Beranda Jendela Alkitab Harian Renungan Harian: Rabu, 21 Januari 2015

Renungan Harian: Rabu, 21 Januari 2015

Ulurkan tanganmu, ilustrasi dari jhon-hidupbaru.blogspot.com

Bacaan I: Ibr.6:10-20, Injil: Mrk.3:1-6

MARKUS 3:1 Kemudian Yesus masuk lagi ke rumah ibadat. Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya.

Markus 3:2 Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.

Markus 3:3 Kata Yesus kepada orang yang mati sebelah tangannya itu: “Mari, berdirilah di tengah!”

Markus 3:4 Kemudian kata-Nya kepada mereka: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja.

Markus 3:5 Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: “Ulurkanlah tanganmu!” Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.

Markus 3:6 Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

Renungan

Ada istilah “ ada harga ada rupa”.  Semakin baik kualitas barang semakin mahal harganya.Sesuatu dikatakan berkualitas bial asli sesuai dengan karakternya.Demikian juga seseorang dikatakan berkualitas kalau setia pada karakternya, asli dan tulus   hatinya tidak bertopeng atau berpura – pura.

Melkisedek, adalah seorang tokoh yang terkenal. Dia adalah raja dan Imam bahkan dikatakan raja kebenaran, dan damai sejahtera.  Dia menjadi tersohor karena hidup dalam keaslian dari. Dikatakan “Ia tidak berbapa, tidak beribu, tidak bersilsilah, harinya tidak berawal dean hidupnya tidak berkesudahan, dank arena ia dijadikan sama dengan Anak Allah, ia tetap menjadi Imam sampai selama – lamanya!” ( Ibr. 7:3 )

Tampil asli, itulah kualitas seseorang. Seorang pertapa bernama Simeon berkata : “ Ketika seorang pertapa melakukan askese dengan serius dan sekuat tenaganya, orang itu hidup tanpa topeng, mampu mengambil jarak terhadap segala sesuatu, berana menyangkal kemauannya sendiri, berdoa senantiasa, menyesali dosa – dosanya, hidup miskin rendah hati ! Orang itu menyejukkan dan ia ‘ tidak malu menjadi Allah seperti Allah tidak malu menjadi manusia !’” Kita akan berkualitas kalau kita menghidupi  karakter asli kita, yaitu karakter Anak Allah.  Kita tidak malu menjadi Allah seperti Allah tidak malu menjadi manusia!.

Tuhan Yesus, berkat kasih dan pengorbanan-Mu aku telah Kauangkat menjadi Anak Allah. Terim kasih! Semoga aku hidup menurut karakter itu ‘.Amin.

 

Teks : Ziarah Batin 2015

Foto: Ulurkan tanganmu, ilustrasi dari jhon-hidupbaru.blogspot.com