-13

Pemuka agama dan kaum Farisi/Kredit: Pinterest.com

ELAMA kita masih hidup di dunia ini, persoalan akan tetap ada. Bahkan masalah sepertinya datang silih berganti dan sering kali membuat kita merasa tidak mampu menghadapi semuanya. Jadi, kalau kita berpikir bahwa hidup tanpa masalah, itu berarti kita sendiri ada dalam masalah, karena telah memiliki pola pikir yang salah. Firman Tuhan  mengajarkan kita supaya mengaggap sebuah masalah sebagai suatu kebahagiaan. “Saudara-saudaraku, anggaplah sebagai suatu kebahagiaan, apabila kamu jatuh ke dalam berbagai-bagai pencobaan” (Yak. 1:2). Rasul Yakobus dalam bacaan pertama hari ini, berbicara kepada umat yang berada di perantauan dan sedang mengalami berbagai ketidaknyamanan hidup berupa pencobaan sebagai ujian iman. Yakobus mencoba menyakinkan dan memberikan keteguhan iman bahwa mengandalkan kekayaan untuk bermegah adalah sebuah kekeliruan besar. Dengan kata lain, imanlah yang menjadi dasar dan kekuatan dalam melihat karya Tuhan dalam hidup kita.

Permintaan orang-orang Farisi supaya Yesus memberikan tanda menunjukkan ketidakpahaman mereka. Tanda memang memiliki fungsi menghadirkan sesuatu untuk membantu kita merasakan dan meyakini sesuatu. Yesus menolak untuk memberikan tanda, karena ia mengetahui bahwa tanda yang sudah dibuat oleh Yesus, hati mereka tetap keras.

Dalam hidup sehari-hari, kita pun mungkin bergumul dengan tanda-tanda yang dapat meneguhkan iman kita. Namun, kita beriman bukan pertama-tama karena tanda-tanda, tetapi oleh sabda yang keluar dari mulut Yesus. Kita seharusnya mengimani apa yang disabdakan Yesus. Sebab, sabda-Nya adalah kebenaran.

Ya Allah yang kudus, jauhkan diriku dari pikiran untuk mencobai-Mu dan ampunilah aku karena kesombonganku. Semoga Roh-Mu membuka hatiku untuk melihat kehadiran-mU dalam hidupku. Amin.

Sumber: Ziarah Batin 2018, Penerbit Obor, Jakarta