Beranda KWI Visi Pastoral Makna Lambang Uskup Bandung

Visi Pastoral Makna Lambang Uskup Bandung

Lambang Uskup Bandung

Dalam Perjamuan Malam Terakhir, Yesus bersabda: “Aku memberi perintah baru kepada kamu supaya kamu saling mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus saling mengasihi” (Yoh 13: 34). Perintah ini diulangi Yesus dalam amanat perpisahan-Nya (Yoh 15: 12).

Semangat Ekaristi yang merupakan sumber dan puncak hidup Kristiani ini mcnjiwai tugas penggembalaan Uskup Bandung di tanah Parahyangan. Dengan busana ungu, tongkat gembala, dan topi galero bertali, Uskup Bandung yang berasal dari Ordo Salib Suci ini
hendak mewujudkan tugas pastoralnya dalam kesetiaannya kepada Gereja Universal, di bawah pimpinan Sri Paus sebagai Gembalanya.

Keuskupan Bandung adalah suatu komunitas dinamis dari beragam budaya dan beraneka talenta bagai enam tangan warna-warni: ada yang merangkul, berbagi, dan ada pula yang terbuka menerima. Komunitas yang terus menyempurnakan diri ini membangun
persekutuan sehati-sejiwa dan berpusat pada Ekaristi dengan anggur dalam piala dan hosti terpecah di atas patena.

Dengan demikian, Keuskupan Bandung menjadi Gereja yang berdoa melalui persatuan dengan Tuhan agar juga menjadi Gereja yang bertindak melalui pelayanan kenabian dalarn dunia. Salib Kristus menjadi kekuatan Gereja Keuskupan Bandung yang sedang berziarah
di dunia (tanah hijau) menuju Bapa di surga (langit biru). Hanya dengan hati yang terbuka pada Roh Kudus, akan terciptalah komunitas mistik dan profetik yang melaksanakan perintah Tuhan: Ut Diligatis Invicem; ”Kasihilah seorang akan yang lain” (Yoh 15: 17).

 

Dua Belas Unsur dalam Lambang Uskup Bandung Mgr. Antonius Subianto Bunjamin OSC.

  1. Topi galero bertali: Hierarki dalam tingkat uskup dengan kesediaan dan kesetiaan diutus Sri Paus, Sang Gembala Gereja Universal.
  2. Tongkat gembala: Pedoman pelayanan pastoral untuk menghadirkan kasih Allah melalui pengalaman mistik dan tindakan profetik.
  3. Burung merpati: Roh Kudus sebagai Roh Penghibur dan Pembaharu Gereja Keuskupan Bandung.
  4. Piala dan hosti terpecah: Ekaristi sebagai sumber hidup Kristiani dan saat perjumpaan dengan Tuhan bagai Wanita Samaria (Yoh 4; 5-42).
  5. Enam tangan warna-warni: Komunitas plural yang menyempurnakan diri dengan semangat murah hati bagai Pria Samaria (Luk 10; 25-27).
  6. Warna hijau: Tatar Sunda atau wilayah Parahyangan sebagai dunia di mana Gereja Keuskupan Bandung berziarah dan memasyarakat.
  7. Warna biru langit: Ruang kudus, di mana Yang Ilahi bersemayam sebagai tujuan peziarahan.
  8. Warna ungu: Rahmat martabat uskup sebagai anugerah bagi kesejahteraan dan keselamatan domba-domba Tuhan.
  9. Salib merah putih: Kanonik Regulir Ordo Salib Suci yang mempersembahkan anggotanya menjadi Uskup Bandung ke-5.
  10. Salib sebagai latar belakang: Gereja yang berziarah dengan berdoa (mistik) dan bertindak (profetik) berdasarkan misteri Salib Kristus.