Beranda Jendela Alkitab Harian Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Sabtu, 13 Juli 2019

Bacaan, Mazmur Tanggapan dan Renungan Harian Katolik: Sabtu, 13 Juli 2019

Sumber: http://www.ekklesiaweb.net

Bacaan Pertama Kej 49:29-32;50:15-24

Waktu akan meninggal Yakub berpesan kepada anak-anaknya, “Apabila aku nanti dikumpulkan kepada kaum leluhurku, kuburkanlah aku di sisi nenek moyangku dalam gua yang di ladang Efron, orang Het itu, dalam gua yang di ladang Makhpela di sebelah timur Mamre di tanah Kanaan, yaitu ladang yang telah dibeli Abraham dari Efron, orang Het itu, untuk menjadi kuburan milik keluarga. Di situlah dikuburkan Abraham beserta Sara, isterinya; di situlah pula dikuburkan Ishak beserta Ribka, isterinya, dan di situlah juga kukuburkan Lea. Ladang dengan gua di sana telah dibeli dari orang Het.” Ketika saudara-saudara Yusuf melihat, bahwa ayah mereka telah mati, berkatalah mereka, “Boleh jadi Yusuf akan mendendam kita dan membalaskan kita sepenuhnya, atas segala kejahatan yang telah kita lakukan terhadapnya.” Sebab itu mereka menyuruh menyampaikan pesan ini kepada Yusuf, “Sebelum ayahmu meninggal, ia telah berpesan, ‘Beginilah hendaknya kalian katakan kepada Yusuf, Ampunilah kiranya kesalahan saudara-saudaramu dan dosa mereka, sebab mereka telah berbuat jahat kepadamu. Maka sekarang ampunilah kiranya kesalahan yang dibuat hamba-hamba Allah ayahmu’.” Ketika permintaan disampaikan kepadanya, menangislah Yusuf. Saudara-saudara Yusuf pun datang sendiri-sendiri dan sujud di depannya serta berkata, “Kami datang untuk menjadi budakmu.” Tetapi Yusuf berkata, “Janganlah takut, sebab aku bukan pengganti Allah. Memang kalian telah membuat rencana yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mengubahnya menjadi kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar. Maka janganlah takut. Aku akan menanggung makanmu dan juga makanan anak-anakmu.” Demikianlah Yusuf menghiburkan saudara saudaranya dan menenangkan hati mereka dengan perkataannya. Yusuf tetap tinggal di Mesir beserta kaum keluarganya. Ia hidup seratus sepuluh tahun. Jadi Yusuf sempat melihat anak cucu Efraim sampai keturunan yang ketiga; juga anak-anak Makhir, anak Manasye, lahir di pangkuan Yusuf. Waktu akan meninggal, berkatalah Yusuf kepada saudara-saudaranya, “Tidak lama lagi aku akan mati; tentu Allah akan memperhatikan kalian dan membawa kalian keluar dari negeri ini, ke negeri yang telah dijanjikan-Nya dengan sumpah kepada Abraham, Ishak dan Yakub.” Lalu Yusuf menyuruh anak-anak Israel bersumpah, katanya, “Tentu Allah akan memperhatikan kalian. Pada waktu itu kalian harus membawa tulang-tulangku dari sini.” Kemudian Yusuf meninggal dunia.

Demikianlah sabda Tuhan.

Mazmur Tanggapan Mzm 105:1-2.3-4.6-7;R:Mzm 69:33

Hai orang-orang yang rendah hati, carilah Allah, maka hatimu akan hidup kembali.

  • Bersyukurlah kepada Tuhan, serukanlah nama-Nya, maklumkanlah perbuatan-Nya di antara bangsa-bangsa. Bernyanyilah bagi Tuhan, bermazmurlah bagi-Nya, percakapkanlah segala perbuatan-Nya yang ajaib!
  • Bermegahlah dalam nama-Nya yang kudus, biarlah bersukahati orang-orang yang mencari Tuhan. Carilah Tuhan dan kekuatan-Nya, carilah selalu wajah-Nya.
  • Hai anak cucu Abraham, hamba-Nya, hai anak-anak Yakub, pilihan-Nya! Dialah Tuhan Allah kita, ketetapan-Nya berlaku di seluruh bumi.

 

Bait Pengantar Injil 1Ptr 4:14

Berbahagialah kalian, kalau dicaci maki demi Yesus Kristus, sebab Roh Allah ada padamu.

Bacaan Injil Mat  10:24-33

Pada waktu itu Yesus bersabda kepada kedua-belas murid-Nya, “Seorang murid tidak melebihi gurunya, dan seorang hamba tidak melebihi tuannya. Cukuplah bagi seorang murid, jika ia menjadi sama seperti gurunya, dan bagi seorang hamba, jika ia menjadi sama seperti tuannya. Jika tuan rumah disebut Beelzebul, apalagi seisi rumahnya. Jadi janganlah kalian takut terhadap mereka yang memusuhimu, karena tiada sesuatu pun yang tertutup yang takkan dibuka, dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi yang takkan diketahui. Apa yang Kukatakan kepadamu dalam gelap, katakanlah dalam terang. Dan apa yang dibisikkan ke telingamu, beritakanlah dari atas atap rumah. Dan janganlah kalian takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi yang tidak berkuasa membunuh jiwa. Tetapi takutilah Dia yang berkuasa membinasakan baik jiwa maupun tubuh di dalam neraka. Bukankah burung pipit dijual seduit dua ekor? Namun tak seekor pun akan jatuh tanpa kehendak Bapamu. Dan kalian, rambut kepalamu pun semuanya telah terhitung. Sebab itu janganlah kalian takut, karena kalian lebih berharga dari pada banyak burung pipit. Barangsiapa mengakui Aku di depan manusia, dia akan Kuakui juga di depan Bapa-Ku yang di surga. Tetapi barangsiapa menyangkal Aku di depan manusia, dia akan Kusangkal di hadapan Bapa-Ku yang di surga.”

Demikianlah Injil Tuhan.

Renungan

Pesan Injil hari ini tampak sangat menghibur karena menceritakan bahwa Yesus mempersiapkan kita untuk hidup sebagai murid-murid-Nya. Kita tidak memiliki alasan untuk merasa takut, juga kepada mereka yang tidak mau menerima pesan kasih-Nya. Panggilan Yesus memuat pesan sederhana, yakni kesediaan untuk mewartakan Kasih yang telah kita terima, untuk kemudian dibagikan kepada orang lain tanpa rasa takut. Kita hanya boleh takut pada Siapa yang berkuasa membunuh jiwa, bukan pada apa atau siapa yang dapat membunuh tubuh.

Yesus tahu bahwa ketakutan dapat menghalangi kita menjadi murid-Nya yang sejati. Rasa takut membuat kita merasa kecil. Ketakutan membuat kita enggan untuk mencintai dan memaafkan orang lain. Rasa takut pula yang membuat kita tak mau membuka diri terhadap kasih dan karunia yang datang dari Allah melalui sesama. Karena itu, Yesus ingin membebaskan kita dari rasa takut dengan menyatakan bahwa kita sangat berharga. “Bukankah burung pipit dijual dua ekor seduit? Namun seekor pun dari padanya tidak akan jatuh ke bumi di luar kehendak Bapamu” (Mat. 10-29). Jika Tuhan memelihara burung pipit yang murah itu, apalagi dengan anak-anak-Nya yang jauh lebih berharga dari burung. Yesus ingin menunjukkan betapa istimewa, penting dan berharganya kita di mata Bapa. Karena itu, kita tak memiliki alasan untuk merasa takut jika kita sungguh-sungguh percaya kepada Bapa.

Semoga kesadaran ini memampukan kita untuk-dengan berani-mewartakan dengan lantang kabar sukacita keselamatan bagi semua orang. “Setiap orang yang mengakui Aku di depan manusia, Aku juga akan mengakuinya di depan Bapa-Ku yang di sorga” (Mat. 10:32)

Ya Tuhan, tambahkanlah keberanianku untuk mewartakan kabar sukacita keselamatan bagi semua manusia di mana pun aku berada, dengan kata-kata dan perbuatanku yang kusampaikan dengan penuh kasih dan damai. Amin.

Sumber renungan: Ziarah Batin 2019, OBOR Indonesia