Beranda Jendela Alkitab Harian Siraman Rohani, Senin: 10 April 2017-Cinta Harus Dikonkritkan! (Yohanes12: 1 – 11)

Siraman Rohani, Senin: 10 April 2017-Cinta Harus Dikonkritkan! (Yohanes12: 1 – 11)

Saudara-saudari…

inta baru dikatakan cinta kalau bisa dirasakan dan dibuktikan lewat perbuatan nyata. Abraham dipanggil oleh Allah dan dengan setia ia menjawab panggilan Allah itu dengan meninggalkan tanah asalnya dan pergi ke tempat yang baru, yang samasekali tidak pernah diketahuinya. Kesetiaannya lewat perbuatan nyata yaitu dengan meninggalkan tempat asalnya adalah ungkapan cinta yang ditunjukkannya kepada Tuhan. Yosef, yang dijual oleh saudaranya kepada orang asing, tetap mencintai saudara-saudaranya dengan memberinya tempat kediaman di Mesir di saat mereka ditimpa kelaparan besar.

Itulah ekspresi cinta Yosef kepada saudara-saudaranya. Dia membalas keburukan saudara-saudaranya dengan cinta. Pengampuan Yusuf diwujudkannya lewat cinta. Yohanes pembaptis tunjukkan cinta dan imannya kepada Tuhan lewat promosikan keadilan dan kebenaran. Ia tidak takut mengingatkan perbuatan jahat dari raja Herodes, yang mengawini istri saudaranya. Yohanes Pembaptis menerima perlakuan buruk Herodes terhadapnya dengan tabah demi iman dan cintanya kepada Tuhan. Bunda Maria sungguh mencintai Tuhan. Cinta dan imannya kepada Tuhan diwujudkannya lewat penyerahan diri secara total, bukan hanya lewat kata-kata, “Aku ini hamba Tuhan terjadilah kepada-ku menurut perkataan-Mu”, tetapi juga diwujudkannya lewat perbuatan nyata yaitu: membiarkan dirinya dikandung oleh Roh Kudus; berjalan dalam keadaan hamil tua ke Betlehem dan melahirkan Yesus Kristus dalam kandang Binatang; melarikan diri ke tempat asing, yaitu ke Mesir beberapa hari sesudah melahirkan Yesus Kristus; mencari Yesus selama tiga hari di Yerusalem; menyaksikan Yesus, Puteranya yang sangat dikasihinya, dipukul, dipaksa memikul salib, dipaku pada kayu salib dan mati di kayu salib. Itulah ekspresi cinta Bunda Maria kepada Tuhan.

Hari ini kita mendengar Maria, saudara Lazarus dan Marta, meminyaki kaki Yesus dengan minyak narwastu murni yang sangat mahal harganya. Maria melakukannya sebagai ungkapan cinta dan terimakasihnya kepada Yesus, karena Yesus sudah menyelamatkan dia dengan mengeluarkan tujuh roh jahat dari dalam dirinya dan juga sudah menghidupkan saudaranya Lazarus. Bau harum semerbak dalam rumah Lazarus tidak semata-mata harum minyak narwastu murni yang ditumpahkan oleh Maria ke kaki Yesus, tetapi juga diartikan sebagai keharuman dari buah pengampunan dan cinta Tuhan kepada Maria. Maria sudah alami pengampunan dan kasih Tuhan, kini buah pengampunan dan kasih Tuhan itu sudah menjadi nyata dalam diri Maria. Maria sudah menjadi seorang yang saleh dan sangat dekat dengan Tuhan.

Bagaimana dengan kita? Sesudah kita mengakui dosa kita kepada Tuhan, apakah kita merasakan buah pengampunannya? Sesudah kita alami kasih dan cinta Tuhan, apa tanggapan konkrit kita kepada Tuhan?
Sekarang kita memasuki Pekan Suci. Dalam Pekan Suci ini kita akan merasakan sungguh perwujudan cinta Tuhan kepada kita. Yesus memberi diri-Nya kepada kita sebagai makanan jiwa kita; Yesus menumpahkan darah-Nya untuk menyucikan jiwa kita yang penuh dosa; Yesus bangkit membawa terang untuk kita agar kita tidak lagi berjalan dalam kegelapan. Kita berdoa semoga Tuhan memampukan kita untuk mengekspresikan cinta kita kepada-Nya lewat perbuatan nyata yaitu membantu sesama tanpa memperhitungkan untung rugi.

Kita memohon Bunda Maria untuk mendoakan kita. Amen.

 

Kredit Foto: Ilustrasi (Ist)