Beranda Jendela Alkitab Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 21 Februari 2024

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Rabu, 21 Februari 2024

20 Februari 2024, Bacaan Injil 20 Februari 2024, Bacaan Injil Harian, Bacaan Kitab Suci, Bacaan Pertama 20 Februari 2024, bait allah, Bait Pengantar Injil, Firman Tuhan, gereja Katolik Indonesia, iman katolik, Injil Katolik, katekese, katolik, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Lawan Covid-19, Mazmur Tanggapan, Mazmur Tanggapan 20 Februari 2024, Penyejuk Iman, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, renungan harian katolik, Renungan Harian Katolik 2024, Renungan Katolik Mingguan, Sabda Tuhan, Ulasan Kitab Suci Harian, Umat Katolik
Ilustrasi: rainbowtoken

Rabu Prapaskah I
Warna Liturgi: Ungu

Bacaan Pertama: Yun 3:1-10

Penduduk Niniwe berbalik dari tingkah lakunya yang jahat.

Tuhan berfirman kepada Yunus, “Bangunlah, dan berangkatlah ke Niniwe, kota besar itu. Sampaikanlah kepadanya seruan yang Kufirmankan kepadamu.” Maka bersiaplah Yunus, lalu pergi ke Niniwe, sesuai dengan firman Allah. Niniwe adalah sebuah kota yang mengagumkan besarnya,
tiga hari perjalanan luasnya. Mulailah Yunus masuk ke dalam kota sehari perjalanan jauhnya, lalu berseru, “Empat puluh hari lagi, maka Niniwe akan ditunggang-balikkan.”

Orang Niniwe percaya kepada Allah, lalu mereka mengumumkan puasa; baik orang dewasa maupun anak-anak, mengenakan kain kabung.
Setelah kabar sampai pada raja kota Niniwe, turunlah raja dari singgasananya; ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung,
lalu duduklah ia di atas abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian, “Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah; serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu, mungkin Allah akan berbalik dan menyesal, serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala itu, sehingga kita tidak binasa.” Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkan-Nya terhadap mereka; dan Ia pun tidak jadi melakukannya.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-4.12-13.18-19 R:19b

Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

  • Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
  • Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku!
  • Tuhan, Engkau tidak berkenan akan kurban sembelihan; dan kalaupun kupersembahkan kurban bakaran, Engkau tidak menyukainya. Persembahan kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.

Bait Pengantar Injil: Yl 2:12-13

Sekarang juga, demikianlah firman Allah, berbaliklah kepada-Ku dengan segenap hatimu, sebab Aku ini pengasih dan penyayang.

Bacaan Injil: Luk 11:29-32

Angkatan ini tidak akan diberi tanda selain tanda Nabi Yunus.

Sekali peristiwa Yesus berbicara kepada orang banyak yang mengerumuni Dia, “Angkatan ini adalah angkatan yang jahat. Mereka menuntut suatu tanda, tetapi mereka tidak akan diberikan tanda selain tanda nabi Yunus. Sebab sebagaimana Yunus menjadi tanda untuk orang-orang Niniwe, demikian pulalah Anak Manusia akan menjadi tanda bagi angkatan ini. Pada waktu penghakiman ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan akan menghukum mereka: Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo,
dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Salomo! Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini
dan mereka akan menghukumnya. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat waktu mereka mendengarkan pemberitaan Yunus, dan sungguh, yang ada di sini lebih daripada Yunus!”

Demikianlah sabda Tuhan.

Renungan

Orang-orang yang sedang berada bersama Yesus menyaksikan sosok-Nya yang berkuasa dan berwibawa dalam segala hal, melebihi siapa pun. Mereka menyaksikan Yesus melakukan tanda-tanda heran dan mengajar dengan kuasa dan wibawa. Anehnya, orang-orang ini masih meminta tanda yang dapat membuktikan asal kuasa dan wibawa yang dimiliki-Nya. Yesus lalu mengatakan bahwa mereka yang meminta tanda termasuk angkatan yang jahat dan bahwa tidak ada tanda lain yang diberikan selain tanda Nabi Yunus.

Mengapa tanda Nabi Yunus? Yunus yang diutus Tuhan menunjukkan ketidakpatuhannya kepada Tuhan sehingga ia masuk ke dalam perut ikan selama tiga hari dan tiga malam. Yunus lalu berubah dan siap untuk mewartakan pertobatan di Kota Niniwe. Ia tiba di Kota Niniwe dan sambil berjalan di dalam kota itu ia menyerukan agar semua orang bertobat. Ia berkata, ”Empat puluh hari lagi Niniwe akan dijungkirbalikkan” (Yun. 3:4). Pewartaan Nabi Yunus ini menggugah semua penghuni kota itu. Tanggapan pertobatan pun datang dari sang raja. Sang raja sendiri turun dari singgasana, menanggalkan jubahnya, menyelubungi dirinya dengan kain kabung, lalu duduk di abu (Yun. 3:6). Lalu, raja menyerukan pertobatan kepada seluruh Niniwe dengan berkata, ”Manusia dan ternak, lembu dan kambing domba, tidak boleh makan apa-apa; tidak boleh makan rumput atau minum air. Semuanya, manusia dan ternak harus berselubungkan kain kabung dan berseru sekuat-kuatnya kepada Allah. Masing-masing harus berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya. Siapa tahu Allah akan berbalik dan menyesal serta berpaling dari murka-Nya yang bernyala-nyala, sehingga kita tidak binasa” (Yun. 3:7–9).

Sosok Yesus menjadi pemenang dalam kisah ini. Pertama, Yesus itu lebih daripada Salomo dan Yunus. Kedua, Tuhan menyesal atas segala rancangan-Nya bagi Kota Niniwe karena mereka bertobat. Maka, bagi kita, masa Prapaskah bukan merupakan kesempatan untuk meminta tanda, melainkan untuk menyerukan pertobatan bagi diri sendiri dan sesama.

Tuhan, mampukanlah kami menjadi pewarta pertobatan bagi sesama kami. Amin.

Bacaan, Bacaan Kitab Suci, bait allah, Firman Tuhan, iman, Kitab Suci, Komsos KWI, Konferensi Waligereja Indonesia, KWI, Yesus Juruselamat, penyejuk iman, Ziarah Batin 2024, OBOR, Obormedia, Toko Rohani OBOR, Pewarta Iman, Katekese, Katolik, Iman Katolik, Paus Fransiskus, ensiklik Laudato Si, renungan harian, Bacaan, Mazmur Tanggapan, Perjanjian Baru, Perjanjian Lama, pewartaan, Umat Katolik

Sumber: Renungan Ziarah Batin 2024, Penerbit OBOR