Beranda SEPUTAR VATIKAN Urbi Ratu Syeba

Ratu Syeba

“Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama orang dari angkatan ini dan ia akan menghukum mereka. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengarkan hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!” (Luk 11, 31)

DALAM sebuah pendalaman Kitab Suci, seorang bapak bertanya, “Siapa yang dimaksudkan dengan ratu dari Selatan? Apakah ratu ini sama dengan Ratu Pantai Selatan, seperti yang dikenal masyarakat kita, yakni Nyi Roro Kidul?” Masyarakat memang mengenal sosok ini sebagai Penguasa Pantai Samudera Indonesia. Banyak kisah dan cerita menarik dari sosok ini.

Namun demikian ratu dari Selatan yang disebut oleh penginjil Lukas tentu bukan Nyi Roro Kidul. Yang dimaksud ratu dari Selatan atau ratu yang berasal dari ujung bumi tidak lain adalah Ratu Syeba. Dia seorang ratu dari bangsa asing atau bukan bangsa Yahudi. Sekalipun ratu dari bangsa asing, Ratu Syeba berkenan mendengarkan hikmat dari Salomo.

Salomo adalah seorang raja yang dikenal ‘kebijaksanaannya.’ Sikap ini berbeda dengan sikap pemuka-pemuka bangsa Yahudi, yang tidak mau mendengarkan dan memahami pewartaan Yesus Kristus. Sikap Ratu Syeba ini juga dimiliki oleh orang-orang Niniwe. Mereka bersedia mendengarkan pewartaan Nabi Yunus dan bertobat dari dosa-dosa mereka.

Sikap Ratu Syeba dan sikap orang Niniwe inilah yang diharapkan menjadi teladan atau inspirasi bagi para murid, yakni bersedia mendengarkan dan memahami hikmat atau kebijaksanaan serta menghayatinya dalam hidup sehari-hari; juga bersedia untuk bertobat sungguh-sungguh dari segala dosanya.

Masa Prapaskah merupakan kesempatan untuk meninggalkan kedegilan hati, seperti yang dimiliki oleh orang-orang Farisi dan ahli Taurat; untuk mendengarkan kata-kata hikmat dan untuk menghayati hidup secara bijaksana; untuk berpaling lagi kepada Tuhan.

Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ist