SEKALIPUN ditinggal pergi oleh para pengungsi Vietnam tahun 1997 lalu, Gereja Santa Maria Imakulata ((Nhà Thờ Đức Mẹ Vô Nhiễm) tak pernah sepi pengunjung. Gereja dengan dinding kayu dan dicat putih itu menjadi pusat spiritual bagi ratusan ribu pengungsi Vietnam, tempat mereka mengambil kekuatan rohani di tengah gejolak dan ketidakpastian hidup mereka.
Kini gereja Santa Maria Imakulata Galang menjadi saksi sejarah, betapa iman para pengungsi tak pernah luntur. Daya iman inilah yang selalu menarik begitu banyak orang untuk berkunjung ke Galang. Begitu juga, ketika tim Komsos KWI berkunjung ke sana pada Sabtu (23/3/) lalu. Sejumlah kelompok peziarah sedang berada di lokasi Gereja ini.
Foto-foto berikut ini saya ambil ketika berkunjung ke Galang bersama tim Komsos KWI, para ketua dan utusan Komsos Regio Sumatera serta Panitia Lokal Workshop audio visual di Batam:
FOTO 1: Gapura menuju Gereja Maria Imakulata Galang. Di gerbang ini terdapat tulisan dalam bahasa Vietnam dan bahasa Inggris yang jika diartikan sama dengan Gereja Maria Imakulata.
FOTO 2: Tangga, pintu masuk dan menara Gereja Santa Maria Imakulata Galang. Tampak cat pada dinding gereja mulai pudar, sementara pada titik tertentu plafon atap pun terlepas. Terdapat pula Patung Bunda Maria yang ditempatkan di tengah menara gereja.
FOTO 3: Patung Bunda Maria yang dibawa para pengungsi dari Vietnam dan kini ditahtakan di salah satu bukit di Pulau Galang.
Membantu para Waligereja mewujudkan masyarakat Indonesia yang beriman, menghayati nilai-nilai universal, serta mampu menggunakan media komunikasi secara bertanggung jawab demi terciptanya persaudaraan sejati dan kemajuan bersama.
