Beranda KATEKESE Santo Laurentius dari Brindisi : 21 Juli

Santo Laurentius dari Brindisi : 21 Juli

21 Juli, Bunda Maria, Gereja Katolik, Gereja Katolik Indonesia, Katekese, Katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, martir, Para Kudus, Para Kudus di Surga, Pengaku Iman, Santo Laurentius dari Brindisi, Umat Katolik, Yesus Kristus, Katekese

JULIUS Caesar Rossi dilahirkan di Brindisi Italia pada tahun 1559. Pada usia enam belas tahun, ia masuk biara Fransiskan Kapusin dan mengambil nama biara : Laurentius. Ia kemudian diutus ke Universitas Padua untuk belajar teologi.

Laurentius mengejutkan banyak orang dengan belajar juga enam bahasa asing. Selain bahasa Italia, Ia juga fasih berbahasa Perancis, Jerman, Yunani, Spanyol, Syriac dan Ibrani. Ia juga memiliki pengetahuan mendalam tentang Kitab Suci.

21 Juli, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, Santo Laurentius dari Brindisi, Santo Yusuf Barsabas , Santo Arsenius Agung, Santo Frederikus, Santo Paus Leo IV, Santo Santa, Teladan Kita, Bunda Maria, Rosario, Katekese, Para Kudus, Katolik, Minggu Biasa XVI, Gereja Katolik Indonesia, Katolik, Katekese, Umat Katolik, Lawan Covid 19Setelah ditahbiskan sebagai imam, ia menjadi seorang pengkhotbah yang populer. Karena kemampuannya berbahasa Ibrani, ia berkarya demi pertobatan orang-orang Yahudi yang tinggal di Roma. Di kemudian hari, St Laurentius diutus untuk mendirikan biara Kapusin di Austria. Kaisar Rudolf II tidak menghendaki kedatangan mereka. Tetapi, kelemah-lembutan Laurentius dalam merawat para korban wabah penyakit di sana melunakkan hati kaisar.

Kaisar meminta Laurentius untuk membujuk para bangsawan Jerman agar ikut berperang melawan pasukan Turki. Kala itu, Sultan Turki tengah berperang dengan raja-raja di Eropa dan berusaha menghapuskan kekristenan. Laurentius berhasil meyakinkan para bangsawan. Tetapi, para Kesatria dan pemimpin pasukan mendesak agar ia juga ikut serta bersama pasukan ke medan perang guna menjamin kemenangan.

Ketika para prajurit melihat betapa besarnya bala tentara Turki, mereka ketakutan dan bermaksud mengundurkan diri. Jadi, St Laurentius sendiri yang memimpin pasukan. Ia maju kedepan hanya dengan berjubah Kapusin dan bersenjatakan salib. Melihat ini Para prajurit kembali percaya diri lalu bertempur dengan gagah berani. Pasukan Turki kocar-kacir dan berhasil ditaklukkan dengan mutlak.

St.Laurentius disanjung, tetapi ia tidak berbangga diri atas keberhasilannya ini. Ia menyerahkan segalanya pada Tuhan dan memanjatkan pujian kemuliaan bagi-Nya.

Pada tahun 1602, St Laurentius diangkat menjadi Superior Jenderal Kapusin. Ia berkarya, berkhotbah dan menulis guna menyebarluaskan Kabar Gembira. Ia pergi dalam misi-misi perdamaian yang penting ke Munich, Jerman dan Madrid, Spanyol. Para penguasa wilayah-wilayah tersebut mendengarkan nasehatnya dan misinya berhasil gemilang. Tetapi St Laurentius terserang sakit parah. Ia kecapaian karena medan perjalanan yang berat dan beban tugas yang menegangkan. Ia wafat tepat pada hari ulang tahunnya, pada tanggal 22 Juli 1619.

St Laurentius dinyatakan kudus oleh Paus Leo XIII pada tahun 1881. Ia dihormati sebagai “Doktor Apostolik” oleh Paus Yohanes XXIII pada tahun 1959

Sumber: katakombe.org

Inspirasimu: Santo Yusuf Barsabas : 20 Juli