Home KATEKESE Santo Yohanes dari Capestrano : 23 Oktober

Santo Yohanes dari Capestrano : 23 Oktober

23 Oktober, Bunda Maria, gereja katolik, gereja Katolik Indonesia, Ibu Maria, katekese, katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Minggu Biasa XXVIII, Para Kudus, Para Kudus di Surga, Santo Yohanes dari Capestrano, Santo Paus Yohanes Paulus II , Santo Hilarion, Santa Irene, Santo Lukas, Santo Ignatius dari Antiokhia, Santa Theresia dari Avila ,Santo Kalistus I, Pesta Santa Perawan Maria Ratu Rosario, rosario, santo santa hari ini, teladan kita, umat katolik, yesus kristus, katolik, Komsos KWI

YOHANES dari Capestrano dilahirkan di Italia pada tahun 1386. Ia seorang pengacara dan gubernur kota Perugia. Ketika para musuh yang menyerang kotanya menjebloskannya ke dalam penjara, Yohanes mulai berpikir tentang arti hidup yang sebenarnya. Para musuh politik Yohanes tidak ingin segera membebaskannya. Jadi, Yohanes punya banyak waktu untuk menyadari bahwa hal yang paling penting adalah keselamatan jiwa. Ketika pada akhirnya sekonyong-konyong ia dibebaskan, Yohanes masuk ke sebuah biara Fransiskan. Usianya tiga puluh tahun ketika itu. Bagi Yohanes, hidup sebagai seorang biarawan miskin sungguh merupakan suatu tantangan yang berat. Ia harus mengorbankan kebebasannya demi cintanya kepada Yesus. Dan ia berusaha melakukannya dengan segenap hatinya.

Setelah ditahbiskan menjadi seorang imam, Yohanes diutus untuk berkhotbah. Ia dan St. Bernardinus dari Siena, yang tadinya pembimbing novisnya, menyebarluaskan devosi kepada Nama Yesus yang Tersuci ke berbagai tempat. Yohanes berkhotbah menjelajahi Eropa selama empat puluh tahun. Semua orang yang mendengar khotbahnya tergerak hatinya untuk mengasihi serta melayani Kristus dengan lebih baik.

Suatu peristiwa terkenal dalam hidup orang kudus ini terjadi saat peperangan Belgrade. Turki telah bertekad untuk menguasai Eropa serta membinasakan Gereja Yesus. Paus mengutus St. Yohanes dari Capestrano untuk pergi menghadap semua raja Kristen di Eropa untuk memohon agar mereka bersatu dalam menghadapi pasukan Turki yang amat kuat. Para raja taat kepada biarawan yang miskin serta bertelanjang kaki ini. Ia mengobarkan cinta mereka kepada Tuhan serta menyemangati mereka dengan kata-katanya yang berapi-api. Namun demikian, meskipun suatu balatentara Kristen yang besar bersatu untuk melawan Mohamad II dan pasukan Turkinya, tampaknya mereka akan kalah. Pasukan musuh jauh lebih besar jumlahnya. Pada saat itulah Yohanes sendiri, meskipun usianya telah tujuhpuluh tahun, lari ke garis depan untuk membakar semangat pasukannya agar terus bertempur. Dengan mengangkat salibnya tinggi-tinggi, orang tua yang kurus kecil ini terus berteriak, “Menang, Yesus, menang!” Dan para laskar Kristen itupun merasa jauh lebih bersemangat dari sebelumnya. Mereka bertempur hingga pasukan musuh lari ketakutan.

Santo Yohanes dari Capestrano meninggal tidak selang lama kemudian, pada tanggal 23 Oktober 1456. Ia dinyatakan kudus pada tahun 1724.

“(Para imam) telah ditempatkan di sini untuk memberikan perhatian kepada sesamanya. Hidupnya sendiri haruslah menjadi teladan bagi sesamanya, dengan menunjukkan bagaimana mereka harus hidup di dalam rumah Tuhan.”

Sumber: katakombe.org

Inspirasimu: Santo Paus Yohanes Paulus II : 23 Oktober