Home KATEKESE Santo Daniel dari Ceuta, dkk : 10 Oktober

Santo Daniel dari Ceuta, dkk : 10 Oktober

10 Oktober, Bunda Maria, gereja katolik, gereja Katolik Indonesia, Ibu Maria, katekese, katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Minggu Biasa XXVII, Para Kudus, Para Kudus di Surga, Santo Daniel dari Ceuta, dkk, Santo Louis Bertrand, Santo Simeon, Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario, Santo Bruno, Santa Faustina Kowalska, Santo Fransiskus Asisi , Santo Gerardus dari Brogne, rosario, santo santa hari ini, teladan kita, umat katolik, yesus kristus, teladan kita, umat katolik, Komsos KWI

Pada Tahun 1220  Ordo Fransiskan memperoleh mahkota kemartiran oleh para martir perdana Ordo ini. Para pahlawan iman tersebut adalah : Santo Berardus, Santo Petrus, Santo Adjutus, Santo Accursio dan Santo Odo. Peristiwa ini telah membangkitkan semangat kerasulan yang luar biasa diantara para putera Santo Fransiskus untuk ikut mempersembahkan jiwa dan raganya dalam pewartaan Iman bagi Kristus.

Pada tahun 1227, tujuh tahun setelah kemartiran Santo Berardus dan kawan-kawan di Maroko; Daniel, provinsial Fransiskan dari Calabria, seorang yang sangat menonjol kesuciannya, bersama enam orang saudara fransiskannya : Angelus,  Samuel,  Donulus,  Leo,  Hugolinus dan  Nicholas, disertai dengan berkat dari Minister General Fransiskan, berangkat ke Maroko untuk mewartakan Injil Kristus kepada orang-orang Muslim.

Setelah berlabuh di Ceuta (Ceuta terletak di Afrika Utara dan saat itu berada dalam kekuasaan Sultan Moor di Maroko; sekarang menjadi wilayah Kerajaan Spanyol)  mereka pun segera bertekad untuk berkhotbah dalam kota pelabuhan yang besar itu. Sebelum berkhotbah di pusat kota, mereka mendapat informasi dari para pedagang Kristen bahwa ada larangan keras bagi semua orang Kristen untuk memasuki kota itu. Mereka sadar bahwa kegiatan mereka dibayangi dengan bahaya yang besar, dan mereka pun mempersiapkan diri secukupnya.

Pada hari Sabtu, 2 Oktober, para Fransiskan ini mengawali hari mereka dengan mengaku dosa, merayakan misa dan menerima Sakramen Mahakudus, dan kemudian menghabiskan sisa hari itu dalam doa. Pada sore harinya, sebagaimana dilakukan oleh Tuhan pada sore hari menjelang sengsara-Nya, mereka pun saling membasuh kaki satu sama lain. Pada hari Minggu pagi mereka memasuki kota itu dan mulai berkhotbah kepada orang-orang yang berkerumun di sepanjang jalan dan tempat-tempat umum. Dengan berani meeka menyatakan bahwa keselamatan hanya didapatkan dalam nama Yesus. Kota pun seketika bergolak. Penguasa Muslim segera memerintahkan agar Pengkhotbah-pengkhotbah yang penuh keberanian itu dijebloskan ke dalam penjara. Di sana mereka menulis kepada pedagang-pedagang Kristen yang berdiam di luar kota:

“Terberkatilah Tuhan, Bapa segala kerahiman, yang menghibur dan memperkuat kita dalam segala kekacau-balauan kita! Tuhan kita telah memberi perintah kepada kita: ‘Pergilah dan wartakanlah Injil kepada semua makhluk.’ Dia telah berkata: ‘Hamba tidak lebih besar daripada Tuan; bila orang menganiaya kamu, ingatlah bahwa mereka telah terlebih dahulu menganiaya Saya.’ Tersentuh oleh kata-kata ini, kami hamba-hamba Yesus Kristus yang miskin dan tidak layak ini, telah meninggalkan rumah kami dan telah datang untuk berkhotbah di negara ini demi kemuliaan Tuhan dan keselamatan jiwa-jiwa, dan demi kekalutan orang-orang tak beriman yang keras kepala. … Dan kendati kami mungkin telah banyak menderita, kami sangat dihibur dan diperkuat oleh Tuhan. Kami pun mengharapkan semoga Dia akan berkenan menerima persembahan hidup kami. Hanya kepada-Nyalah pujian dan kemuliaan untuk selama-lamanya.”

Seminggu kemudian, para tahanan itu dihadapkan pada Gubernur, dan mereka dibujuk untuk mengingkari iman mereka, mula-mula dengan janji-janji, kemudian dengan ancaman-ancaman. Semuanya tetap teguh dalam iman mereka pada Kristus dan mereka pun dijatuhi hukuman penggal kepala.

Mereka berenam lalu menunduk berlutut di depan Daniel, atasan mereka, berterimakasih kepadanya karena mereka telah dianugerahi kesempatan memperoleh mahkota kemartiran. Mereka pun minta berkat. Pater Daniel, dengan lelehan air mata kegembiraan, memeluk mereka satu per satu, memberkati mereka, dan berkata :

“Marilah kita bergembira dalam Tuhan, teman-temanku yang setia, karena hari ini adalah hari pesta untuk kita! Malaikat-malaikat yang kudus telah datang untuk membimbing jiwa-jiwa kita pergi ke tempat tinggal yang abadi, dan hari ini para martir berpakaian jubah putih akan menerima kita ke dalam persekutuan kudus mereka. Surga telah terbuka di atas kepala kita, kita akan segera menjadi milik kebahagiaan yang kekal.”

Demikianlah kepala mereka menggelinding dari balok itu, tetapi jiwa mereka terbang melayang ke surga. Jenazah mereka kemudian dipindahkan ke Spanyol dan kemudian terjadi banyak mukjizat berkat pengantaraan mereka.

Santo Daniel, Santo Angelus,  Santo Samuel,  Santo Donulus,  Santo Leo,  Santo Hugolinus dan  Santo Nicholas  dikanonisasi oleh Paus Leo X pada tahun 1516.

Sumber: katakombe.org

Inspirasimu: Santo Louis Bertrand : 09 Oktober