Beranda SEPUTAR VATIKAN Urbi Membaca Kitab Suci berarti Mewartakan

Membaca Kitab Suci berarti Mewartakan

DALAM rangka mengisi,memaknai dan memeriahkan bulan Kitab suci Nasional (BKSN)tahun 2015 Paroki Katedral Atambua menyelenggarakan lomba baca kitab suci antar Lingkungan kategori orang Dewasa, kategori pelajar tingkat SMA,SMP dan kategori anak-anak tingkat sekolah dasar se-wilayah paroki katedral Atambua.

Pastor rekan paroki katedral Atambua Romo Kristianus Fallo,Pr saat menutup kegiaatan di lantai II Balai Nazaret  tanggal 25 September 2015 mengatakan  mengenal Yesus Kristus berarti membaca kitab suci karena sabda adalah perkataan suci yang bergema di dalam hidup dan sabda juga memberi penghiburan, kekuatan dan pengharapan.

Perlombaan ini untuk melatih umat secara baik dan benar karena membaca kitab suci mewartakan sabda Tuhan, menghayati dan mengamalkan dalam hidup setiap hari. Tidak semua orang membaca dengan baik oleh karena itu dengan adanya momen ini, kita belajar untuk membaca kitab suci karena apa yang kita baca membuat orang mengerti karena ini merupakan pewartaan sabda Tuhan di dalam diri dan kehidupan sesama serta merupakan kesaksian dalam hidup kita.

Bukan juaranya yang di utamakan tetapi yang sudah baik dan belum baik membaca saling belajar dari kelebihan dan kekurangan orang lain kata Romo Kris.

Di sela-sela perlombaan Suster Fero FADM sebagai Tim juri mengatakan kritaria yang di lombakan adalah kerapihan busana,cara membawakan kitab suci, pandangan, tanda baca, artikulasi, intonasi, penggalan kalimat dan penghayatan. Lebih lanjut pimpinan para suster FADM ini menegaskan  peserta lomba merupakan calon-calon pewarta sabda Allah serta menjadi pembaca lektor yang baik dan bagi yang juara akan di umumkan pada hari minggu dalam perayaan ekaristi tanggal 4 Oktober 2015 sekaligus menerima hadiah dari panitia pelaksana  tandasnya.

Para juri Lomba Kitab Suci di Paroki Katedral, Keuskupan Atambua
Para juri Lomba Kitab Suci di Paroki Katedral, Keuskupan Atambua

Usai perlombaan Sipri Dion salah seorang peserta lomba mengatakan perlombaan ini  untuk melatih diri membaca secara baik kitab suci dan membangun persaudaraan, kebersamaan dalam paroki kita. Oleh karena itu sebagai  orang katolik wajib ikut perlombaan baik dari Lingkungan, dari pelajar SMA/SMP dan anak-anak Sekolah Dasar.

Saya sangat kecewa kalau dari Lingkungan dan sekolah-sekolah tidak terlibat aktif ikut perlombaan ini karena keaktifan umat sangat mendukung kegiatan pastoral  ungkapnya polos.

Simprosius Leki Dasi (Komsos Keuskupan Atambua)