Beranda KOMSOS KWI PEKAN KOMSOS Bisakah Internet Memberi Kesaksian?

Bisakah Internet Memberi Kesaksian?

Dr. Norbertus Jegalus/ Foto : Pius Kaju

KALAU pewartaan dan kesaksian berkaitan erat seperti dikatakan oleh Paus Paulus VI itu, apakah sarana-sarana komunikasi sosial dapat digunakan dalam pewartaan? Apakah radio, televisi, surat kabar, majalah, buku, internet, dan film, bisa memberikan kesaksian?

“Betul bahwa semua sarana itu dapat menyampaikan pesan kepada penerima, tetapi apakah mereka sebagai alat bisa memberikan kesaksian seperti dituntut oleh evangelisasi itu? Jawaban kita, meski sarana-sarana itu tidak memberikan kesaksian namun mereka sebagai alat dapat “berperan” dalam mewartakan dan sekaligus memberikan kesaksian kepada manusia,” ujar Dr. Norbertus Jegalus, dosen filsafat Fakultas Filsafat Agama di Seminari Tinggi St. Michael, Penfui-Kupang pada Pekan Komuniasi Sosial Sedunia  ke-48 di Aula Seruni Weetebula, Sumba Barat Daya, Sabtu (31/5/2014).

Dalam konteks ini, evangelisator (pewarta Injil) adalah causa principalis dan sarana komunikasi sosial adalah causa instrumentalis. Disebut causa principalis karena dia adalah sebab yang mengakibatkan sesuatu. Ia menghasilkan sesuatu dengan dayanya sendiri. Sedangkan causa instrumentalis juga disebut sebab tetapi tidak dengan sendirinya mengakibatkan sesuatu.

Suatu alat tidak mempunyai daya untuk memproduksi hasil dengan sendirinya. Kegiatan suatu media sebagai causa instrumentalis bergantung pada pengaruh sepenuhnya dari apa yang dia terima dari causa principalis, yakni para pekerja media.

Meski benar bahwa suatu alat tidak bergiat dari dirinya sendiri, namun tidak benar bahwa alat itu tidak berbuat atau tidak menyebabkan apa-apa. Bagaimana pun alat itu ikut menentukan atau mengakibatkan sesuatu.

Jadi, alat sebagai alat mempunyai kausalitas yang khas bagi mereka. Kausalitas dari alat terletak pada fakta bahwa suatu alat memodifikasi atau menspesifikasi suatu akibat. Suatu akibat bergantung secara riil dari jenis alat yang digunakan, meskipun kegiatannya bergantung penuh pada causa principalis. Jadi, kesempurnaan suatu alat bersifat relatif, karena bagaimanapun kausalitas dari alat itu bergantung dari maksud untuk apa ia dipakai, tergantung pada penyebab utama.

“Berdasarkan distingsi antara causa principalis (penyebab utama) dan causa instrumentalis (penyebab alat) ini, kita dapat menjawab pertanyaan yang sudah disebut bahwa pewartaan Injil tetap berada di tangan sang pelaku atau pekerja media, hanya bagaimana pewartaan Injil itu disampaikan kepada penerima di situlah peran media sebagai causa instrumentalis,” ujar Norbertus.

Jadi, keterlibatan atau kausalitas dari radio, televisi, surat kabar, majalah, dan internet, dalam pewartaan, semuanya bergantung pada untuk apa mereka dipakai oleh pelaku media. Dan bagi media Katolik, sarana komunikasi sosial itu dipakai untuk, dalam arti luas, “mewartakan” Injil. Karena bagaimanapun, dalam arti tegas, mewartakan Injil tetap dilakukan oleh manusia.

Keterangan Foto: Dr. Norbertus Jegalus (Komsos KWI/Pius Kaju)