Beranda KATEKESE 8 Alasan Imam Mengenakan Collar

8 Alasan Imam Mengenakan Collar

Imam yang sedang tidak bertugas juga menggunakan pakaian seperti umat awam. Bedanya, ada satu potongan kain kaku yang disisipkan di bagian kerah: inilah yang disebut collar. Ada sejumlah alasan mengapa seorang imam harus menggunakan collar:

1. Collar Romawi menjadi tanda konsekrasi imamat kepada Tuhan; bahwa hidupnya bukan milik sendiri, tapi milik Tuhan dalam cara yang istimewa, bahwa kita diutus untuk melayaniNya. Sama seperti sifat cincin pada sakramen pernikahan, inilah tanda identifikasi seorang uskup atau imam, bahwa mereka sudah mempersembahkan kebebasannya kepada Raja Keilahian yang memanggilnya.

2. Demonstrasi seperti Yesus yang sederhana dan tidak berpakaian berlebihan. Collar menjadi tanda bahwa Gereja -bukan imam- yang menentukan bagaimana cara imam berpakaian. Inilah tanda satu otoritas pada Gereja Katolik selama 2 milenium lebih.

3. Diatur di Kitab Hukum Kanonik no. 66, kutipan Kanon no. 284.

4. Kebiasaan yang diminta dan dihimbau berulang kali Paus Yohanes Paulus II, termasuk pada 8 September 1982 pada sebuah surat kepada Vikjen Keuskupan Roma, Ugo Cardinal Poletti tentang instruksi penggunaan collar Romawi dan habit religius.

5. Mencegah ambiguitas ketika imam sedang berkarya di tempat-tempat berbahaya.

6. Proteksi panggilannya terhadap godaan perempuan.

7. Pengingat bahwa sang imam adalah imam kapanpun dan dimanapun.

8. Sudah sepantasnya seorang pelayan Tuhan mudah untuk diidentifikasi. Para gembala Gereja yang mengenakan collar menunjukkan peran mereka sebagai pemimpin. Lagipula, umat juga mengharapkan gembalanya menggunakan pakaian yang menimbulkan rasa aman, nyaman, memancarkan ke-Tuhan-an, baik secara pikiran, perkataan, dan perbuatan.

sumber: Mangan, Mgr. Charles M. Mangan dan Fr. Gerald E. Murray. “Why a priest should wear his Roman collar.” dalam courageouspriest.com. Homiletic & Pastoral Review (June, 1995).
foto: patheos.com