Home KOMSOS KWI PEKAN KOMSOS Pintar tanpa Kemahiran Komunikasi adalah Sia-sia

Pintar tanpa Kemahiran Komunikasi adalah Sia-sia

SEGALA sesuatu yang kita lakukan adalah komunikasi. Demikian kata pembuka Errol Jonathans mengawali presentasinya dalam rangkaian seminar dalam Pekan Komunikasi Sedunia ke-48 yang dipusatkan di Keuskupan Weetebula, Sumba, Jumat siang tanggal 30 Mei 2014.

Kepada para peserta yang hadir, pastor, suster, dan awam, dipaparkan Errol tentang seluk beluk presentasi.

Errol mengawali karirnya di dunia media massa sebagai wartawan Pos Kota, sebelum akhirnya terjun dalam dunia jaringan radio di Surabaya sampai sekarang ini. Ia memaparkan, sebagai pelayan Tuhan, para pastor, suster, dan pemuka umat diharapkan punya kemampuan presentasi yang andal. Hal-hal yang diharapkan umat antara lain suara yang berbobot, ekspresi bicara menarik, komunikatif, mudah dipahami, melibatkan umat, dan pesan diharapkan jelas tertangkap oleh umat.

Kesulitan komunikasi
Nah, kesulitan komunikasi terjadi ketika pesan yang diterima bukan pesan yang diharapkan untuk diterima. Karena komunikasi merupakan hal dua arah – memberi dan menerima. Presenter perlu memperhatikan banyak hal antara lain kemasan pesan tersebut.

Menurut suatu hasil riset ilmiah, empat aspek yang diperhatikan oleh peserta dengan prosentasenya adalah visual (40%), verbal (7%), non verbal (15%), vokal (38%). Visual merupakan penampilan presenter yang langsung mempengaruhi persepsi peserta sebesar 40%. Maka konsep bahasa tubuh sangat penting diperhatikan. Errol memberikan formula yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan visual yang tepat yaitu So Clear. Ini merupakan singkatan dari Sit & stand, Open, Concentrate, Lean, Eye contact, dan Ritme.

12 tantangan presentasi
Errol mengungkapkan 12 tantangan utama yang dihadapi seorang presenter dalam menjalankan misinya. Mulai dari kesan pertama yang tidak menarik, tujuan presentasi tidak jelas, kering dan membosankan, posisi statis dan membeku, lemah kontak mata, miskin ekspresi wajah, tanpa humor, tanpa persiapan (psikologis), tidak melibatkan peserta, antusiasme rendah, gagap alat bantu, sampai mengabaikan kekuatan menutup.

Sukses dengan 3E
Untuk membuat suatu presentasi yang sukses, Errol memberikan kiat 3E yaitu to educate, pendengar perlu belajar sesuatu dari presentasi tersebut. Kedua, to entertain, pendengar harus merasa senang atas presentasi tersebut. Ketiga, to explain, pendengar mengerti pesan apa yang ingin disampaikan. Menjadi seorang presenter yang andal berarti perlu mahir memadukan logika (logos) dan emosi (pathos).

Komunikasi dan presentasi pada akhirnya akan menghasilkan persepsi positif atau pun negatif.

Para peserta sebagian besar merupakan imam, suster, dan beberapa wakil umat tampak antusias mengikuti seminar tersebut. Latihan senam olah vokal yang diajarkan diikuti dengan semangat. Pertanyaan-pertanyaan banyak terlontar menunjukkan keseriusan para peserta terhadap topik berguna tersebut.

Errol juga memutarkan film contoh pidato dan meminta para peserta melakukan analisis terhadap pidato tersebut, termasuk juga diputarkan suara pidato Bung Karno yang terkenal sebagai orator ulung.

Keterangan foto: Errol Jonathans (Sesawi.Net/Abdi Susanto)