Beranda BERITA Profil Seminari Menengah Indonesia Regio Sulawesi-Ambon-Papua: Seminari St. Yoh Maria Vianney Saumlaki...

Profil Seminari Menengah Indonesia Regio Sulawesi-Ambon-Papua: Seminari St. Yoh Maria Vianney Saumlaki Keuskupan Amboina (3)

Seminari Menengah Tingkat Pertama St. Yohanes Maria Vianney Saumlaki Maluku Tenggara/Foto: HIDUP.com

Latar Belakang

PEMILIHAN nama Santo Yohanes Maria Vianney  (YMV) untuk Seminari yang terletak di Jl. Misi/RS Fatima Olilit Baru, Saumlaki, itu dilatari oleh semangat dan keteladanan hidup St. Yohanes Maria Vianney. Kesederhanaan, kerendahan hati, dan semangat juang St. YMV menjadi inspirasi bagi arah dan gerak maju seluruh proses pembinaan dan pendidikan para calon imam. Sekalipun kemampuan intelektualnya disebut-sebut terbatas, namun St. YMV memiliki daya juang untuk membangun hidup jadi lebih bermakna. Ia sungguh meyakini bahwa hidup setiap orang adalah sebuah rahmat.

Dengan menyandarkan hidupnya pada kekuatan Roh Kudus, St. YMV diharapkan mampu menampilkan dirinya sebagai seorang figur rendah hati, mampu melihat jauh ke depan dan memahami aneka kebutuhan serta gejolak rasa setiap orang.

Sejarah dan Perkembangan

Cikal-bakal berdirinya Seminari St. Yohanes Maria Vianey berasal dari sebuah asrama putera. Asrama putera ini dibangun untuk menampung para pelajar yang datang dari jauh guna mengenyam pendidikan di Saumlaki.

Seiring perkembangan dari waktu ke waktu, situasi kehidupan di asrama dinilai sangat membantu para siswa untuk belajar dan dibina secara baik. Para pembina saat itu akhirnya melihat perlunya mendirikan sebuah lembaga pendidikan calon imam. Inilah beni awal lahirnya Seminari St.YMV.

Maka, pada tahun 1964 oleh Pastor Ouden Hoven MSC, Seminari St. Yohanes Maria Vianney resmi dirikan. Seminari St. YMV Saumlaki didirikan untuk jenjang menengah pertama.  Seminari kecil ini menerima siswa dari lulusan sekolah dasar. Ini setara dengan sekolah menengah pertama. Sekalipun telah berdiri Seminari, keberadaan asrama lama masih tetap dipertahankan untuk menampung para pelajar dari kampung dan desa.

BACA JUGA: Profil Seminari Menengah Indonesia Regio Sulawesi-Ambon-Papua (2)

Sejak didirikan pada tahun 1964 hingga tahun 2003, data siswa  yang masuk dan tamat selalu fluktuatif. Termasuk jumlah siswa tertahbis setelah meneruskan pembinaan dan pendidikan di jenjang seminari menengah atas dan seminari menengah tinggi.

Angkatan

Masuk Tamat Jadi Imam

Jadi Uskup

1964

32 31

2

1965

19 15 15

1966

1967

25 24

1968

18 18

1969

30 29

1970

32 32

1971

13 13

1972

20 20

1973

33 33

1974

39 39

1975

37 37

1976

37 36 2

1977

35 33 1

1978

34 34 2

1979

41 41

1980

29 29 4

1981

25 25 1

1982

17 17 2

1983

19 19 2

1984

34 34 4

1985

43 43 1

1986

40 40 5

1987

1988

1989

19 19 1

1990

22 22

1991

21 21

1992

31 31  

1993-1998

1999

26 36

2000

34 18

2001

52 14

2002

44 30

2003 54 49

Data lain dari sekretariat Keuskupan yang dihimpun  tahun  2012  diketahui bahwa Seminari  St.  Yohanes  M. Vianney,  Saumlaki,  MTB,  memiliki  86  siswa.

Prospek Seminari St. Yohanes Maria Vianney

Sejak didirikan pada tahun 1964 lalu hingga kini, Seminari St. YMV terus berbenah. Terdapat beberapa kebutuhan mendesak untuk dibenahi. Pertama, kebutuhan akan tenaga pembina. Diakui bahwa sejak berdiri, persoalan keterbatasan tenaga pembina dan pengajar di Seminari St. YMV menjadi perhatian utama. Data menunjukkan bahwa hanya ada seorang imam yang ditunjuk untuk menjabat sebagai rektor, didampingi oleh satu atau dua frater pastoral. Terkadang, imam yang bersangkutan rangkap jabatan. Hingga pada kenyataannya jabatan yang dipegang imam didelegasikan kepada dua frater pastoral.

Padahal Seminari ini membutuhkan sedikitnya 5 orang imam dengan pembagian tugas tertentu; sebagai rektor, pamong/akademik atau kepala sekolah, pamong disiplin/kepala asrama, ekonom, dan pendamping spiritual siswa.

Kebutuhan mendesak lainnya adalah ketersediaan tenaga pengajar yang berkualitas. Seminari kesulitan mendapat tenaga pengajar berkualitas karena faktor keterbatasan dana bagi gaji guru. Untuk mengatasi hal ini, tenaga guru dari sekolah lain diminta untuk mengajar di Seminari. Saat ini, Seminari juga sedang  mengupayakan kerja sama dengan Pemerintah Daerah untuk menempatkan para guru tetap berstatus pegawai negeri sipil.

Sumber: Buku Profil Seminari Menengah Indonesia Regio Sulawesi-Ambon-Papua Komisi Seminari KWI