Beranda Jendela Alkitab Harian Sabtu, 14 Juni 2014: Tuhanlah Sumber Sukacita Kita

Sabtu, 14 Juni 2014: Tuhanlah Sumber Sukacita Kita

SUATU hari seorang anak bertanya kepada ayahnya, “Ayah, apakah benar surga itu ada?”

Sang ayah agak bingung mendengar pertanyaan anaknya. Lantas ia menjawab, “Surga itu ada. Kalau tidak ada ada surga, lalu untuk apa kita hidup.”

Menurut bapak itu, hidup kita di dunia ini hanya sementara saja. Surga itu warisan utama orang beriman. Jadi orang beriman mesti selalu mengandalkan hidupnya dari Tuhan yang memiliki surga itu.

Surga itu kekal abadi. Segala sesuatu yang lain seperti rumah, pakaian, benda-benda lain dipinjamkan kepada manusia untuk sementara waktu saja. Mereka dipergunakan untuk mencapai surga. Tetapi surga itu sendiri tidak akan dilenyapkan. Tuhan menciptakannya bagi kita, dan kita bagi surga.

Tentang surga, Santo Agustinus berkata, “Engkau mencipta kami bagi Diri-Mu, ya Tuhan.” Tuhan menciptakan kita untuk mengenal-Nya, mengasihi-Nya dan mengabdi kepada-Nya dalam hidup ini, serta memiliki-Nya selama-lamanya di surga.

Dalam kenyataannya, hidup ini merupakan suatu ziarah singkat. Apabila kita bepergian, kita tidak pernah berpikiran bahwa kereta api atau bis yang kita tumpangi adalah milik kita sendiri. Para penumpang tidak menaruh banyak perhatian pada kota-kota yang dilewatinya dalam perjalanan mereka ke tempat tujuan. Kita berziarah menuju Tuhan. Jadi, marilah kita memusatkan perhatian hanya pada tujuan kita, yaitu rumah kita di surga.

Bagi orang beriman, segala sesuatu berlalu, sementara hari-hari berlalu. Segala sesuatu di sekitar kita hanya dipinjamkan kepada kita. Surgalah tanah air kita, rumah keluarga kita. Kita adalah orang-orang buangan yang pulang ke rumah, orang-orang yang rindu memandang Tuhan yang penuh belas kasih itu. Di dunia ini kita tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap. Kita mencari kota yang akan datang. Kota itu adalah surga yang abadi.

Tuhan mengundang kita ke rumah yang begitu mengagumkan, yaitu surga. Di sana tidak ada lagi penderitaan. Tidak ada lagi dukacita. Yang ada hanyalah sukacita yang memenuhi seluruh hidup kita. Karena itu, orang beriman mesti senantiasa mencari Tuhan dalam hidup ini.

Orang beriman mesti menemukan Tuhan dalam hidupnya sehari-hari. Mengapa? Karena Tuhanlah sumber sukacita kita. Hanya Tuhan yang mampu membherikan jaminan kebahagiaan bagi kita. Hanya Tuhan yang memberikan damai dalam hidup kita.

Untuk itu, kita mohon agar Tuhan membantu mengangkat hati kita dari penderitaan dunia ini ke surga, yang kita damba dengan rindu, di mana kita berharap untuk bersama kembali. Tuhan memberkati.