Home BERITA Perempuan dan Laki-laki Dalam Gerakan Merawat Bumi

Perempuan dan Laki-laki Dalam Gerakan Merawat Bumi

Rapat Pleno SGPP KWI / dok: UPPKomunikasi KAS

MIRIFICA.NET – Memasuki rapat pleno Sekretariat Gender dan Pemberdayaan Perempuan (SGPP) KWI tahun 2022 hari kedua, Selasa (06/07), para peserta diajak untuk berdiskusi dalam kelompok regio. Simpul-simpul yang dihasilkan dalam diskusi kelompok itu dipresentasikan di depan peserta rapat untuk memperkaya pengalaman satu sama lain.

Acara lain yang menarik perhatian adalah outing. Dalam kegiatan ini, para peserta rapat diajak berkunjung ke kompleks Berkah Bumi Blembem. Komplek Berkah Bumi Blembem adalah salah satu karya pastoral Suster-suster CB dalam upaya menjaga lingkungan hidup dan sekaligus melestarikan keutuhan ciptaan. Karya pastoral ini merupakan implementasi dokumen Laudato Si. Kompleks ini terletak di Paroki Pakem, Yogyakarta.

“Kita ingin mengajak peserta rapat pleno untuk mengenal lingkungan dan bagaimana memberdayakan perempuan untuk ikut terlibat dalam pemberdayaan ekonomi. Selain itu, usaha-usaha semacam ini bisa menjadi sarana pewartaan: memanfaatkan kekayaan alam untuk menjaga keberlangsungan hidup keluarga,” demikian tegas Thomas Supriyadi, sakah satu pengurus SGPP KWI.

Sr. Marisa CB memberi penjelasan kepada para peserta / dok: UPPKomunikasi KAS

Membicarakan gender dan pemberdayaan perempuan bukan hanya bicara mengenai kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Berbicara tentang gender bisa dihubungkan dengan lingkungan hidup.

Sr. Marisa CB dengan tegas mengatakan: “Ketika alam rusak, maka perempuan dan anak-anak yang akan mengalami penderitaan. Untuk itu, tempat ini ingin memberi inspirasi dan bukti nyata. Kita mengajak perempuan untuk berdaya. Inilah yang kita buat di Berkah Bumi Blembem ini. Di tempat ini perempuan harus tampil menjadi sosok ibu yang memelihara keluarga”. Sr. Marisa adalah Penanggung jawab karya Berkah Bumi Blembem.

Selama mengikuti penjelasan dan sekaligus pembelajaran, para peserta rapat pleno dibagi dalam 3 kelompok: eco-enzim, pastoral totok wajah, tanaman healing. Di kelompok eco-enzim, para peserta diberi penjelasan tentang manfaat ecoenzim dan sekaligus pelatihan pembuatannya. Di kelompok pastoral totok wajah, para peserta diajak untuk berlatih gaya hidup sehat. Sementara itu, di kelompok tanaman healing, para peserta rapat diajak untuk belajar mengenali tanaman-tanaman yang ada disekitar namun memiliki manfaat luar biasa untuk hidup manusia. Para kelompok ini, para peserta diajak berkeliling untuk melihat bagaimana tempat ini mampu mengubah sesuatu yang biasa menjadi sesuatu lain yang bermanfaat bagi hidup manusia.

Praktek langsung membuat EcoEnzim/dok: UPPKomunikasi KAS

Sebagai karya pastoral yang lahir dari dokumen Laudato Si, Berkah Bumi Blembem merupakan karya alternatif untuk pemberdayaan dan penyebarluasan spiritualitas KPKC. “Di tempat ini, lahan pertanian dikelola secara holistik. Pengelolaan pertanian holistik meliputi 4 aspek: sosial, ekonomi, budaya, dan ekologi”, demikian penjelasan Sr. Marisa CB.

Dengan pertanian holistik ini muncul harapan akan pengelolaan pertanian yang ramah. Ini artinya, ada kehidupan. Rusaknya pertanian akan menghancurkan kehidupan manusia. Terawatnya lingkungan akan berdampak pada keberlangsungan hidup manusia itu sendiri. “Kami bersama masyarakat mencoba merintis usaha pertanian organik di tempat ini. Termasuk didalamnya, kami menggerakkan orang muda untuk mau hidup dan menghidupi pertanian. Kami mengajak orang muda untuk mencintai lingkungan dengan pertanian yang berteknologi”, paparnya lebih lanjut.

Bumi adalah ibu kehidupan yang butuh dirawat dengan penuh cinta. Perempuan dan laki-laki harus bekerjasama dan saling melengkapi dalam gerakan merawat bumi inilah kesetaraan yang sesungguhnya demi hidup yang sejak awal mula diciptakan baik adanya. ~UPPKomunikasi KAS