Beranda KATEKESE Santo Gildas : 29 Januari

Santo Gildas : 29 Januari

29 januari, Bunda Maria, gereja katolik, gereja Katolik Indonesia, Ibu Maria, Kanak-Kanak Suci, Kaspar, katekese, katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Para Kudus, Para Kudus di Surga, Pengaku Iman, pertapa, rosario, Santo Gildas, Santo Thomas Aquinas, Santa Angela Merici, Santo Stefanus Harding, Pesta Bertobatnya St. Paulus Rasul, Santo Fransiskus de Sales, Santa Emerentiana, Santa Agnes, umat katolik, Uskup dan Pengaku Iman, yesus kristus
Ilustrasi

GILDAS dilahirkan sekitar tahun 516 Clydeside, Scotlandia dalam keluarga bangsawan. Sebagai seorang pemuda ia bertekad untuk mempraktekkan gaya hidup mengurbankan diri. Ia melakukan ini guna membantu dirinya sendiri semakin dekat pada Tuhan. Gildas bersungguh-sungguh dengan komitmen Kristianinya. Ia merasa bertanggung jawab untuk berdoa dan berkurban demi silih atas dosa-dosa yang dilakukan orang sejamannya.

Ia menulis khotbah-khotbah berusaha meyakinkan orang untuk meninggalkan kejahatan. Ia mendorong mereka untuk menghentikan hidup penuh skandal. Sebab Gildas begitu peduli, tulisan-tulisannya terkadang terasa terlalu kritis. Sesungguhnya, ia tidak bermaksud mengutuk siapapun. Ia memohon orang untuk berbalik kepada Tuhan.

29 januari, Bunda Maria, gereja katolik, gereja Katolik Indonesia, Ibu Maria, Kanak-Kanak Suci, Kaspar, katekese, katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Para Kudus, Para Kudus di Surga, Pengaku Iman, pertapa, rosario, Santo Gildas, Santo Thomas Aquinas, Santa Angela Merici, Santo Stefanus Harding, Pesta Bertobatnya St. Paulus Rasul, Santo Fransiskus de Sales, Santa Emerentiana, Santa Agnes, umat katolik, Uskup dan Pengaku Iman, yesus kristus

Gildas adalah seorang rohaniwan yang mengamalkan hidup seorang pertapa. Ia tidak memilih hidup doa yang hening sebab ia hendak melarikan diri dari dunia sekelilingnya. Ia memilih gaya hidupnya demi membantu diri bertumbuh semakin dekat pada Tuhan. Ia lebih sadar dari orang kebanyakan mengenai hal-hal yang sangat keliru dalam masyarakat. Sayangnya, banyak orang tidak cukup sadar akan Tuhan dan hukum-Nya. Mereka bahkan tidak menyadari kejahatan yang tengah membinakasan mereka. Itulah sebabnya mengapa sebagian orang dalam Gereja – para imam, uskup, dan kaum awam baik laki-laki maupun perempuan – pergi kepada Gildas mohon nasehat mengenai hal-hal rohani yang mendalam.

Menjelang akhir hidupnya, Gildas mengamalkan hidup bertapa di sebuah pulau kecil di Brittany. Meski ia menginginkan kesendirian guna mempersiapkan jiwanya menyongsong maut, para murid mengikutinya juga ke sana. Santo Gildas menyambut mereka sebagai suatu pertanda bahwa Tuhan menghendakinya untuk membagikan karunia-karunia rohaninya kepada yang lain. Gildas adalah bagaikan “nurani” masyarakat. Terkadang, kita tak suka mendengar mengenai dosa, tetapi dosa itu nyata. Terhkadang kita juga dicobai untuk melakukan yang salah atau menjadi lalai. Pada saat itulah kita dapat memanjatkan sebuah doa singkat kepada Santo Gildas. Kita memohon bantuannya untuk memperolehkan bagi kita kekuatan niat untuk melakukan hal yang benar.

Sumber: katakombe.org

Inspirasimu : Santo Thomas Aquinas : 27 Januari