Beranda GEREJA KITA Uskup Anicetus Sinaga: KBG Harga Mati!

Uskup Anicetus Sinaga: KBG Harga Mati!

Uskup Anicetus Sinaga: KBG Harga Mati!

Elvina Simanjuntak*

“Tahun 2019 adalah tahun implementasi KBG. Kita harus menjalankan pengembangan komunitas basis gerejawi (KBG) yang diamanatkan Sinode dengan sungguh-sungguh. Belajarlah dari pengalaman Eropa, Gereja di sana lalai menghidupkan persekutuan orang beriman di tingkat basis sehingga Gereja mengalami kemunduran luar biasa. Sudah terbukti bahwa tanpa komunitas basis Gereja akan mati. Jangan ulang kesalahan itu. KBG adalah harga mati!”

Demikian satu arahan dan pernyataan paling penting dari Uskup Administrator Apostolik, Mgr. Anicetus Sinaga dalam Musyawarah Pastoral (MUSPAS) Akhir Tahun Keuskupan Sibolga yang berlangsung Senin – Rabu, 19-21 November 2018 di Rumah Pembinaan Rohani St. Leopoldo Gunungsitoli, Nias.

MUSPAS Akhir Tahun adalah agenda tetap Keuskupan Sibolga yang dijalankan secara berjenjang mulai dari basis, paroki dan keuskupan dengan 2 kegiatan utama yakni mengevaluasi kegiatan semua unit di keuskupan sepanjang satu tahun dan merencanakan kegiatan satu tahun berikutnya. Unit-unit yang dimaksud adalah 24 paroki dan 20 komisi-biro-lembaga-dekenat (Kobilemdek). Paroki-paroki membuat perencanaan partisipatif dari bawah sementara Kobilemdek melayani kebutuhan-kebutuhan semua paroki sesuai bidang masing-masing. Semuanya mengacu kepada Renstra Keuskupan Sibolga yang dimandatkan Sinode.

MUSPAS Akhir Tahun kali ini diwarnai suasana sendu karena inilah MUSPAS Keuskupan yang pertama setelah Uskup Keuskupan Sibolga, Mgr. Ludovicus Simanullang menghadap Tuhan 20 September 2018 yang lalu. Syukurlah, kehadiran Administrator Apostolik, Uskup Anicetus Sinaga yang meski sudah sepuh namun tetap energik membangun suasana ceria dan membakar semangat semua peserta MUSPAS.

Peserta Muspa Keuskupan Sibolga (Doc. Elvina Simanjuntak)

Pengembangan KBG sejak Sinode I tahun 2009 telah ditetapkan menjadi salah satu strategi pastoral Keuskupan Sibolga untuk mewujudkan visi menuju Gereja yang mandiri, solider dan membebaskan. Pada Sinode II tahun 2014 ditegaskan kembali dan dipertajam bahwa KBG adalah lokus dan fokus dalam menjalankan karya pastoral yang tertuang dalam arah dasar dan Renstra Keuskupan. Namun hingga sekarang paroki-paroki masih jatuh bangun dalam mengembangkan KBG ini. Maka bertolak dari evaluasi dan pembelajaran terus-menerus, dalam MUSPAS kali ini sekali lagi ditetapkan strategi percepatan realisasi pengembangan KBG, melanjutkan apa yang sudah dilakukan selama ini.

Fokus untuk pengembangan KBG di Keuskupan Sibolga sebenarnya sudah dimulai oleh Uskup Anicetus Sinaga tahun 2000 pasca SAGKI. Namun kemudian tidak berkelanjutan. Pada Sinode I Keuskupan Sibolga, di bawah kepemimpinan Uskup Ludovicus Simanullang alm. KBG kembali ditetapkan menjadi fokus dan strategi utama pastoral dengan perangkat kerja yang lebih sistematis.

Direktur Pusat Pastoral (PUSPAS) Keuskupan Sibolga, P. Sebastian Sihombing, OFM Cap. Menegaskan bahwa percepatan realisasi KBG di paroki-paroki tidak bisa ditunda lagi karena di sanalah konsentrasi karya pastoral untuk meningkatkan mutu penghayatan iman dan hidup umat. Di sanalah praktek Gereja Pemberdayaan untuk mewujudkan visi Keuskupan Siboga, Gereja yang mandiri, solider dan membebaskan secara realistis akan dapat diraih.

Lebih dari 80 peserta MUSPAS yakni para pastor paroki, pastor rekan, ketua dan staf Kobilemdek dan PUSPAS,  pimpinan Ordo Kapusin, para diakon serta frater sangat mengapresiasi peran yang dilakukan Administrator Apostolik. “Kita semua senang, kehadiran Administrator Apostolik ini sangat meneguhkan, beliau mengikuti semua sesi, mendengarkan dengan setia dan memberikan kontribusi serta arahan pada momen yang tepat”, demikian diungkapkan Direktur PUSPAS.

Satu hal yang sangat menyentuh, pada penutupan MUSPAS dengan sangat rendah hati Mgr Anicetus mengatakan, “Dalam 3 hari ini saya baru saja menjalani masa Novisiat saya di Keuskupan Sibolga…” yang spontan disambut tepuk tangan meriah peserta MUSPAS. Pernyataan ini merujuk kenyataan bahwa meski beliau merupakan Uskup pertama Keuskupan Sibolga namun sudah 14 tahun meninggalkan Sibolga karena sejak 2004 menjadi Uskup Koajutor di Keuskupan Agung Medan. Sejak kepergian beliau banyak sekali perubahan yang sudah terjadi sehingga sekarang harus belajar lagi untuk memahami model pastoral Keuskupan yang pernah digembalakannya selama 25 tahun (1979-1981 sebagai Prefektur Apostolik, 1981-2004 sebagai Uskup).

Semoga bersama Gembala Administrator Apostolik ini pengembangan KBG di Keuskupan Sibolga ke depan mengalami kemajuan berarti.

*Sekretaris Program Pusat Pastoral Keuskupan Sibolga

Kredit Foto: Mgr. Anicetus Sinaga, OFM Cap, Administrasi ApostolikKeuskupan Sibolga (Doc. Elivina Simanjuntak)