Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2025, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik, Hari Minggu Biasa XXXI, Penyejuk Hati, sabda Allah, Oase Katolik, Renungan Pagi, Sabda Tuhan, Mirifica News, Renungan MIrifica, Renungan Komsos KWI, Renungan Mirifica, Bacaan Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik Minggu 2 November 2025, Paus Leo IV
Ilustrasi

Hari Minggu, Pekan Biasa XXXI
Hari Raya Pengenangan Arwah Semua Orang Beriman
warna Liturgi: Ungu/Putih

Bacaan I: 2 Makabe 12:43-46

Sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh memikirkan kebangkitan.

Bacaan dari Kitab kedua Makabe:

Setelah menguburkan tentara yang gugur dalam pertempuran, Yudas, panglima Israel, menyuruh mengumpulkan uang di tengah-tengah pasukan. Lebih kurang dua ribu dirham perak dikirimkannya ke Yerusalem untuk mempersembahkan kurban penghapus dosa. Ini sungguh suatu perbuatan yang sangat baik dan tepat, karena Yudas memikirkan kebangkitan. Sebab jika tidak menaruh harapan bahwa orang-orang yang gugur itu akan bangkit, niscaya percuma dan hampalah mendoakan orang-orang mati. Lagipula Yudas ingat bahwa tersedialah pahala yang amat indah bagi sekalian orang yang meninggal dengan saleh. Ini sungguh suatu pikiran yang mursid dan saleh. Dari sebab itu disuruhnyalah mengadakan kurban penebus salah untuk semua orang yang sudah mati itu, supaya mereka dilepaskan dari dosa mereka.

Demikianlah Sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mazmut 143:1-2.5-6.7ab.8ab.10; R:1a

Ya Tuhan, dengarkanlah doaku.

  • Ya Tuhan, dengarkanlah doaku, berilah telinga kepada permohonanku! Jawablahaku demi kesetiaan-Mu. Jawablah aku demi keadilan-Mu. Janganlah berperkara dengan hamba-Mu ini, sebab di antara yang hidup tidak seorang pun benar di hadapan-Mu.
  • Aku teringat akan hari-hari dahulu kala, aku merenungkan segala pekerjaan-Mu. aku memikirkan perbuatan tangan-Mu. Aku menadahkan tanganku kepada-Mu, jiwaku haus kepada-Mu seperti tanah yang tandus.
  • Jawablah aku dengan segera, ya Tuhan, sedah habislah semangatku! Perdengarkanlah kasih setia-Mu kepadaku pada waktu pagi, sebab kepada-Mulah aku percaya! Beritahukanlah kepadaku jalan yang harus kutempuh, sebab kepada-Mulah kuangkat jiwaku.
  • Ajarlah aku melakukan kehendak-Mu, sebab Engkaulah Allahku! Kiranya Roh-Mu yang baik itu menuntun aku di tanah yang rata!

Bacaan II: 1 Korintus 15:20-24a.25-28

Semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus:

Saudara-saudara, Kristus dibangkitkan dari antara orang mati sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal. Sebab sama seperti maut datang karena satu orang manusia, demikian juga kebangkitan orang mati datang karena satu orang manusia.

Karena sama seperti semua orang mati dalam persekutuan dengan Adam, demikian pula semua orang akan dihidupkan kembali dalam persekutuan dengan Kristus. Tetapi tiap-tiap orang menurut urutannya; Kristus sebagi buah sulung; sesudah itu mereka yang menjadi milik-Nya pada waktu kedatangan-Nya.

Kemudian tibalah kesudahan, yaitu bilaman Kristus menyerahkan Kerajaan kepada Allah Bapa. Karena Kristus harus memegang pemerintahan sebagai Raja sampai Allah meletakkan semua musuh-Nya di bawah kaki-Nya.

Tetapi kalau dikatakan bahwa ‘Segala sesuatu telah ditaklukkan’, sudah barang tentu Allah sendiri, yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawah Kristus, tidak termasuk di dalamnya.

Dan kalau segala sesuatu telah ditaklukkan di bawah Kristus, maka Kristus sendiri sebagai Anak akan menaklukkan diri di bawah Dia yang telah menaklukkan segala sesuatu di bawh-Nya, supaya Allah menjadi semua di dalam semua.

Demikianlah Sabda Tuhan.

Bait Pengantar Injil: Yohanes 6:40
Inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku, jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman.

Bacaan Injil: Yohanes 6:37-40

Setiap orang yang percaya kepada Anak Allah beroleh hidup yang kekal, dan Tuhan akan membangkitkannya pada akhir zaman.

Inilah Injil Suci menurut Yohanes:

Dalam rumah ibadat di Kapernaum Yesus berkata kepada orang banyak, “Semua yang diberikan Bapa kepada-Ku akan datang kepada-Ku, dan barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan Kubuang. Sebab Aku telah turun dari surga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku.

Dan Inilah kehendak Dia yang telah mengutus Aku, yaitu supaya dari semua yang telah diberikan-Nya kepada-Ku jangan ada yang hilang, tetapi supaya Kubangkitkan pada akhir zaman. Sebab inilah kehendak Bapa-Ku, yaitu supaya setiap orang, yang melihat Anak dan yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal, dan supaya Aku membangkitkannya pada akhir zaman.”

Demikianlah Sabda Tuhan.

Renungan

Tidak ada yang pasti dalam hidup ini selain kematian. Kematian membuat kita terpisah secara fisik dengan orang-orang yang kita cintai. Namun, meskipun terpisah secara fisik, kenangan dan ingatan kita yang tetap mencintainya terhadap pribadinya tidak pernah lenyap. Itulah keabadian. Hal tersebut semakin menguatkan pengalaman rohani kita yang pernah mengalami ditinggalkan oleh kematian anggota keluarga kita; baik anak yang ditinggal mati oleh orang tua, orang tua yang ditinggal mati oleh anak, maupun ditinggal mati oleh saudara-saudari atau orang-orang yang dicintai.

Tidak mudah menghibur dan memahami pengalaman mereka yang harus menerima kematian anak atau saudara-saudari karena ledakan bom, kecelakaan kendaraan, atau karena bencana lainnya. Rasa empati dan kata-kata tidak akan cukup menghibur mereka. Menjadi pendamping dalam situasi ini perlu kesabaran yang luar biasa. Kalau belum pernah mengalami situasi yang mirip, orang cenderung menganggap mudah saja mengatakan kata-kata klise yang tidak dibutuhkan oleh mereka yang berdukacita. Untuk melupakan kesedihan dengan kata-kata yang bermaksud menghibur sering kali malah bisa mengecewakan. Mungkin kita cukup melakukan tindakan sederhana saja untuk mereka. Misalnya, kita bersiaga menyiapkan sapu tangan dan tisu untuk saudara kita yang terus mengalirkan air mata karena kesedihan yang mereka alami, untuk menunjukkan kepedulian dan empati kita kepada mereka yang sedang berdukacita itu.

Dengan iman yang kita hayati, kita meyakini bahwa kematian bukanlah akhir hidup kita. Kematian hanyalah sebuah peralihan dari hidup yang fana menuju hidup abadi bersama Bapa dan para kudus-Nya di surga. Hari ini kita mengenang dan mendoakan mereka yang telah menghadap Allah Sang Pencipta, khususnya orang-orang yang kita kasihi. Bagi kita yang masih hidup di dunia ini, hidup ini merupakan kesempatan untuk mempersiapkan diri untuk memperoleh hidup kekal bersama Bapa dalam Kerajaan Surga. Kita juga diajak untuk mendoakan mereka yang sedang berada di api penyucian agar jiwa mereka dimurnikan dan segera menikmati kebahagiaan kekal bersama Bapa di surga.

Ya Yesus, teguhkan dan kuatkanlah keluarga-keluarga kami dalam menghadapi setiap situasi dukacita karena kehilangan orang-orang yang kami kasihi, amin.

21 Agustus 2025, Bacaan, bacaan kitab suci hari ini, Injil hari ini, katekese, katolik, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, penyejuk iman, refleksi harian, Renungan hari minggu, renungan harian, renungan harian katolik, sabda tuhan, ziarah batin, Renungan Agustus

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2025, Penerbit OBOR