Home KATEKESE Santo Stefanus dari Hungaria : 16 Agustus

Santo Stefanus dari Hungaria : 16 Agustus

16 Agustus, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, Santo Stefanus dari Hungaria, Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga, Santo Maximilianus Maria Kolbe, Santo Pontianus dan Santo Hippolitus, Santo Porkarius dan kawan-kawan, Santa Klara dari Asisi, Santo Santa, Teladan Kita, Bunda Maria, Rosario, Katekese, Para Kudus, Katolik, Minggu Biasa XIX, Minggu Biasa XX, Gereja Katolik Indonesia, Katolik, Katekese, Umat Katolik, Lawan Covid 19

STEFANUS dilahirkan sekitar tahun 969 di Hungaria. Nama yang diberikan kepadanya adalah Vaik. Ketika ia menjadi seorang Kristen pada usia sepuluh tahun, ia diberi nama Stefanus. Pada saat yang sama, ayahnya, Pangeran Hungaria, dan juga banyak kaum bangsawan lainnya menjadi Kristen.

Namun demikian, ketika Stefanus menjadi raja, di negerinya itu masih banyak orang kafir. Sebagian penduduknya masih suka kekerasan dan kekejian. Jadi, Stefanus memutuskan untuk membangun Gereja yang kokoh di Hungaria. Usahanya itu diberkati Tuhan. Rahasia keberhasilan St. Stefanus dalam membimbing rakyatnya secara gemilang kepada iman Kristiani adalah devosinya kepada Bunda Maria. Ia mempercayakan seluruh kerajaannya dalam perlindungan Bunda Maria dan ia membangun sebuah gereja yang amat indah untuk menghormati Bunda Allah (Gereja itu sekarang dikenal dengan nama Basilika St.Stefanus Budapest Hungaria).

Paus Sylvester II mengirimkan sebuah mahkota raja yang indah bagi Stefanus. Pusaka ini kemudian dikenal sebagai Mahkota St. Stefanus. Dalam masa Perang Dunia II, tentara Amerika merampas mahkota tersebut, tetapi akhirnya diserahkan kembali pada Hungaria pada tahun 1978.

16 Agustus, katekese, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Para Kudus di Surga, Santo Stefanus dari Hungaria, Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga, Santo Maximilianus Maria Kolbe, Santo Pontianus dan Santo Hippolitus, Santo Porkarius dan kawan-kawan, Santa Klara dari Asisi, Santo Santa, Teladan Kita, Bunda Maria, Rosario, Katekese, Para Kudus, Katolik, Minggu Biasa XIX, Minggu Biasa XX, Gereja Katolik Indonesia, Katolik, Katekese, Umat Katolik, Lawan Covid 19
Ilustrasi

Stefanus seorang pemimpin yang tegas serta gagah berani. Ia menerapkan hukum yang adil. Namun demikian, ia juga lemah lembut serta penuh belas kasihan kepada mereka yang miskin. Sebisa-bisanya ia menghindari peperangan. Ia suka memberi bingkisan uang kepada para pengemis tanpa memberitahukan kepada mereka siapa dia sebenarnya. Suatu ketika ia sedang menyamar dan membagi-bagikan bingkisan, sekelompok pengemis dengan brutal menyerang serta memukulnya. Mereka menarik-narik rambutnya, jenggotnya serta merampok kantong uangnya.  Tak pernah terbayangkan oleh mereka bahwa mereka sedang mempermainkan raja mereka. Dan mereka tidak pernah tahu akan hal itu.

Raja menerima segala penghinaan itu dengan diam-diam dan dengan rendah hati. Sekuat tenaga ia mengarahkan pikirannya pada Bunda Maria dan berdoa: “Lihatlah, Ratu Surgawi, bagaimana umatmu memperlakukan dia yang engkau jadikan raja. Jika mereka musuh-musuh iman, aku tahu apa yang harus aku lakukan terhadap mereka. Tetapi, karena mereka adalah kesayangan Putera-mu, aku menerima ini semua dengan sukacita. Aku mengucap syukur karenanya.”

Kejadian ini tidak membuatnya berhenti untuk menyamar sebagai rakyat biasa dan membagi-bagikan bingkisan. Malahan Raja Stefanus berjanji untuk berderma lebih banyak lagi bagi para pengemis. Stefanus menjadi raja Hungaria selama empat puluh dua tahun. Ia wafat pada tanggal 15 Agustus 1038. St. Stefanus dinyatakan kudus oleh Paus St. Gregorius VII pada tahun 1083.

Sumber: Katakombe.org

Inspirasimu: Hari Raya SP Maria Diangkat ke Surga : 15 Agustus