Home Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 09 April 2021

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Jumat, 09 April 2021

09 April 2021, Bacaan Injil 09 April 2021, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 09 April 2021, Bait Allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, Gereja Katolik Indonesia, Iman Katolik, Injil Katolik, Katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan 09 April 2021, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, Pewartaan, Renungan Harian Katolik 09 April 2021, Renungan Katolik Harian, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Eksegetis, Ulasan Eksegetis Bacaan Kitab Suci Minggu, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik, Yesus Juruselamat

Bacaan Pertama: Kis 4:1-12

Keselamatan hanya ada di dalam Yesus.

Sekali peristiwa, sesudah menyembuhkan seorang lumpuh, Petrus dan Yohanes berbicara kepada orang banyak. Tiba-tiba mereka didatangi imam-imam dan kepala pengawal Bait Allah serta orang-orang Saduki.
Mereka ini sangat marah, karena Petrus dan Yohanes mengajar orang banyak dan memberitakan bahwa dalam Yesus ada kebangkitan dari antara orang mati. Maka mereka ditangkap, lalu diserahkan ke dalam tahanan sampai keesokan harinya, karena hari telah malam. Tetapi di antara orang yang mendengar ajaran itu
banyak yang menjadi percaya, sehingga jumlah mereka menjadi kira-kira lima ribu orang laki-laki.

Pada keesokan harinya pemimpin-pemimpin Yahudi serta tua-tua dan para ahli Taurat mengadakan sidang di Yerusalem dengan Imam Besar Hanas dan Kayafas, Yohanes dan Aleksander dan semua orang lain yang termasuk keturunan Imam Besar. Lalu Petrus dan Yohanes dihadapkan kepada sidang itu dan mulai diperiksa dengan pertanyaan ini: “Dengan kuasa manakah atau dalam nama siapakah kamu bertindak demikian itu?”

Maka jawab Petrus, penuh dengan Roh Kudus, “Hai pemimpin-pemimpin umat dan kaum tua-tua, jika sekarang kami harus diperiksa karena suatu kebajikan kepada seorang sakit, dan harus menerangkan dengan kuasa manakah orang itu disembuhkan, maka ketahuilah oleh kamu sekalian dan oleh seluruh umat Israel, bahwa semua itu kami lakukan dalam nama Yesus Kristus, orang Nazaret, yang telah kamu salibkan, tetapi dibangkitkan Allah dari antara orang mati; Karena Yesus itulah orang ini berdiri dengan sehat sekarang di depan kamu. Yesus adalah batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan, yaitu kamu sendiri, namun Ia telah menjadi batu penjuru. Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan.”

Demikianlah sabda Tuhan.
Mazmur Tanggapan: Mzm 118:1-2.4.22-24.25-27a R:22

Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru.

  • Bersyukurlah kepada Tuhan, sebab Ia baik! Kekal abadi kasih setia-Nya. Biarlah Israel berkata, “Kekal abadi kasih setia-Nya!” Biarlah orang yang takwa pada Tuhan berkata, “Kekal abadi kasih setia-Nya!”
  • Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru. Hal itu terjadi pada pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Inilah hari yang dijadikan Tuhan, marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya!
  • Ya Tuhan, berilah kiranya keselamatan! Ya Tuhan, berilah kiranya kemujuran! Diberkatilah dia yang datang dalam nama Tuhan! Kami memberkati kamu dari dalam rumah Tuhan. Tuhanlah Allah, Dia menerangi kita.

Bacaan Pengantar Injil: Mzm 118:24

Inilah hari yang dijadikan Tuhan. Marilah kita bersorak-sorak dan bersukacita karenanya.

Bacaan Injil: Yoh 21:1-14

Yesus mengambil roti dan memberikannya kepada para murid; demikian juga ikan.

Sesudah bangkit dari antara orang mati, Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya di pantai danau Tiberias. Ia menampakkan diri sebagai berikut:

Di pantai itu berkumpul Simon Petrus, Tomas yang disebut Didimus, Natanael dari Kana yang di Galilea, anak-anak Zebedeus dan dua orang murid-Nya yang lain. Kata Simon Petrus kepada mereka, “Aku pergi menangkap ikan.” Kata mereka kepadanya, “Kami pergi juga dengan engkau.” Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa.

Ketika hari mulai siang, Yesus berdiri di pantai; akan tetapi murid-murid itu tidak tahu, bahwa itu adalah Yesus.
Kata Yesus kepada mereka, “Hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Jawab mereka, “Tidak ada.”
Maka kata Yesus kepada mereka, “Tebarkanlah jalamu di sebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh.”
Lalu mereka menebarkannya, dan mereka tidak dapat menariknya lagi karena banyaknya ikan.

Maka murid yang dikasihi Yesus berkata kepada Petrus, “Itu Tuhan!” Ketika Petrus mendengar bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau. Murid-murid yang lain datang dengan perahu karena mereka tidak jauh dari darat, hanya kira-kira dua ratus hasta saja; dan mereka menghela jala yang penuh ikan itu.

Ketika tiba di darat, mereka melihat api arang, dan di atasnya ada ikan serta roti. Kata Yesus kepada mereka,
“Bawalah beberapa ikan, yang baru kamu angkat itu.” Simon Petrus naik ke perahu, lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya; dan sungguhpun sebanyak itu ikannya, jala tidak koyak. Kata Yesus kepada mereka, “Marilah dan sarapanlah!” Tidak ada di antara murid-murid itu yang berani bertanya kepada-Nya, “Siapakah Engkau?” Sebab mereka tahu bahwa Ia adalah Tuhan. Yesus maju ke depan, mengambil roti dan memberikannya kepada mereka; demikian juga ikan itu. Itulah ketiga kalinya Yesus menampakkan diri kepada murid-murid-Nya sesudah Ia bangkit dari antara orang mati.

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Ketika murid yang dikasihi Yesus berujar, “Itu Tuhan,” Petrus langsung mengenakan pakaiannya dan terjun ke danau. Pakaian adalah simbol identitas. Setelah kematian Yesus, banyak murid mulai ‘melepas’ identitas dan kembali ke pola hidup sebelum bertemu dengan Yesus. Namun, mereka tetap bersama-sama. Dalam kebersamaan itu ada seorang murid tidak melepas “baju.” Murid itulah yang justru mampu mengenali Yesus sebagai Tuhan sekalipun dari kejauhan.

Di dalam hidup berkomunitas, kita akan bertemu dengan orang-orang yang akan menyerukan untuk kita: “Itu Tuhan.” Saat kita menyendiri, merasa mampu tetap beriman sekalipun tidak ke gereja, merasa diri tetap bisa beriman sekalipun tidak turut bersekutu dalam lingkungan, komunitas, atau paroki, saat seperti itulah kita akan amat rentan dengan penyesatan. Alih-alih mendengar sebutan ‘itu Tuhan,’ kita malah mendengar ‘itu Hantu.’ Karena itu, marilah kita mewarnai hidup beriman kita dengan kesetiaan untuk tetap menjalin persekutuan kasih dengan sesama. Jangan menjauh, melainkan bergabunglah!

Ya Bapa, betapa hidup berkomunitas sebagai umat beriman yang percaya akan Yesus Kristus adalah keutamaan. Semoga kami tidak pernah terpisah dari-Mu. Amin.

02 Januari, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, misa natal, natal, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin

 

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2020, Penerbit OBOR

Inspirasimu: Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Selasa, 06 April 2021